05 Bubaran Yuk (BU-gil-BAR-engan)

619 6 5
                                    

Tak terasa ternyata sudah jam tujuh lewat lima belas saat aku tiba kembali di rumah Yus, maklum jalan di Denpasar juga padat dan macet. Yus masih berjaga di warung, dia baru tutup biasanya antara jam 8 atau jam 9 malam.

"Woi, ke mana aja lo?" tanya Yusman yang melihatku baru pulang. Dia pasti memperhatikan penampilanku yang sedikit lepek, terutama rambutku yang kusut meski sudah kuikat.

"Tadi gue main ke pantai Kuta, terus mandi-mandi di laut." aku menjawab. "Nih gue beli makanan, ada nasi goreng sama roti bakar bandung."

"Terus, gimana kerjaan lo? Dapat nggak?" tanya Yusman.

"Masih ZONK Yus." ujarku lemas.

"Ya udah, coba lagi lah besok." kata Yus.

"Ya, kita lihat aja nanti. Hehehe ... gue mandi dulu yaa." Rambut ku rasanya sudah lengket dan kusut banget.

Sewaktu aku berada di kamar kulihat koperku sudah dalam keadaan terbuka, ternyata Yus sudah memindahkan baju-baju ku ke dalam satu sisi lemari yang sudah sengaja dia kosongkan. Kemudian ada rak laci bersusun yang diambilnya dari gudang bawah dan juga sudah dia bersihkan supaya bisa kugunakan. Oh, so sweet sekali.

Gila ... gue benar-benar ngerepotin dia banget ya. "Heii—, Yus ... makasih yaaa." aku berteriak dari lantai dua.

"Yaa ..." dia hanya menjawab singkat dan santai.

'

Selesai mandi, aku langsung masuk ke kamar untuk mengeringkan tubuh, sambil pakai body lotion untuk perawatan kulit biar tetap lembut dan kencang. Body lotion sangat dibutuhkan untuk menutrisi kulit dari luar agar kulit tetap lembab. Karena kalau kulit kering jadinya akan cepat menghitam dan pecah-pecah.

Di kamar kulepas handukku, dan aku duduk telanjang di depan meja kaca milik Yus yang sekarang jadi berderet botol-botol kosmetik dan skin care ku. Maaf ya Yus ... gue udah numpang tapi berasa udah kayak di rumah sendiri aja.

[kriieeet] ... tiba-tiba kudengar suara pintu dibuka,

"EEEH! AS–TA–GA! ... SORRY GUE GA LIHAT KOQ!!" mendadak Yus langsung berseru, dia lalu terdiam kaku di mulut pintu sambil menutup matanya. Sepertinya dia terkejut karena mendapati diriku yang lagi polos telanjang dari ujung kepala sampai mata kaki tanpa sehelai benang pun.

Tadinya aku santai saja berbugil ria di kamar karena kupikir Yus masih sibuk di bawah, tapi aku tidak tahu jika ternyata dia tutup toko lebih cepat malam ini.

"Lho kenapa Yus?" aku malah tetap biasa saja dan cuek membiarkan tubuhku yang telanjang bugil di depan Yus. Toh waktu dulu tinggal bareng di kos aku juga pernah telanjang dan ganti baju depan Yus, dan kita berdua biasa aja.

"Aa—itu lo ... pp– pake baju lo napa!!" ujar Yus dengan kikuk dan terbata-bata.

"Lha, kenapa dah ... biasa aja kali." kataku yang tetap santai sambil memakai BH dan celana dalam ku di depan Yusman yang masih berdiri terpaku di depan mulut pintu.

Aku sangat menyukai celana dalam model thong. Waktu awal-awal aku memakainya rasanya masih rada geli-geli aneh gitu karena model talinya yang nyelip di pantat. Tapi lama-lama aku jadi terbiasa juga. Dan sekarang semua CD ku modelnya g-string dan thong.

Selain terasa adem dan nyaman dipakai, ternyata celana dalam yang model seperti ini memang punya fungsi penting untuk kecantikan tubuh wanita. Modelnya telah didesain sedemikian rupa agar area selangkangan dan pantat minim gesekan. Karena gesekan dari bahan kain akan menyebabkan kulit selangkangan jadi menghitam disebabkan banyaknya sel kulit yang mati.

Oleh karena itulah, cewek tidak pernah sembarangan dalam memilih underwear. Harus merk yang bagus dan berkualitas—yang bahannya dibuat dari serat khusus serta dirancang agar cepat menguapkan keringat, juga meminimalisir efek gesekan-gesekan kasar.

TRANSGENDENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang