16 Trading

288 4 1
                                    

Keesokan harinya, datanglah empat orang laki-laki bertubuh besar ke warung Yus. Ada satu orang di antara mereka yang memakai setelan kemeja lapis jas. Tubuhnya paling tambun dan perutnya terlihat buncit. "Selamat siang! Hmm ... tempat yang menyenangkan ya ..." ujar lelaki berjas itu. Dua orang anak buahnya tiba-tiba langsung menutup warung Yus, sementara satu orang berjaga di luar.

"Lho ... lho ... lho, ada apa ini? Siapa kalian!?" tanya Yus.

Lelaki yang memakai jas itu langsung menunjuk ke arahku. "Kami hanya ditugaskan untuk menjemput anda nona Ros, Mr. Tan ingin menemui anda." ujarnya.

"Anda suruhan Mr. Tan?" kataku.

"He–he–he ... kita sudah sering berbicara lewat telepon nona Ros. Perkenalkan nama saya Seth Tan, saya sepupu Mr. Soul Tan, anda boleh panggil saya Seth."

'Oh, satu keluarga rupanya lintah darat semua.' ujarku dalam batin.

"Ya udah, ada apa? Kalau masalah hutang, saya pasti akan bayar koq."

"Ooh tapi ini kedua kalinya nona Ros menunggak, dan ini tidak baik dari segi bisnis."

"Tetap aja saya kan selalu rutin membayar. Maaf akhir bulan ini saya memang terlambat, tapi saya pasti akan bayar beserta dendanya koq seperti kemarin."

"Ha–ha–ha ... kali ini bukan masalah denda nona Ros." ujar Mr. Seth. "Masalahnya ... kali ini Mr. Tan sudah tidak bisa memberi toleransi apapun."

"Hei ... berilah kelonggaran buat pacar saya. Kan toh nanti dibayar juga." Yus jadi ikut memotong pembicaraan.

"Ooh rupanya anda pacarnya. Hmm ... romantis sekali. Tapi saya sarankan lebih baik anda tidak perlu ikut campur, jangan sampai kami juga berbuat sesuatu yang tidak diinginkan terhadap anda." kata Mr. Seth.

"Hei! Jangan libatkan dia! Ini urusan di antara kita saja." aku langsung berseru pada Mr. Seth.

"Baik ... kalau gitu nona Ros, sekarang juga anda ikut kami."

"Eh, tu– tunggu!!" Yus langsung berseru. "Oke ... oke ..., biar saya yang bayarkan dulu kalau gitu!"

"Yus! Jangan!"

"Udah! Lo diam aja!"

Yus pun kemudian mengambil laptopnya dan Mr. Seth memberikan nomor rekening, transfer internet banking pun segera dilakukan.

"Baiklah yang kali ini kami anggap selesai, tapi ingat ... saya tetap akan selalu mengawasi anda." ujar Mr. Seth padaku. "Kalau bulan depan terlambat lagi ... maka tidak akan ada toleransi lagi, anda akan harus ikut saya!"

"Dasar mafia lintah darat." celetuk Yus.

"Ha–ha–ha ... ini BISNIS, bung. Ini hanya BISNIS ..." ujar Mr. Seth pada Yus.

Akhirnya mereka semua pun bubaran juga dari tempat Yus.

'

Aku benar-benar tidak enak hati karena Yus jadi ikut terlibat. "Yus ... kenapa sih lo jadi ikut-ikutan melibatkan diri? Kan udah gue bilang ... biar aja gue selesaikan masalah gue sendiri."

"Dan gue hanya berdiri diam gitu aja melihat teman gue—apalagi notabene sekarang udah jadi pacar gue—diseret sama debt collector mafia gila. Emang lu mau diangkut dan dijual entah ke Mesir atau ke mana nggak tau?"

"Tapi kan ..."

"Udah, soal barusan itu nggak usah lo pikirin." kata Yus. "Eh, Ros ... sepertinya gue harus mengajarkan lo tentang hal ini. Mungkin lo juga bisa melakukannya. Sorry ... harusnya gue mengajarkan ini dari dulu, tapi gue malah nggak pernah kepikiran."

TRANSGENDENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang