Bagian 13

356 29 2
                                    

Third Person Pov

Kelima anggota yang hadir di Ruang Rapat itu berantakan. Anak tertua dalam kelompok itu menangis dengan wajah tertutup tangan. Rapper tertua di grup itu hanya berdiri di sana dengan kepala tertunduk. Pemimpin kelompok sibuk menghibur anak tertua di kelompok itu.

Si Bungsu kedua sedang duduk di lantai sambil menangis tersedu-sedu seolah kehilangan bagian berharga dari hatinya. Penyesalan mulai memakannya hidup-hidup dan rasa bersalah menelannya utuh. Saat ini dia sedang mengalami kesakitan karena direnggut dari belahan jiwanya. Dia akan kehilangan sahabatnya. Jiminnya akan diambil darinya. Jiminnya. Jadi dia mulai menangis histeris karena dia tidak bisa menahan rasa sakit karena jauh dari Jiminnya.


"Apakah Jiminnya akan membencinya?"

"Jiminnya pergi jauh darinya"

Dan dia sendirilah alasannya.



Di sisi lain, Maknae termuda di grup itu hanya menatap entah ke mana. Film lengkap selama lima tahun terakhir, mulai terulang kembali di benak Maknae. Dari pertama kali ketika Jimin mulai menghujaninya dengan kasih sayang yang murni hingga terakhir kali dia melihat Jimin menatapnya dengan mata ragu-ragu dan polos, ketika dia meminta Jimin untuk bergabung dengannya di kursi belakang van bersama Taehyung. Dia menutup matanya dengan kesakitan saat dia mengingat saat-saat ketika dia mendorong Jimin menjauh dan mengabaikannya sama sekali. Air mata penyesalan yang panas mulai mengalir dari matanya yang terpejam, saat dia berusaha untuk tidak melakukannya.

*********

Flasback

"Mari kita istirahat 5 menit sebelum memulai pemotretan sesi kedua. Setelah istirahat, Jungkook-shi akan duduk di sisi kanan Jimin-Shi dan kamu, Suga-shi berhenti berbaring di kasur dan duduk dengan benar." Jungkook yang berusia 16 tahun, yang berdiri dekat dengan Tae Hyung-nya, memperhatikan suara fotografer mereka.

Jungkook melihat ke arah fotografer terlebih dahulu lalu dengan ragu-ragu melihat ke arah Jimin. Jimin sedang duduk di kasur bersandar pada jendela di belakangnya, dengan Yoongi di sisi kirinya. Senyuman indahnya terpampang saat ia sibuk menggoda Yoongi hyungnya. Jungkook menghela nafas kecewa yang tidak luput dari perhatian taehyung.

"Apa?" tanya taehyung pada jungkook dengan senyum nakalnya yang membuat jungkook kembali menatap taehyung.

"Tidak ada apa-apa." Tanpa sadar Jungkook balas berbisik, tenggelam dalam tatapan mata indah Taehyung saat senyuman lembut mulai terbentuk di wajahnya sembari menatap senyuman menawan Taehyung. Dia sibuk dengan pikirannya betapa dia menjadi sangat beruntung memiliki orang cantik dalam hidupnya dan dia akan sangat beruntung jika orang cantik ini merasakan hal yang sama seperti yang dia rasakan terhadapnya.

"-Kie.. Jungkookie??.. yah.." Jungkook kembali tersadar saat merasakan tepukan lembut di bahunya.

"Iya Hyung?" Jungkook dengan polosnya mengedipkan matanya ke arah Taehyung.

"Berhentilah bertingkah lucu dan katakan padaku apa yang kamu pikirkan?" taehyung bertanya dengan cibiran lucu.

"Tentangmu hyung" Jungkook berseru.

"Apa?"

"A-aku hanya... aku tidak mau..." ucap Jungkook sambil menunduk.

“Apa? Apa yang tidak ingin kamu lakukan?” Taehyung bertanya dengan bingung.

"Pemotretan ini."

"Kenapa kookie? Apa kamu tidak nyaman? Apakah-"

"Tidak. Hanya saja... hanya saja aku ingin melakukannya bersamamu. Hanya bersamamu." Jawab Jungkook sambil menatap lurus ke mata taehyung yang membuat taehyung semakin bingung.

MENGHARGAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang