Malam ini Akemi kesulitan tidur. Bukan karena ia baru mendapat mimpi buruk atau energinya masih terlalu banyak untuk tidur, tetapi keadaan ruangan tempat ia berbaring sangat gelap. Akemi takut gelap.
Ia memang tidak sendiri karena malam ini ia menginap di Kuil Kuugenji dengan Kuukou yang menemaninya di ruangan yang sama.
Di futon yang berbeda Kuukou terlihat sudah terlelap sejak tadi, sementara Akemi masih mencoba untuk mendorong rasa takutnya menjauh. Beberapa hal sudah ia lakukan agar dapat tertidur, seperti menghitung domba, berdoa di dalam hati, atau berkhayal sebelum tidur. Namun, semua yang ia lakukan berakhir nihil. Ia tetap tidak dapat terlelap.
Akemi menggerakan tubuhnya tidak nyaman. Beberapa kali remaja itu membolak-balikkan tubuhnya seraya mencari posisi yang nyaman untuk tidur, tetapi sia-sia.
Di sampingnya, Kuukou tidur memunggunginya. Akemi dapat melihat tubuh Kuukou bergerak naik dan turun sesuai irama napasnya. Untuk beberapa alasan hal itu cukup untuk membuatnya tenang, tetapi belum cukup untuk membuatnya terlelap dalam sekejap.
Oleh karena tidak ingin membangunkan teman tidurnya, Akemi hanya meraih selimut yang menyelimuti tubuh Kuukou. Ia menggenggamnya erat dan kembali memejamkan mata sambil berharap akan segera terlelap. Namun, ternyata ia belum juga tertidur. Dengan segenap keberanian yang ia miliki, ia meraih hakama Kuukou.
"Hentai."
"Eh?"
Kuukou berbalik dan menatap Akemi yang langsung menarik tangannya. Lima detik setelahnya Akemi baru berhasil memproses ujaran Kuukou sebelumnya.
"Tu-tu-tunggu! Bukan begitu! Gue gak berniat berbuat aneh-aneh! Lu salah paham!"
"Terus ngapain lu tadi?"
Akemi terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab seperti apa.
"Oh, beneran mesum ternyata."
"ENGGAK!"
"Terus?"
Sejenak Akemi menghela napas. Sebagian wajahnya ia tenggelamkan di dalam selimut. "Gue ... takut gelap."
Sebelumnya Akemi sudah menduga kalau Kuukou akan menertawakannya, tetapi ternyata laki-laki itu mengulurkan tangannya. Kuukou menawarkan tangannya untuk digenggam.
"Setidaknya sampe lu bisa tidur aja," ujar Kuukou masih dengan tangannya yang terulur.
Pada awalnya Akemi ragu, takut merepotkan Kuukou, tetapi pada akhirnya ia menggenggam tangan yang terulur itu.
"Oyasumi."
Akemi memejamkan matanya. Ia merasa lebih tenang ketika tangannya digenggam. Rasa takutnya akan kegelapan yang tengah menyelimutinya lenyap dan tidak lama ia pun terlelap. Sementara Kuukou masih di sana dengan terus menatap remaja yang terlelap sambil menggenggam tangannya. Dapat ia rasakan genggaman Akemi tidak lagi seerat sebelumnya, menandakan remaja itu sudah terjun ke dalam alam mimpinya.
Kuukou mengurungkan niatnya untuk melepaskan tautan tangan mereka kala menyadari rasa nyaman yang tercipta saat tangan mereka saling menggenggam. Malam itu Kuukou membiarkan seorang remaja menggenggam tangannya selama mereka terlelap bersama.
-End-
KAMU SEDANG MEMBACA
Threads (Harai Kuko x OC)
Teen FictionPertemuan kita mungkin bukan bagian dari rencana hidup yang pernah terpikir dalam benak, tetapi takdir pertemuan kita sebagai lanjutan dari awal yang tak pasti memiliki kemungkinan. Bahkan, jika kehidupan selanjutnya memang ada, aku masih ingin memu...