06 Sahabat Naik Ranjang

911 5 1
                                    

'Melakukannya dengan sahabat ku sendiri?' pertanyaan itu berkumandang dalam benakku selama beberapa detik. 'Hmm, ya ... aku akan melakukannya.' aku juga menjawabnya sendiri. Dan tiba-tiba saja aku sudah membungkuk, tanpa rasa ragu sedikitpun kujilati batang lelaki milik Yus. Tidak hanya sekedar itu saja, aku pun juga mengulumnya keluar masuk mulutku seperti permen lolipop tanpa merasa jijik sama sekali. "Mmmm ...."

Seketika Yus pun langsung mendongak sambil merem melek dan menggelinjang keenakan. Pasti baru kali ini dia merasakan sensasi rasa geli-geli yang sangat nikmat dan belum pernah terbayang olehnya.

Mendapatkan rangsangan pada bagian genital memang merupakan sebuah kenikmatan tersendiri bagi lelaki, karena sensitivitas lelaki semua berfokus pada satu titik tersebut. Sedangkan bagi wanita, syaraf kenikmatannya tersebar di seluruh tubuhnya. Memang begitulah perbedaan antara tubuh lelaki dan wanita.

Aku sangat berhati-hati memainkan tempo hisapan ku. Tapi percayalah, aku sudah sangat terlatih untuk melakukan ini.

Yus kelihatan sudah mau kejang, beberapa tetes cairan precum-nya sudah mengalir keluar dan aku langsung menghentikan hisapanku. Aku yakin dia sudah di ujung tombak, kalau sekarang penisnya kuremas dan kukocok pasti dia bakal muncrat sampai brutal. Tapi aku tidak mau membuatnya klimaks sekarang, aku ingin membuatnya gelisah supaya dia semakin menggila.

Aku diajarkan oleh teman-temanku, kalau bermain dengan cowok jangan langsung memberinya kepuasan di awal. Karena cowok biasanya kalau sudah ejakulasi gairahnya bakal turun. Pengecualian kalau cowoknya tipe hyper yang nggak cukup satu kali ejakulasi. Oleh sebab itu aku tidak mau ambil resiko pada ronde pertama ini, karena aku juga butuh kepuasan. Aku baru akan membuat Yus muncrat-muncrat setelah dia yang membuatku orgasme duluan.

"Gantian donk Yus." kataku.

"Eh ... gan–ti–an?"

"Iya donk ... masa kamu doank yang enak, aku kan juga mau." kataku dengan nada cewek yang sangat manja dan merajuk.

"Ii—iya, baiklah." balas Yus dengan polos.

'Astaga, beneran nih temen gue masih perjaka banget.' ujarku dalam batin. Tapi aku senang sekali karena aku sungguh tidak menyangka kalau Yus mau melakukannya dengan ku malam ini.

Gantian aku yang berbalik ke posisi rebahan dan Yus yang sekarang di atasku. Dia sempat terdiam sejenak karena memandangi setiap lekuk tubuhku. Setelah puas barulah dengan perlahan dia membuka BH yang kukenakan, lalu dia pun maju mencium dadaku.

Uwhhh ... aku langsung merem melek merasakan ciumannya yang geli-geli nikmat ketika mendarat di atas payudaraku. Bibirnya yang lembut memutari sekitar lingkaran areolaku dan berujung dengan dilahapnya puting susuku seperti bayi yang kelaparan. "Sssshh, ahhh ... enak banget Yus ..." aku mendesah. Emang enak banget sih yang namanya puting susu kalau dijilat dan dihisap, apalagi dikenyot.

Yusman kelihatan begitu menikmati menyusu di dadaku, sementara aku semakin kelojotan oleh rasa geli yang membuat daerah kewanitaanku tambah cenut-cenut. Kutarik tangan Yus supaya bermain juga di vaginaku. Aku benar-benar udah nggak tahan, rasanya gatal dan pengen ada kepuasan di sana juga.

Tangan Yus pun masuk ke balik celana dalamku dan meraba di atas bibir vaginaku.

"Ssshh ... ahh ... enak Yus, ga usah takut masukin aja jari kamu pelan-pelan." erangku. "Iyaaakhh ... gelii bangeeet." aku menggeliat-geliat keenakan saat jemari Yus bermain meraba-raba ke dalam celah daerah intim pada Miss V ku.

Akhirnya dia penasaran juga untuk berpindah ke bawah sana. Kali ini diturunkannya tali cawatku, aku pun juga mengangkat pinggul ku sedikit supaya dia bisa melepas celana itu dari pergelangan kakiku. Lalu dilemparnya celana dalamku itu ke pinggir kasur. Aku tidak melihat apakah celana itu jatuh ke lantai atau ... ah, masa bodo lah.

TRANSGENDENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang