Bagian 21

352 32 19
                                    

Guys mau ngingetin, kalo bab ini masih bagian dari Flasback ya...
ada beberapa bab lagi, setelah itu bakal kembali ke masa kini... kalo kalian ttp ga ngerti boleh baca ulang dari bab sebelumnya....dan kalo ga salah...masa Flasback ini dimulai dari bagian 16...

●○●○●○●○●○●○●

"Mianhae Jimin-ah, Mianhae." Namjoon berbisik pelan sambil memeluk Jimin yang tak sadarkan diri dalam pelukannya. Dia membisikkan permintaan maaf yang tak terhitung jumlahnya sambil dengan lembut memohon pada Dongsaengnya yang berharga untuk bangun. Setelah beberapa saat, dia akhirnya melihat wajah Jimin yang tertidur dan hatinya hancur begitu dia dengan hati-hati melihat wajahnya.

Rona merah muda yang tadinya sehat di pipi lembutnya kini hilang, malah ada rona pucat kekuningan di seluruh wajahnya. Bibirnya yang tadinya montok menjadi tidak berwarna dan pecah-pecah. Satu-satunya hal yang membuat Namjoon senang adalah betapa damainya Jimin yang terlihat dalam ketidaksadarannya tetapi bukannya tidak sadarkan diri, Namjoon ingin melihat Dongsaengnya dalam damai tetapi dalam kesadarannya. Dia hanya ingin melihat Jimin kecilnya Bahagia, Sehat dan Riang.

Dia dengan lembut membelai pipi Jimin yang pucat namun lembut sambil tersenyum lembut sambil memuja Dongsaengnya yang berharga.

"Jimin-ah, aku tahu aku meminta terlalu banyak tapi tolong bangun. Aku tahu kau bisa mendengarku karena kau mendengarku setiap kali aku kesakitan atau dalam kesulitan, jadi Jiminie, aku dalam p-pain saat ini. Aku sangat kesakitan hingga terasa sakit di mana-mana, jadi tolong bangun dan redakan rasa sakitku. Aku membutuhkanmu sayang, semua orang membutuhkanmu, Kami tidak dapat bekerja dengan baik tanpamu, Kami membutuhkan k-kau jadi t-tolong kembalilah ke kami. Tolong." Namjoon memohon pada Jimin sambil menangis sekali lagi, kini memeluk Dongsaeng rapuh itu dalam pelukannya dengan wajah terkubur di leher Malaikat kesayangannya.

"Minie, bangun....Kumohon....Kembalilah padaku...Kembalilah pada kami." Namjoon berbisik sambil menutup matanya perlahan untuk merasakan nafas pelan namun menenangkan yang keluar dari Dongsaengnya yang tertidur nyenyak.


Anak tertua kedua dalam kelompok itu menyaksikan seluruh pemandangan yang memilukan itu dengan mata telanjang melalui kaca jendela kecil di pintu. Dia merasa perlu untuk masuk ke dalam dan memeluk kedua Dongsaengnya untuk melindungi mereka dari dunia yang kejam ini. Dia terlalu asyik dengan adegan yang terjadi di depan matanya yang berkaca-kaca sehingga dia gagal menyadari kehadiran Maknae mereka yang ketakutan, yang berdiri tepat di belakang Yoongi namun dengan kepala tertunduk.

"H-Hyung..." bisik Taehyung untuk menarik perhatian rapper tertua itu namun Yoongi tidak merespon, dia hanya menatap kedua Dongsaengnya yang terluka.

"H-Hyung... A-Aku ingin menemuinya, Biarkan aku masuk setelah N-Nam-"

"Dan apa yang membuatmu berpikir aku akan membiarkanmu?" tanya Yoongi masih melihat ke dalam kamar Jimin.

"T-kumohon Hyung, jangan a-lakukan ini. Biarkan aku menemuinya. Itu akan membunuhku. Aku tidak bisa menjauh darinya selama ini. Biarkan aku-"

"Tinggalkan saja kalian berdua. Pulanglah dan lanjutkan urusanmu-""

"Hyung!"

"Tutup mulutmu, Jungkook. Apa kau ingin pukulan kedua dariku sekarang? Karena aku akan dengan senang hati melakukannya."

"Kamu harus mengizinkanku masuk!" Hanya dengan membayangkan akan jauh dari Jodohnya sendiri, kali ini teriakan itu datang langsung dari dalam hati Taehyung.

MENGHARGAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang