29. Para Musisi katanya

18 3 0
                                    

Drama penampilan band ini tak berhenti sampai di situ saja. Bahkan hari-hari latihan pun selalu di isi dengan pertengkaran yang tidak berguna. Di hari pertama latihan pun sudah banyak masalah, mulai dari lokasi hingga masalah internal yang merambat ke para band dadakan itu.

Setelah Aksa dan Copen, terbitlah Alfian yang jadi sasaran empuk temannya. Alfian sampai menyesal mengorbankan diri membantu masalah kemarin. Karena si Montir gagap teknologi, Calsey terpaksa turun tangan menuju lokasi kejadian yang di mana pada akhirnya presentase Alfian mendapat berbagai macam makian menjadi bertambah besar karena kedatangan perempuan itu.

"Udah lah monyet, ngapain marah sih? kayak betina aja lo pake acara ngambek," maki Dean menyenggol pemain bass di sebelahnya. Alfian hanya melirik sinis, ia tak mau bicara dan memilih diam daripada termakan pancingan emosi mereka.

"Gue diem doang," balas Alfian malas.

Akhirnya setelah menghabiskan hampir tiga jam latihan, mereka berkumpul di kamar Azrel. Sebenarnya selain Dean, ada Azrel juga yang malas membawa teman ke rumah. Tentu saja, karena ber-notabene anak kaya raya, lelaki ini punya fasilitas yang berbeda dengan anak pada umumnya. Bisa diliat dari ukuran kamar yang memilki smart tv sendiri hingga PS 5. Sehingga reaksi orang-orang inilah yang menjadi alasan ia malas mendatangkan teman ke rumah.

Hanya saja kekurangan Azrel adalah seringkali bertingkah seolah tak punya uang. Hal ini sering membuat temannya jengkel, seperti saat membeli batagor di depan sekolah waktu itu. Ketika Azrel mendadak tidak ikut jajan dengan yang lain, maka temannya pun bertanya heran.

"Kenapa Jrel? kok tumben gak beli?" tanya Brayden heran melihat Azrel hanya berdiri diam menonton temannya yang sibuk memesan batagor.

"Kaga ada duit," ujarnya sedikit ketus. Semua temannya langsung melirik heran.

"Lah? terus gunanya Alphard sama BMW  di depan halaman rumah lo apa anjing? segala ceban aja lo kaga punya," protes Dean tak terima mendengar Azrel berkata seperti itu.

"Beneran ege gue gak punya duit," sanggah Azrel menghela nafas panjang, "maksudnya gue kaga punya cash sekarang," ucap ia kemudian merogoh saku lalu memperlihatkan isinya yang kosong.

"Monyet lo ngomongnya belagak kayak orang susah, malu kek sama orang yang susah beneran," protes Deren menunjuk-nunjuk Azrel dengan tusukan batagor.

"Apa salahnya gue ngomong kaga punya duit? kan beneran lagi gak punya duit. Kenapa sih dunia sering salah mengartikan sesuatu?" ucap Azrel mulai berbicara dengan bahasa anehnya.

Mulutnya langsung di pukul pelan oleh Niko, "diem anjing, ngomong lagi gue siram lo pake bumbu kacang," gertaknya geli mendengar kalimat berlebihan dari Azrel.

Kembali ke masa sekarang, ke delapannya benar-benar memanfaatkan benda yang ada di ruangan ini. Aksa memainkan PS 5, lelaki itu sibuk berebut dengan Niko. Alfian memilih menonton di smart tv, ia duduk di kasur sembari mencari channel yang menarik ditonton.

Copen memilih menyendiri di balkon kamar Azrel sambil melihat-lihat isi beranda tiktok. Tak lama kemudian fokusnya teralihkan karna suara penjual jilor yang lewat di perumahan itu.

"Lah perumahan elite kek gini ada penjual cilor?" heran Copen melihat Penjual cilor itu memarkirkan motor di jalan perumahan ini.

Ia langsung masuk ke kamar, "ADA PENJUAL CILOR," teriak Copen membuat hampir semua temannya terperanjat kaget.

"Selow bajingan," kaget Alfian, ia terlalu fokus menonton.

"Jrel," panggil Copen memelas. Azrel menoleh sambil menatapnya sini, lelaki ini sudah tau maksud dari panggilan Copen.

EipluseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang