bab 26

2.6K 241 21
                                    

Malam sudah menjemput lisa sedang menikmati makan malamnya di sofa ruang rawat jennie. Sedangkan jennie sedang mengobrol dengan jisoo dan rose, orang tua dan mertuanya baru saja pamit pulang.

"unnie beritamu hilang dalam sekejap tak ada lagi berita tentang kasus itu bahkan beritamu dengan taehyung pun sudah tak ada, saat ini pria itu sedang mempersiapkan wamilnya". Jelas rose.

"benarkah? Tadi pagi lisa meninggalkan ku, mungkin dia yang mengurus semuanya". Jawab jennie.

"jendukie tentu saja lisa, kau pikir siapa lagi yang bisa memerintah media korea yang kejam ini kalau bukan lisa". Seru jisoo.

"nee kau benar jichu, tapi aku selalu di tinggal jika dia memiliki urusannya". Adu jennie manja.

"unnie, lisa hanya meninggalkan sebentar seharusnya unnie bisa menunggu. Ujar rose.

"kau berkata seperti itu karena jisoo selalu di sampingmu sedangkan aku, suamiku hanya ada saat aku ada masalah atau aku sakit saja". Ucap jennie menunduk.

"mereka membicarakan ku, seperti aku tak ada di sini." Batin lisa yang menatap ketiganya yang sedang asik menggosip. Lisa membereskan sisa makanannya karena dia sudah kenyang.

"unnie mian aku tidak tau jika kau merasa sedih, tapi kita tau jika lisa adalah manusia super sibuk." Jelas rose.

Cup

Lisa mencium pipi jennie dan duduk di belakang istrinya. "menceritakan aku eoh." Seru lisa yang meletakkan tangannya di pinggang jennie.

"aku hanya curhat karena kesal" jawab jennie. Lisa hanya mengangguk sebagai jawaban.

"jisoo bawalah rose pulang, ini sudah jam sembilan". Perintah lisa.

Rose ingin protes tapi di tahab oleh jisoo. "ah jendukie kami pamit dulu nee, besok kami akan berangkat ke jeju karena rose ada event disana". Pamit jisoo sambil menjelaskan.

"nee unnie aku pulang nee, maaf tak bisa menemanimu." Seru rose.

"nee tak apa jisoo rose, gomawo sudah melihat keadaanku. Pulanglah, dan hati hati saat pergi besok". Jawab jennie.

"lisa kami pulang". Ucap jisoo dan membawa rose keluar dari ruang rawat jennie.

Lisa turun dari kasur jennie dan membuka lemari mengambil jaketnya, jennie memperhatikan gerak gerik lisa.

"apa dia akan pergi lagi, dan meninggalkan ku, mengapa menyuruh rose dan jisoo pulang jika aku akan di tinggal sendiri lagi". Batin jennie menjerit ingin menangis.

"sayang pakai jaketnya". Ucap lisa lembut.

Jennie bingung, tapi dia menuruti keinginan lisa memakai jaketnya. Setelah memakaikan jaket lisa menurunkan kaki jennie kebawah lalu memasangkan kaos kaki pada jennie.

"pegang infusnya". ucap lisa lalu menggendong jennie bak koala.

Jennie diam tak menanyakan apapun hingga sampai mereka di rooftop rumah sakit yang seperti taman memanh di desain khusus untuk pasien yang bosan di ruanganya.

Lisa mendudukan jennie dengan hati hati lalu mengatur tiang infus jennie baru dia duduk di samping istrinya.

"aku tau J bosan di kamar". Seru lisa dan jennie menatap lisa lalu mengangguk.

Lisa tersenyum kecil lalu mengelus pipi jennie lembut. Lisa turun dan berjongkok di antar dua kaki jennie sambil memegang kedua tangan jennie.

"J mian jika kamu merasa aku tak peduli dan sering meninggalkanmu, kamu tau aku bekerja agar kamu tak kekurangan apapun dan saat kita memiliki anak nanti mereka bisa merasa kehidupan yang layak. Maaf jika aku pergi saat kamu tidur, aku tau aku salah, jujur jika boleh aku bicara aku juga ingin bersamamu menemanimu selalu, tapi pekerjaan ku sangat banyak dan menumpuk. Tapi tenanglah sayang mulai hari ini pekerjaan ku sudah di alihkan pada ten orang kepercayaanku, aku hanya akan datang saat memeriksaan dan rapat penting saja. Aku akan menemani istri kumulai hari ini kemanapun dia mau." Ungkap lisa mencium tangan jennie.

"lili mian jika aku egois dan ingin di mengerti, aku anak tunggal dan merasa bahagia saat menikah denganmu apalagi kamu memanjakan ku dengan begitu baik, mian karena selalu membuat ulah aku hanya ingin kau perhatikan, tapi aku janji tak akan seperti itu lagi". Jawab jennie, lisa tersenyum dan mengangguk.

"boo.. Benarkan boo sudah tak sibuk lagi?" Tanya jennie pelan.

Lisa menghapus air mata di pipi jennie. "aku tak suka melihatmu menangis! Nee sayang.. Boo sudah tidak akan sibuk lagi, mulai sekarang waktu boo akan lebih banyak untuk mu". Ujar lisa.

Cup

"yeeeee.... Gomawo boo" sorak jennie bahagia. Dia mencium pipi lisa dan memeluk leher lisa erat.

Lisa mengelus punggung jennie.
"boo.. J ingin hiatus." Ucap jennie tiba tiba.

"wae sayang? Ada yang menyakitimu?" Tanya lisa bingung.

"anni, jika boo sudah tak sibuk lagi, J ingin kita program hamil" seru jennie yang membuat lisa terkejut. Lisa bangkit dari jongkoknya dan menangkup pipi jennie, lalu mencium seluruh wajah istrinya. "aku senang baby, gomawo. Aku akan memberitahu jisoo untuk mengumumkan hiatusmu." Lisa duduk di kursi dan membawa jennie ke pangkuannya. Jennie duduk miring dan mengalungkan tangannya di leher lisa.

"tapi boo bagaimana dengan brand yang masih memiliki kontrak?" Tanya jennie.

"itu urusan ku, aku sendiri yang akan turun tangan soal itu". jawab lisa dan jennie mengangguk.

Lise tersenyum dan mengelus pipi istrinya lisa mendekati wajahnya pada jennie dan menarik tengkuk jennie untuk bisa mencium bibir mungil istrinya, lisa melumat bibir jennie dengan lembut, jennie juga tak mau kalah dia membalas ciuman suaminya. Mereka saling melumat dan menukar saliva untuk menyalurkan rasa sayang mereka.

Ciuman yang mereka lakukan makin menuntut membuat keduanya bergairah. "ahhhh..." Desah jennie saat lidah lisa masuk dan mengaitkan dengan lidah jennie.

Lisa menghentikan ciumannya dan menyatukan kening mereka sambil memejamkan mata.

Cup

"aku ingin sekali memakan mu tapi aku tak ingin egois baby." Ucap lisa mengecup ujung hidung jennie.

"lakukan boo, jika kamu ingin aku akan melayani mu dengan baik". Jawab jennie.

"anni.. Baby sedang sakit. Jika aku menghajarmu betapa kurang ajarnya aku lebih menuruti nafsu ku di banding kesehatan istriku." Ujar lisa.

Jennie tersenyum. "gomawo boo karena mementingkan ku begitu baik".

"aku mencintaimu sayang, aku mencintai setiap apa yang ada pada dirimu, pada sikapmu, sifatmu, senyummu, marahmu, ngambekmu dan tubuhmu. Aku menikahimu karena ingin menua bersamamu bukan hanya untuk kau memuaskan ku." Ungkap lisa.

"manis sekali manobanku, apakah manusia kaku ini sungguh berubah jadi manusia romantis." Seru jennie.

"karena cinta mengubah cara pandangku". Ujar lisa.

"aku bahagia sekali malam ini, rasanya seperti kita baru di pertemukan dan mengungkap saling cinta itu indah.." Ucap jennie semangat.

Lisa terkekeh. "cepatlah sembuh aku ingin kita honeymoon untuk menghadirkan baby JL Junior.." Seru lisa.

Jennie menatap lisa dia tersenyum menampilkan gummy smilenya. "sungguh aku merasa tubuh ringan sekali, akhirnya aku seperti pasangan yang lain, liburan dan honeymoon bersama pasangannya.. Yeahhhh..." Pekik jennie.

"baiklah nyonya manobanku, kita ke kamar nee, kamu pergi istirahat agar segera sembuh." Lisa bangkit dan menggendong istrinya. Senyuman tak pernah lepas dari bibir jennie merasa bahagia karena akhirnya impian rumah tangganya akan segera terwujud. Selama ini bukan karena pekerjaan yang membuat jennie tak ingin punya anak, tapi dia ingin saat dia memiliki anak lisa sudah tak sibuk lagi. Dia tak ingin anaknya merasakan apa yang dia rasakan. Sungguh dia di manja oleh orang tuanya semua keinginan di penuh tapi ada di mana saat dia membutuhkan orang tuanya tapi mereka sibuk dengan pekerjaan mereka. Jennie hanya ingin anaknya tak merasakan itu.

Senyum di bibirnya tak lepas di bahagia malam ini, cintanya dan lisa menyatu walau karena perjodohan tapi mereka mampu menciptakan rasa untuk saling mencintai. Hidup terkadang rumit tapi jika dilewati dengan suka cita akan terasamu.

End

...............

Di tamatin aja kali ya, karena ceritanya benar benar nggak naik,

Enjoy ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

hidden marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang