END!

1.1K 54 2
                                    

Halo! Blue disini!

Happy reading ...

***
.
.
.

Jantungnya serasa berhenti berdetak saat mendengar penuturan Dokter barusan. Tubuh tinggi nya perlahan mundur karena syok. Dengan langkah berat dia berjalan mendorong pintu UGD dengan kencang. Mata yang selalu menunjukkan binar cinta itu memanas melihat wajah pucat gadisnya akan di tutup kain.

"TIDAK! Ayumi, sayang? Jangan seperti ini, ... ku mohon! Kita sudah berjanji untuk memulai hidup baru bukan? Ayo! ... buka matamu, Aku tidak sanggup harus kehilangan dirimu lagi!"

"Bangun!" pria itu mengguncang tubuh dingin gadisnya. Hatinya serasa remuk, apa ini? Kenapa harus begini?

"Ayumi ku? Bagaimana aku hidup tanpa dirimu?" lirihnya. Gadis dengan wajah pucat itu tak menjawab ia hanya diam dengan mata terpejam.

Brakk

Pria setengah baya bersama putranya datang membuka pintu tergesa-gesa. Kabar kematian seorang Ayumi Cahyani Harditoprojo langsung tersebar dengan cepat sampai ke telinga mereka. Air mata luruh tak dapat dibendung.

"A-anakku? Cahya bangun nak!" cicit Om Ernan sambil mengelus wajah pucat dengan tangan bergetar. Kaeez menatap mereka dengan benci.

"Keluar!" teriaknya.

"Apa maksudmu? Kau tidak lihat kami juga sedang berduka?" sela Cahyo dengan wajah acak-acakan.

"Kalian yang menyebabkan Ayumi meninggal! Cepat pergi dari sini!!" Pria berwajah dingin itu mendorong keduanya untuk segera meninggalkan ruang UGD.

Cahyo yang ingin protes dilarang oleh Ayahnya. Pria tua itu tidak ingin memperburuk keadaan. Tak dipungkiri pria itu juga merasa bersalah. Padahal Almarhum Hernanda, teman dekatnya, sudah mengamanahkan dia untuk menjaga gadis itu.

Tapi sekarang? Gadis itu terbujur kaku diatas ranjang rumah sakit. Tangis kembali keluar dari mulutnya, begitu juga dengan Cahyo. Pria itu menangis tanpa suara sambil menunduk dalam.

Tak Tuk~

Suara langkah kaki bergema memecah keheningan di tempat itu. Disusul oleh isak tangis seorang wanita, Helen. Pria yang menyusul di belakangnya Ruth mencoba menenangkan wanita itu.

"T-tidak! Mengapa ... hiks ... Nona meninggal tiba-tiba, tuan?!" jerit wanita itu. Ruth langsung menarik tangannya.

"Hiks ... mengapa tuan, mengapa?!"

Ruth menggeleng tak tahu harus menjawab apa. Pria berkacamata itu hanya bisa membawa wanita yang menangis ke dalam pelukannya.

Sedangkan di dalam ruangan itu Kaeez menangis sembari mengecup seluruh wajah Ayumi. Ia bergumam memanggil nama gadis itu.

"Sayang, ... buka matamu! Lihat, kamu sudah selesai balas dendam bukan? Ayo kita nikmati kemenangan ini!"

"T-tuan, kami harus membawa tubuh nona ini untuk dibersihkan. To-tolong bantuannya!" Seorang suster muda mewakili temannya untuk berbicara dengan Kaeez.

Pria itu menatap mereka marah.

"Apa?! Gadisku belum meninggal sialan! Kalian tidak berhak membawanya! PERGI!!" teriaknya mengusir mereka.

Cahyo dan Ruth yang mendengar itu langsung masuk dan membantu untuk menahan Kaeez. Pria itu memberontak tak terima saat para suster mendorong ranjang yang berisi mayat gadisnya.

"LEPAS KAN AKU, SIALAN! AYUMI .. AYUMI! JANGAN BAWA DIA!"

"Ruth sialan, lepaskan aku! Lepaskan aku!"

Pria itu berteriak dan memberontak kesetanan. Cahyo dan Ruth hampir saja melepaskan pegangan mereka sangkin kuatnya tenaga Kaeez.

I Love You Mr KaeezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang