16. Pengikut Bayangan

275 39 2
                                    

Koreksi jika ada typo!

Happy Reading🌷

Happy Reading🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa?"

Ana mengerjapkan matanya beberapa kali setelah mendengar pernyataan Clayton. What the ... untuk apa pria itu melarangnya? Perasaan tidak ada aturan yang membahas soal siapa saja yang boleh mengajaknya makan malam.

"Atas dasar apa Kakak melarangku pergi makan malam? Aku hanya makan, Kak, bukan pesta narkoba!" kekeh Ana sambil mencoba melepaskan cekalan tangannya. Namun sayang, Clayton tak menggubris. Dia malah menambah kekuatan cekalannya.

"Aku bilang tidak, ya tidak! Ini perusahaanku ... dan seluruh orang yang ada di sini wajib mematuhi aturanku!" kelit Clayton tak jelas.

Kenapa tingkah Kakak semakin aneh begini, sih? Dia harusnya senang kalau aku menjauh darinya. Apa jangan-jangan ... papa yang menyuruhnya untuk mengekangku karena kejadian tempo hari? Batin Ana mencoba menyimpulkan.

Ana lantas menghela napas gusar. Dia menatap intens sang kakak. Tatapan mereka berdua pun akhirnya bertemu.

"Baiklah, aku tidak akan pergi makan malam bersama yang lainnya. Tapi, izinkan aku untuk mengambil makananku di Sam. Aku merasa tak enak karena dia sudah memesan tadi," putus Ana.

Mendengar itu, cekalan Clayton pun terlepas. Lalu, dia bersedekap dada sambil memberi tatapan menyelidik. "Aku tidak percaya," ucapnya dingin.

Ana mengusap wajahnya kasar. Dia sangat kesal dengan kakaknya sekarang. Entah mengapa, hari ini pria itu sangat menyebalkan di matanya.

"Kalau Kakak tidak percaya, lebih baik kau ikut aku saja untuk mengambilnya," balas Ana frustasi. Tiba-tiba saja, ucapan gila itu terlintas di benaknya. Dia mengira kalau Clayton akan berkata, "Kau kira, kau siapa?" atau "Kau kira aku pengawalmu?". Namun, yang terjadi malah di luar ekspektasinya.

"Baiklah kalau itu maumu," sahut Clayton sambil tersenyum miring.

Mulut Ana menganga samar. Dia tak percaya dengan perkataan yang baru di dengarnya. Dulu saja, jangankan mengantar, Clayton bahkan enggan melihat ataupun berbicara padanya. Tapi, sekarang? Oh, shit! Apa kemarin pria itu habis kejatuhan kotoran burung di kepalanya? Dia jadi orang yang benar-benar berbeda sekarang.

"Kenapa? Apa ada yang salah dari ucapanku?" tanya Clayton yang menarik kesadaran Ana ke permukaan.

Kepala Ana menggeleng kecil sebagai jawaban. Di detik selanjutnya, gadis itu malah menggebrak meja pelan seraya menatap lekat wajah kakaknya.

"Kumohon, Kak. Hentikanlah sandiwaramu ini! Kau membuatku takut. Jawab jujur ... apa papa menyuruhmu untuk mengawasiku?" balas Ana dengan mengajukan pertanyaan juga.

Pertanyaan itu membuat Clayton berpikir keras. Ucapannya benar juga. Kenapa aku jadi begini padanya? Pikirnya. Kemudian, dia pun memejamkan matanya sambil menyenderkan punggungnya ke kursi.

Wrong Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang