01. Makan Siang (Highschool AU)

2 1 0
                                    

"Kalau begitu kelas kita sampai di sini dulu."

Usai seisi kelas memberikan salam, sang tertua pergi meninggalkan kelas. Beberapa siswa langsung menghela napas lega karena pelajaran yang dipandu oleh guru—yang terkenal—killer itu telah usai. Tidak berbeda jauh dengan Akemi yang tengah mengangkat tangannya tinggi-tinggi sebagai bentuk rasa senangnya terbebas—sementara—dari pelajaran yang membuat kepalanya pusing tujuh keliling.

Pelajaran usai, artinya sekarang adalah waktu untuk makan siang. Beberapa siswa ada yang keluar kelas untuk pergi ke kantin, membeli makan siang di kantin. Tidak jarang ada siswa yang membawa bekal dan langsung memakannya di kantin, dan sebagian pun ada yang menyantap makan siang di luar kelas, seperti Akemi contohnya.

Hari ini Akemi dan beberapa temannya akan makan bersama di rooftop.

"Akemi!"

Seseorang melambai dan berlari mendekati Akemi yang tengah menaiki tangga menuju rooftop. Seorang siswi dengan rambut cokelat yang sedikit berantakan datang tentunya dengan kotak bekal di tangannya.

"Bareng dong," ujar Unami—salah satu teman yang akan makan siang bersama Akemi hari ini.

"Ayo!"

.

"Yo!" seru Akemi begitu ia—dan Unami—sampai di tempat mereka akan makan siang. Ternyata mereka bukan yang pertama datang, karena di saja Jiro, Dice dan Nemu sudah hadir terlebih dahulu.

"Akhirnya sampai juga kalian," komentar Dice yang tampaknya sudah tidak sabar untuk makan bersama. Di saat makan nanti mereka sudah bersepakat untuk saling berbagi bekal, dan sepertinya hal tersebut yang sedang dinanti-nantikan oleh Dice.

Namun, dibandingkan memerhatikan Dice yang tengah dilanda rasa tidak sabar, Akemi justru melirik satu per satu orang yang ada di sana. "Nemu, kakakmu tidak ikut?" tanya Akemi kala dirinya tidak mendapati sosok Aohitsugi Samatoki di dekatnya.

Nemu mengangkat bahunya. "Aku sudah mencarinya di kelas tapi tidak ada. Sasara-san pun juga tidak ada."

Akemi mengangguk dan duduk di depan tiga temannya dengan Unami yang duduk di sampingnya. "Ichiro dan Kuko bagaimana?" tanyanya lagi.

Tidak ada yang langsung menjawab. Dice dan Jiro saling memandang beberapa saat sebelum Jiro berucap, "Kuko 'kan pacarmu, mana kami tahu."

Sejenak Akemi mematung. Tidak salah, tapi kenapa Jiro mengatakannya semudah itu. Bukannya berniat menyangkal, hanya saja Akemi merasa sedikit malu karena fakta bahwa ia dan Kuko menjalin hubungan spesial sejak beberapa hari lalu. Terkadang Akemi masih belum percaya dengan kenyataan tersebut, tetapi hal tersebut tidak membuatnya sedih juga.

"Nemu, bukannya kamu satu kelas dengan Kuko?" tanya Unami di kala Akemi tengah berkelut dengan isi kepala dan hatinya sendiri.

Nemu mengangguk. "Tadi sih dia bilang padaku untuk pergi duluan, dia juga tidak bilang mau pergi ke mana."

"Mungkin dia membeli makanan di kantin." Dice menyahut. "Ayo, ayo buka bekal kalian, aku udah laper nih!" lanjutnya penuh semangat.

"Bilang aja mau minta bekal yang lainnya," celetuk Nemu yang duduk di dekat Dice.

Tanpa bersalah Dice hanya terkekeh renyah.

Semuanya membuka bekal dengan isi yang beragam. Tentu saja bekal Nemu adalah yang paling menggemaskan. Ia sendiri mengaku bahwa dirinya yang membuat bekal tersebut.

"Apa kakakmu juga punya bekal yang sama denganmu?" tanya Jiro.

Nemu mengangguk dengan bersemangat dan tampak begitu bahagia.

"Akemi, kamu bawa apa?" tanya Dice.

"Sederhana sih, cuma karaage." Akemi menunjukkan kotak bekalnya dan langsung saja Dice menyambar salah satu karaage milik Akemi.

"Enak juga," celetuk Dice tanpa dosa.

"Oi, bilang-bilang dong kalo mau ambil!" omel Akemi.

"Aku kan cuma ambil satu. Nih, mau tempura punyaku?" Dice menawarkan miliknya.

Akemi hanya menghela napas. "Bukan gitu ..." Akemi mengambil tempura dari kotak bekal Dice dengan sumpit miliknya dan langsung menyantapnya. " ... aku buat karaage ini buat Kuko tau," sambung Akemi dengan suara yang lebih kecil.

"Oh, jadi kau membuat karaage untuk sessou?"

Sebuah tangan merangkul Akemi dari belakang dan tangan lain mengambil karaage dari kotak bekal Akemi. "Enak," komentar orang yang merangkul Akemi itu.

"Oh, Ichiro, Kuko, akhirnya kalian sampai."

"Ou!"

"Baru datang udah mesra-mesraan aja ya kalian."

"Kenapa? Iri?"

Semua mengobrol dengan santai, berbeda dengan Akemi yang tiba-tiba diam dengan wajah merona dan jantung yang berdetak tidak karuan.

"Akemi, kau masih di sini kan? Atau kau 'terbang' terlalu tinggi?" goda Nemu melihat Akemi yang masih diam dengan Kuko yang lanjut menyantap karaage miliknya.

"Tck, urusai!" seru Akemi sambil memalingkan wajah yang justru memancing tawa dari pacarnya sendiri.

-Narake-

Threads (Harai Kuko x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang