Setelah selesai kelas, aisyah langsung pulang ke rumah dan masuk ke kamar untuk segera membersihkan diri dan shalat juhur. Sedangkan gus fatih, ia sholat di masjid pesantren berjamaah dengan yang lain.
15 menit berlalu, aisyah telah selesai dengan shalatnya. Ia menunggu kedatangan gus fathi yang pulang dari masjid sambil murajaah.
Ceklek
"Assalamualaikum"salam gus fathi ketika membuka pintu kamarnya.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, sudah pulang mas?"Tanyanya sambil mencium tangan sang suami dengan takzim.
"Sudah dek."
"Oh iya mas, itu adek sudah siapkan teh hangat sama cemilannya"ujar aisyah.
"Iya makasi dek"jawabnya dan aisyah menganggukan kepalanya.
Gus fathi memakan cemilan yang telah di buat sang istri, lantas ketika sudah selesai. Mereka pun berbincang bincang membicarakan soal pindah rumah.
"Oh iya dek, mas sudah bicara soal pindah rumah. Mereka semua setuju atas keputusan kita"katanya.
"Alhamdulilah, jika mereka setuju mas. Jadi kapan kita akan pindahnya?"Tanyanya
"Nanti kita tanyakan dulu sama abi dan umi, gimana?"Tanyanya balik.
"Boleh mas"jawab aisyah.
Mereka berdua lantas berbincang-bincang kembali membicarakan hubungan mereka kedepannya. Dan ketika sedang membicarakan hal itu, aisyah pun lantas bertanya.
"Mas adek mau bertanya boleh?"Tanya aisyah.
"Boleh dek."
"Hubungan kita kan masih berjalan baru beberapa hari, mungkin di antara kita juga belum ada cinta."
"Kita kan gak tau cinta itu akan tumbuh kapan? Adek sudah memikirkan hal ini, jika mas ingin meminta hak mas se--ba--gai suami. Adek su--dah siap kapan sa--ja"ujar aisyah yang gugup.
Deg
Jantung gus fathi berdebar-debar mendengar perkataan aisyah. Ia sebenarnya sudah mulai mencintai aisyah, dan menerima kehadirannya. Tapi karena gus fathi takut aisyah belum mencintainya, jadi ia masih menyimpan rasa cinta itu seorang diri. Mungkin gus fathi akan menyatakannya nanti, ketika aisyah sudah mencintainya balik.
"Jika memang adek sudah siap dan sudah ikhlas melepaskan hak itu, insyallah mas siap melakukannya. Tapi jika adek terpaksa, lebih baik adek pikirkan terlebih dahulu. Tidak perlu terburu buru dek"jawabnya yang lembut.
"Dan soal cinta, mas juga tidak tau kapan cinta itu akan tumbuh di hati kita. Tapi kewajiban tetaplah kewajiban dek, harus kita laksanakan"tambahnya.
"Iya mas, adek minta maaf karena waktu itu belum bisa menyerahkan hak mas sebagai suami"ujarnya yang menunduk.
"Tidak apa apa, mas paham dan mengerti keadaannya."
"Oh iya adek boleh jujur gak mas?"Tanyanya.
"Boleh."
"Adek sebenernya sud--ah mulai cinta sama mas..."ujarnya yang terbata dan
Deg
Jantung gus fathi kembali berdebar debar mendengarnya.
"Apa kamu yakin?"Tanya gus fathi yang memastikan kembali, dan aisyah menganggukan kepalanya sambil menunduk.
Sedangkan gus fathi hanya diam, ntah ia pun bingung untuk menjawabnya. Aisyah yang melihat gus fathi hanya diam, Ia pun ikut terdiam. Yang akhirnya mereka berdua pun saling diam dan mulai berkecamuk dengan pikirannya masing masing.
Ketika sedang melamun, gus fathi berdehem pelan dan memulai pembicaraannya kembali.
"Apa mas juga boleh jujur"ujarnya sedangkan aisyah hanya menganggukan kepala.
"Mas juga sebenarnya sudah mulai cinta dan menerima kehadiran adek"ujar gus fathi.
Deg
Sekarang giliran jantung aisyah yang bergedup kencang mendengarnya. Aisyah tidak mampu berkata kata, dia hanya diam dan mendengarkan apa yang selanjutnya gus fathi sampaikan.
"Mungkin mas yang lebih dulu mulai mencintai kamu dek, mas tidak tau kapan cinta itu tumbuh di hati mas. Tapi selama mas bersama kamu, mas merasa nyaman berada di dekatmu"ujarnya yang mengeluarkan isi hatinya.
"Karena sekarang kita sudah saling terbuka. Bisa kita mulai, rumah tangga ini dari awal lagi?"Tanyanya sedangkan aisyah malah terdiam.
"Dek"ujarnya sekali lagi yang melihat aisyah malah terdiam.
"Eh, iya mas..."ucapnya gugup
"Gimana mau? Kita mulai dari awal lagi?"ujarnya dan aisyah hanya menganggukan kepalanya.
Setelah itu mereka kembali terdiam dan kembali merasa canggung. Ketika mereka berdua sedang berkecamuk dengan pikirannya masing masing, mereka mendengar suara ketukan pintu yang membuyarkan keterdiaman mereka.
Tok
Tok
Tok
"Bang..."panggil seseorang di luar sana.
"Sebentar"jawabnya.
"Biar mas saja dek yang buka pintunya"ujar gus fathi dan aisyah menganggukan kepalanya canggung.
Gus fathi berjalan mendekat ke pintu dan.
Ceklek
"Kenapa?"Tanya gus fathi.
"Di panggil abi suruh kumpul sama ustadz yang lain di aula"ujar sang adik.
Yang memanggil gus fathi adalah sang adik, Yakni Gus fatih. Gus fatih tadi di suruh sang kakek untuk memberitahu kepada sang abang agar ikut kumpul nanti di aula membicarakan wisuda santriawan dan santriawati nanti.
"Kapan?"Tanyanya lagi.
"Habis ini bang, yang lain sudah kumpul tinggal abang aja yang belum"ujar gus fatih.
"10 menit lagi abang datang"jawabnya dan gus fatih mengiyakan.
Ketika sudah menyampaikan hal itu, gus fatih pun langsung kembali ke aula. Sedangkan sang abang sedang bersiap siap.
"Mau kemana mas?"Tanyanya yang berusaha agar tidak canggung ketika melihat gus fathi mengganti pakaiannya.
"Mas mau rapat di aula dek."
"Rapat?"
"Iya rapat buat nanti wisuda bulan depan."
"Mas mau pake peci?"
"Tidak usah dek gini aja"ujar gus fathi yang memilih membiarkan rambutnya tidak tertutup peci.
"Yasudah mas."
"Mas berangkat dulu"ujarnya.
"Hati hati ya mas"ucap aisyah yang mencium tangan gus fathi
"Asalamualaikum."
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."
Gus fathi berjalan keluar untuk pergi ke aula. Semua orang sudah berkumpul di sana, hanya tinggal Gus Fathi seorang diri yang belum nampak. Sehingga menunggu beberapa menit, Gus Fathi pun sampai dan mereka memulai rapatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah & Ujiannya[End]
Teen Fiction📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Ketika hati ingin hijrah, tetapi keluarga malah menentang. Bagaimana rasanya? Perjalanan hijrah yang Aisyah lewati, banyak melalui rintangan dan ujian. Akankah Aisyah mampu untuk melewati ujiannya? Lantas bagaimana kelanjut...