04. My Ending (Criminal AU)

1 0 0
                                    

Mata menyalang saling beradu. Napas yang terengah-engah terdengar bersamaan dengan suara angin dingin malam ini. Setelah saling mengadu tinju dan tendangan, akhirnya mereka berada di posisi yang sama-sama siap untuk melontarkan peluru panas.

"Tidak buruk untuk amatir sepertimu," komentar sosok yang lebih tua. Napasnya lebih cepat terkontrol dibandingkan dengan sosok yang ia amatir.

Kuko tidak main-main sekalipun ia berhadapan dengan mafia amatir seperti lawan bicaranya malam ini. Dari segi manapun jelas Kuko unggul dibandingkan dengan remaja dengan warna mata sebiru laut malam di hadapannya. Dapat Kuko sadari, lawan bicaranya masih dengan napas yang belum terkontrol sempurna serta tangannya yang sedikit gemetar akibat aksi baku hantam sebelumnya.

Si lawan bicara sama sekali tidak diuntungkan. Posisinya sangat dekat dengan pinggir Gedung, berbanding terbalik dengan posisi Kuko saat ini. Singkat kata, ia terpojok. "Kuanggap itu pujian," ujar Akemi dengan napas yang mulai normal.

"Asal kau tahu saja, Bocah. Menyerah pun tidak akan mengubah keputusanku untuk menghabisi nyawamu."

Akemi menarik napas panjang. "Tidak buruk juga," ujarnya yang kemudian berlari mendekat.

Tanpa berpikir dua kali Kuko langsung menembak sampai salah satu kaki Akemi dan membuatnya tumbang. Namun, selang sepersekian detik Akemi menembak tangan Kuko yang memegang pistol, sehingga pistol sang lawan terlempar. Mengira dirinya sudah membalikkan keadaan, ternyata Kuko bergerak cepat menendang tangan Akemi yang membuat dirinya pun turut kehilangan senjatanya. Tidak hanya sampai di situ, Kuko juga menginjak tangan Akemi yang kemungkinan besar membuat beberapa tulangnya retak atau mungkin—secara tidak sengaja—patah.

"Terlalu cepat seratus tahun untukmu mengalahkanku, Bocah Amatir."

Sepertinya meregang nyawa di malam bertabur bintang bukan hal yang buruk, pikir Akemi kala itu.

Threads (Harai Kuko x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang