11. Penasaran itu Malapetaka

278 38 2
                                    

Koreksi jika ada typo!

Happy Reading🌷

Satu jam berlalu dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam berlalu dengan cepat. Namun, Ana sudah merasa bosan. Selain itu, dia juga agak takut melihat tamu-tamu yang datang. Jadi, sedari tadi dirinya tak melihat ke arah mana pun selain ke Calvin dan piringnya.

Cath dan Xander juga tidak datang. Arghio bilang kalau mereka berdua sedang pergi ke Amsterdam. Hal itu membuat mood Ana agak turun. Gadis itu sudah lama tak bertemu kakaknya. Akan tetapi, wanita itu selalu sibuk setelah menikah dan belum pernah menemuinya lagi.

"Sepertinya, sebentar lagi akan ada pesta pernikahan yang megah untuk kedua kalinya. Bukan begitu, Calvin?" tanya Arghio dengan nada menggoda. Semua orang di sana pun langsung riuh. Mereka tahu siapa yang dimaksud.

Sementara itu, Darla hanya tersenyum kecil. Kemudian, dia melirik ke arah Clayton yang tak bereaksi apa pun, selain menunjukkan wajah dinginnya. Wanita itu berinisiatif untuk mengajak kekasihnya mengobrol.

"Apa makanannya enak?" tanya Darla basa-basi.

Netra hijau Clayton melirik sekilas ke arah samping, lalu mengalihkannya kembali ke arah depan. "Hm, begitulah," balasnya singkat. Sejujurnya, pria itu tak terlalu menikmati makan malamnya. Sedari tadi, matanya malah sibuk menatap adik tirinya yang terlihat cantik malam ini.

Melihat respons Clayton, Darla memasang muka masam. Namun, wanita cantik berusia 26 tahun itu tak mau kehabisan akal. Dia memotong daging steiknya dan menyuapkannya pada sang kekasih. Awalnya, pria itu ingin sekali menolak. Akan tetapi, Declan tengah mengawasi mereka berdua. Jadi, dia pun merasa tak enak dan menerima suapan dari Darla.

Pemandangan yang romantis itu seketika membuat darah Ana mendidih. Gadis itu dari tadi ingin sekali mencari keberadaan kakaknya dan juga kekasihnya. Sayangnya, dia salah perhitungan dan malah melihat hal yang seharusnya tak dilihat.

"Aduh, kalian romantis sekali! Aku jadi teringat kenangan di mana Declan menyuapiku saat kencan pertama kita," ungkap Adalyn dengan senyum lebar.

"Cinta anak muda memang sedang bersemi pada saat umur 20-30 tahunan. Contohnya, Xander dan Cath. Setiap bulan mereka berangkat bulan madu. Aku yakin setelah pulang nanti, kita akan dapat cucu," timpal Leyna. Seketika semua orang yang ada di ruangan langsung terkekeh dan mendoakan hal itu terjadi.

"Ngomong-ngomong, Nak Ana sedang melakukan aktivitas apa saat ini?" tanya Arghio tiba-tiba.

Ana yang sedari tadi diam saja, langsung tersenyum kikuk dan memandang Arghio. Dia seperti tak siap menghadapi pertanyaan yang akan menghujaninya. "Saat ini saya sedang berkuliah. Lalu, saya juga tengah magang di perusahaan milik Papa," jawabnya.

"Wah, bagus sekali itu. Siapa tahu nanti kau dapat membantu kakakmu atau mendirikan perusahaan sendiri," puji Declan de Montess—ayah darla.

Ana menanggapi hal itu dengan senyum simpul. Sejujurnya, dia adalah orang yang sangat tertutup dan pemalu pada orang baru. Dari tadi, dia membayangkan hal-hal menakutkan yang akan terjadi saat makan malam ini. Namun, ekspektasinya terlalu tinggi. Ternyata, semua orang yang datang sekarang adalah orang yang menyenangkan.

Wrong Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang