21. Waktu yang Terbuang

359 40 5
                                    

Koreksi jika ada typo!

Happy Reading🌷

Perjalanan singkat Clayton dan Ana diwarnai dengan kesunyian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perjalanan singkat Clayton dan Ana diwarnai dengan kesunyian. Sebenarnya, pria itu sedari tadi sudah berusaha untuk mengajak adiknya berbincang. Namun, Ana hanya menanggapinya dengan deheman, endikkan bahu, bahkan terkadang tidak menjawab sama sekali. Hal itu membuat suasana hati Clayton jadi memburuk.

Namun, dirinya merasa tertampar secara bersamaan. Sekarang dia akhirnya mengerti perasaan Ana dulu. Wanita itu sering mencari masalah dan banyak tingkah agar diperhatikan olehnya. Sayang, Clayton lebih memilih menjauh dan menyakiti Ana lewat tindakan maupun perkataannya.

Lima menit kemudian, mobil yang mereka tumpangi akhirnya berhenti di depan salah satu kampus ternama di London. Ana buru-buru membenarkan tasnya dan bersiap untuk turun. Tangan lentiknya sudah memegang gagang pintu, tapi benda itu tak mau terbuka. Alhasil, wanita tersebut menolehkan kepalanya ke arah sang kakak. Namun, Clayton malah bergeming sambil menatap lurus ke arah depan.

"Aku mau turun. Buka pintunya," ujar Ana dingin.

"Tunggu 2 menit. Aku ingin berbicara denganmu terlebih dahulu," balas Clayton.

Akhirnya, Ana pun memilih mengalah untuk kali ini. Dia menghempaskan punggungnya ke kursi mobil, lalu bersedekap dada. "Jadi ... apa yang ingin kau bicarakan?"

Clayton mengubah posisi duduknya menghadap ke arah sang adik. Lalu, pria itu menatap Ana dengan intens. Banyak hal yang ingin diutarakannya. Namun, pikirannya tiba-tiba penuh mendadak. Belum lagi, efek pusing karena mabuk kemarin masih sedikit terasa.

"Aku tahu, kau mungkin akan bosan mendengar segala hal yang keluar dari mulutku ini. Sungguh, An ... aku benar-benar tidak sadar kemarin. Aku sangat menyesal atas kejadian yang tragis itu," ungkap Clayton. Ana hanya menanggapi perkataan itu dengan mengerjapkan mata beberapa kali. Rasanya dia ingin menangis sambil memukuli kepala kakaknya sekarang. Namun sial, perasaan bodohnya itu masih begitu mendominasi.

"Lalu, apa yang mau kau lakukan? Apa kau bisa mengembalikan hal berharga milikku itu? Tidak, 'kan? Jadi, percuma saja jika kau menyesal. Itu tak akan ada gunanya!" cecar Ana.

Clayton mendadak terdiam. Wanita itu mengira kalau kakaknya sedang mati kutu. Hal tersebut membuat senyum sinisnya muncul.

"Laporkan aku pada daddy. Aku rela jika diriku harus terhapus dari daftar pemegang kekuasaan perusahaan. Dengan begitu, kita akan impas," putus Clayton yang membuat mulut Ana menganga samar.

Kening wanita itu berkerut dalam. Dia tidak menyangka kalau kakaknya akan bertindak sejauh itu. "Apa kau sudah gila? Untuk apa kau harus melakukan itu?!" sergahnya.

"Aku ingin kau memaafkanku, An. Aku tidak mau sampai kau membenciku selamanya," terang Clayton. Pria itu memilih untuk berkata jujur. Dia tak mau menyembunyikan perasaannya sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wrong Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang