10. Makan Malam

273 34 3
                                    

Koreksi jika ada typo!

Happy Reading🌷

"Kak, apa kau sudah siap? Ayo, daddy sudah menunggu di bawah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, apa kau sudah siap? Ayo, daddy sudah menunggu di bawah!"

Clayra mengetuk pintu kamar Ana seraya memanggilnya. Sudah terhitung 3 jam lamanya, Ana bersiap. Namun, gadis itu belum menunjukkan tanda-tanda bahwa acara berdandannya telah selesai.

Beberapa saat kemudian, penantian Clayra pun membuahkan hasil. Pintu kamar Ana mulai terbuka lebar. Setelah itu, netra hijau Clayra dibuat tak berkedip sama sekali. Dia terpaku di tempatnya berdiri. Yang keluar dari dalam kamar barusan bukanlah kakaknya, melainkan seorang tuan putri.

"Apa aku sedang bermimpi sekarang? Kenapa aku tiba-tiba melihat Tuan Putri di mansion ini?" racau Clayra.

Ana yang mendengar itu, sontak memutar bola matanya malas. Hari ini, dia memakai long dress berwarna hitam tanpa lengan yang mencetak tubuh sempurnanya. Dia juga memoles wajahnya dengan dandanan simpel, tapi mampu membuat wajahnya terlihat segar. Perpaduan tersebut membuat Ana jadi terlihat lebih dewasa dan lebih cantik dari biasanya.

"Kau terlalu berlebihan, Clay. Aku hanya berdandan seperti biasanya saja," kilah Ana seraya berjalan menuju lift untuk turun ke bawah.

Namun, Clayra sepertinya kurang setuju dengan pendapat sang kakak. "Tidak, Kak. Kau terlihat berbeda malam ini. Aku yakin, seluruh pengunjung restoran nanti akan terpanah saat melihatmu. Dan siapa tahu ... kau dapat pacar setelah itu," godanya dengan tersenyum jahil.

Ana menepuk pelan lengan adiknya. "Jangan berbicara seperti itu di depan daddy! Bisa-bisa kita akan dikurung dan tidak boleh keluar rumah selama seminggu," timpalnya seraya terkekeh. Lalu, kedua kakak-beradik itu tertawa lepas. Mereka tiba-tiba mengingat momen lucu ketika Calvin mengurung mereka di mansion saat ada acara prom night. Pria itu menyuruh kedua putrinya untuk menghapus makeup dulu sebelum pergi. Namun, Ana dan Clayra tidak mau melakukannya.

Setelah asyik bersenda gurau, lift yang mereka tumpangi akhirnya sampai di lantai bawah. Di sana, Calvin terlihat sudah siap dengan memakai jas formal berwarna hitam, beserta kemeja putih. Mata pria itu kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lift. Dan sesuai dugaan Ana ataupun Clayra, pria paruh baya itu langsung melotot saat melihat kedua putrinya sudah berdandan cantik.

"Apa-apaan ini? Kenapa kalian sampai berdandan secantik ini?" gerutu Calvin.

Sebenarnya, pria itu sangat over protective pada putri-putrinya. Dia takut sekali akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat pergaulan zaman sekarang banyak yang kurang benar. Belum lagi, dirinya juga masih menyimpan sebuah trauma yang mengakibatkan kakaknya dulu meregang nyawa. Itu diakibatkan karena kelalaian kedua orang tua Calvin dalam mengawasi putri sulungnya. Oleh karena itu, dia tak mau hal yang sama terulang kembali.

"Ayolah, Papa! Sekali ini saja, biarkan kami seperti ini. Lagi pula, kau juga ada di sana, 'kan untuk mengawasi kami?" rengek Ana mencoba bernegosiasi. Bahkan, Clayra pun sudah memasang puppy eyes untuk membujuk ayahnya.

Wrong Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang