17. Pembuat Cemas

280 37 0
                                    

Maaf yaaa, alurnya agak aku cepetin biar nggak terlalu bertele-tele dan numpuk bab jadi banyak😭🙏🏻

Koreksi jika ada typo!

Happy Reading🌷

Tiga hari kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari kemudian...

de La Cour's Mansion, London

Suara denting peralatan makan saling beradu merdu mengiringi keheningan pagi ini. Tak ada pembicaraan di antara Calvin dan kedua putrinya. Mereka bertiga sibuk menyelami pikirannya masing-masing. Ini disebabkan oleh tingkah Clayton yang cukup aneh akhir-akhir ini.

Sudah terhitung 3 hari lamanya, pria itu tidak pulang ke mansion. Dia tak menelepon atau sekadar mengirim pesan pada orang rumah. Sang ayah sudah berusaha menghubunginya berulang kali. Bahkan, dia juga sampai datang ke kantor. Namun, hasilnya nihil. Meski umur Clayton hampir kepala 3, tapi Calvin masih merasa bertanggung jawab atas putra sulungnya itu.

Ana dan Clayra juga merasakan hal serupa, yaitu khawatir pada keadaan kakaknya. Apa lagi, Ana tiba-tiba disuruh libur selama 2 minggu oleh Clayton. Yang pasti, pemberitahuan tersebut tidak disampaikan langsung oleh pria itu, melainkan melalui pihak ketiga—Marquis.

Sebenarnya ... apa yang terjadi dengan kakak? Apakah perubahan sikapnya ini berkaitan dengan kejadian tempo hari, ya? Batin Ana. Dia sampai tidak sadar kalau tangannya sedari tadi hanya mengaduk-aduk supnya.

"Ekhem, berhenti memainkan makananmu seperti itu, Ana! Cepat habiskan!" tegur Calvin. Mendengar itu, Ana pun tersadar dari lamunannya dan segera memakan supnya.

"Oh, ya, Dad, Kak. Aku sepertinya akan menginap di rumah Marley malam ini dan pulang besok. Ada projek akhir yang harus kami selesaikan. Aku lelah jika harus bolak-balik dari sini," pamit Clayra di tengah acara sarapan.

Calvin menghentikan kunyahannya sebentar, lalu menatap putrinya. "Hm, baiklah. Tapi, terus kabari Daddy dan Kak Ana secara berkala. Dan jangan sekali-kali memasukkan laki—"

"Iya, iya, Clayra paham. Lagi pula, untuk apa kami memasukkan anak lelaki? Daddy juga tahu sendiri bagaimana keluarga Marley itu," seloroh Clayra dan memotong ucapan ayahnya.

Calvin lantas menghela napas pelan, sedangkan Ana terkekeh kecil. Pria paruh baya itu tampaknya mulai pasrah jika ucapannya dipotong oleh anak-anaknya. Ya, mau bagaimana lagi, dia selalu membicarakan hal yang sama berulang kali.

"Baiklah, ingat pesan Daddy tadi. Dan Ana, Papa sepertinya juga tidak akan pulang. Ada pertemuan keluarga lagi di Chelsea. Aku sebenarnya malas datang. Tapi, nenek kalian itu benar-benar merepotkan," timpal Calvin.

Mendengar itu, Ana dan Clayra sontak saling berpandangan, tapi tak lama. Clayra lantas memalingkan wajahnya kembali pada Calvin. Gadis itu menyuapkan sebuah brokoli ke mulut terlebih dahulu sebelum membuka suaranya lagi.

Wrong Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang