14. Bekasi hujan

24 2 0
                                    

Copen mengintip keluar jendela. Malam tadi dia kepanasan saat tidur, tapi subuh ini cuaca mendadak berubah drastis. Bahkan temannya sudah ribut di grup whatsapp karna mereka mendadak dingin setelah sholat subuh.

Lelaki itu sebenarnya biasa saja, karna Bandung tempat asalnya kadang lebih dingin dari ini. Tapi rasanya sayang saja karna pemasangan AC baru sehari.

"Mah hujan teu sih?" tanya Copen memasang tali sepatunya di teras rumah.

Perempuan yang sedang mencangkok tanaman itu berbalik menatap Copen, "hujan mereun, bawa tah jas hujan," jawab ibu Copen kemudian.

Copen menurut, dia langsung masuk ke kamar mencari jas hujan. Ia sengaja tidak meletakkannya di dalam bagasi motor karna Bekasi tidak pernah menunjukkan tanda-tanda akan hujan.  Terakhir minggu kemarin, itupun hanya sebentar.

Tak ada langit biru tidak membuat para siswa mogok sekolah, justru pagi ini gerbang sangat ramai dibanding hari sebelumnya. Tapi para manusia yang melewati gerbang sekolah hampir semua menggunakan luaran baju sebagai penghangat badan.

Hawa sungguh berbeda dari hari biasanya. Suhu seperti turun drastis, namun justru membuat para warga Bekasi senang dengan kejadian yang jarang-jarang terjadi ini.

Serra turun dari ojek, ia memeluk dirinya yang sudah terbungkus cardigan biru. Calsey juga baru tiba di sekolah, ia membunyikan klakson begitu melewati Serra.

Banyak siswa yang hampir tiba bersamaan, membuat jalanan masuk ke sekolah itu ramai. Alicia juga baru tiba di sekolah, dia masuk ke gerbang dengan wajah suntuk.

Audryn baru turun dari angkutan umum melihat Alicia berjalan sendiri. Perempuan itu langsung berlari menyusul Alicia lalu merangkulnya.

"Pagi Al!" sapanya dengan nafas yang masih terpatah-patah karna lari.

"Tai!" umpat Alicia kaget ketika seseorang merangkulnya tiba-tiba.

"Lo bisa gak datengnya normal aja?" kesalnya melepaskan rangkulan Audryn.

"Abis gue liat lo jalan sendiri, jadi gue buru-buru nyusul biar lo gak kayak orang ansos," jelas Audryn membuat temannya mendengus.

"Dih ansos apanya, ini gue kesel jangan lo bikin tambah emosi," misuh Alicia memeluk dirinya masih kesal.

Audryn melirik Alicia yang tiba-tiba memeluk dirinya, "lah iya udah sedingin ini lo masih aja emosi."

Alicia mendengus lagi, ia tiba-tiba mengecek kantongnya lalu mengeluarkan ponsel, "liat monyet, tadi jatuh di depan sekolah! sumpah ah bikin badmood banget."

LCD ponsel perempuan itu pecah sampai tidak menunjukkan layar yang jelas lagi.

Tiba-tiba rintik hujan jatuh ketika mereka sedang mengobrol. Walaupun jatuhnya masih sedikit, tapi semua orang langsung berlarian masuk ke dalam sekolah panik. Audryn yang masih mau bertanya tadi juga spontan menjadikan tasnya sebagai payung dadakan.

Beby dengan Annel saling tatap sebentar, mereka berdua baru saja turun dari mobil yang berbeda. Tepat saat itu juga hujan turun. Keduanya panik karna mobil yang mengantar mereka sudah melesat pergi.

"RAMBUT GUE!" teriak Annel ingin menangis saat itu juga. Sama kondisi dengan Beby yang juga teriak sambil berlari menutupi wajahnya dari rintik hujan.

"DIKIRA HARGA CUSHION MURAH ANJING," Umpat Beby kesal masih berlari. Satu tangannya mencoba memasukkan ponsel ke kantong seragam agar tidak basah.

Copen juga baru saja memarkirkan motornya. Baru saja dia jalan lima langkah dari motor, tiba-tiba air menjatuhinya.

Lelaki itu panik, ia putar balik ke motornya mencoba mengeluarkan jas hujan, "Anyink goblog sia hujan beneran."

EipluseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang