Bagian 15

439 35 6
                                    

Third Person Pov

Flasback

"Apa yang terjadi disini? Jimin-ah? Jimin-ah apa yang terjadi? Yoongi hyung, Kenapa jimin gemetar sekali dan kenapa dia tidak menjawabku? Apa dia menangis? Jimin-ah!" tanya taehyung cemas begitu melihat sahabatnya gemetaran dalam pelukan Yoongi. Dia segera berjalan menuju pasangan itu dan berjongkok hingga sejajar, Dia langsung mengulurkan tangannya ke arah sahabatnya dan meletakkannya di punggungnya, membelainya dengan ringan.

"Jimin-ah... Minie... tolong lihat aku. Lihat aku, Tae-Taemu ada di sini! Jimin-ah, tolong..." Taehyung mencoba menarik perhatian Sahabatnya namun gagal. Setelah usahanya yang gagal, dia menghela nafas dan langsung mencengkram erat bahu Jimin dari belakang dan mengguncangnya untuk terakhir kalinya, sebelum meletakkan lengannya di bawah ketiak Jimin dan menariknya dari pelukan Yoongi ke pelukan hangatnya. Begitu dia memeluk Jimin, dia segera mengarahkan Jimin ke arahnya dan memeluknya erat-erat, tanpa melihat wajahnya. Dia meletakkan kepala Jimin di lekukan lehernya sendiri sambil mengusap punggung sahabatnya itu, menenangkan.

Setelah beberapa saat, Taehyung dengan lembut menarik diri dari pelukan hangat itu sehingga dia bisa melihat wajah Jimin tetapi ketika dia melakukannya, dia merasa seperti seseorang meninju dadanya dan rasa sakitnya langsung menjalar ke jantungnya. Wajah lembut Sahabatnya kini basah oleh air mata dan memerah. Air mata masih mengalir melalui matanya yang menyebabkan hidung kecilnya menjadi sangat merah. Ia segera mengusapkan tangannya ke pipi kanan Jimin untuk menghapus air matanya namun tidak menghentikan air matanya untuk lepas dari mata Jimin.

Setiap air mata yang keluar dari mata Jimin membakar hati Taehyung. Setiap air mata menyebabkan Taehyung sakit hati yang luar biasa. Hatinya berteriak padanya untuk menghilangkan setiap rasa sakit dari orang yang berdiri di depannya, dalam pelukan hangatnya. Hatinya tidak tega melihat orang yang berdiri di hadapannya kesakitan. Suara isak tangisnya membuat hati Taehyung hancur berkeping-keping, Pecahan-pecahan itu berperan sebagai pecahan kaca yang menggores bagian dalam tubuh Taehyung begitu dalam hingga membuatnya takut. Itu membuatnya takut.

Taehyung tidak mengerti kenapa dia merasa seperti itu. Jangan salah paham, dia mencintai Sahabatnya lebih dari apapun di dunia ini, tapi emosi ekstrim yang dia rasakan adalah hal baru dan menakutkan baginya. Dia tidak tahu kenapa dia merasakan ketakutan yang luar biasa saat memikirkan tentang Sahabatnya yang sedang kesakitan. Dia merasa seolah-olah dialah yang mengalami rasa sakit, bukan Jimin. Dia merasakan sakit yang sama seperti yang dirasakan Jimin atau bahkan lebih.

Tapi kenapa?

Dan kemudian, dia mendapatkan jawabannya.

Taehyung mendapat jawaban atas ketakutan dan rasa sakitnya.

Itu adalah hari dimana dia mengetahui bahwa Jimin bukan hanya sahabatnya tapi juga belahan jiwanya.

belahan jiwanya.

Separuh Lainnya.

belahan jiwa taehyung.

Senyuman mulai terlihat di wajahnya perlahan saat dia memeluk Jimin erat untuk kedua kalinya. Dia menghela nafas melalui senyum kotaknya sambil melihat ke langit-langit. Kepuasan yang dia rasakan setelah mengetahui betapa beruntungnya dia memiliki Jodoh sungguh luar biasa membahagiakan dari apapun.

Seorang belahan jiwa, yang dengannya dia dapat melakukan percakapan penuh melalui mata, tanpa bertukar sepatah kata pun. Yang merasakan kepedihannya dan menjadi obatnya, sama seperti dia bisa merasakan kepedihan belahan jiwanya. Orang yang selalu bisa dia andalkan.

Seorang belahan jiwa, yang dalam pelukannya dia selalu menemukan Rumah.

Dan akhirnya, dia menemukan Rumahnya.

MENGHARGAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang