14. First Kiss

1 0 0
                                    

Suara gesekan antara sapu dengan dedaunan di halaman kuil menjadi musik tersendiri di tengah musim gugur yang baru saja dimulai. Panas yang tersisa dari musim panas serta pekerjaan yang tak kunjung terlihat ujungnya membuat laki-laki itu melepas sukajan miliknya dan mengikatnya di pinggang. Kuukou meneruskan pekerjaannya menyapu halaman kuil sambil mengumpat kala daun-daun tidak kunjung berhenti berguguran.

Peluh di pelipis segera ia usap begitu ia selesai membereskan daun-daun di halaman. Sejenak ia menghela napas karena lelah.

Sepanjang mata memandang, ia tidak lagi melihat satu pun daun yang gugur di halaman kuil. Menandakan pekerjaannya telah usai dan setelah ini ia dapat bersantai. Sebelum bersantai ia menyempatkan diri untuk membereskan daun-daun yang sudah ia kumpulkan dan menyimpan kembali sapu yang ia gunakan kembali ke tempatnya.

Sekali lagi ia menghela napas. "Akhirnya selesai ju—HWA!"

"Kuukou~! Otsukare!"

Hampir saja Kuukou terjatuh ke depan karena seseorang tiba-tiba saja melompat ke arahnya dari belakang dan memeluknya. Ini bukan kali pertama baginya, justru ia sudah sedikit terbiasa dengan keadaan mendadak seperti ini dengan pelaku yang tidak lain dan tidak bukan adalah Akemi.

Kuukou segera menepis kedua lengan Akemi yang melingkari lehernya sambil memasang wajah kesal. Sambil berdecak sebal ia mengomel, "Tck, jangan deket-deket!" kemudian pergi meninggalkan Akemi begitu saja tanpa membiatkan Akemi bicara.

Di sisi lain Akemi terdiam sejenak. Dia tahu kalau Kuukou akan kesal karena perbuatannya, tetapi ia tidak pernah mengira Kuukou akan langsung menepis tangannya dan meninggalkannya begitu saja.

Tidak ingin terlalu banyak memikirkannya, Akemi langsung mengekori Kuukou dan langsung menempel pada sang terkasih. "Uuu~ jahat banget~"

Namun, yang Akemi dapati adalah Kuukou yang mendorongnya menjauh dengan kalimat yang menurutnya sama sekali tidak ada keramahan di sana. "Jangan nempel-nempel!"

Dan terjadi lagi. Akemi tidak tahu harus merespon seperti apa dengan perbuatan Kuukou yang sedemikian rupa. Daripada ia hanya berdiam di sana dengan perasaan yang campur aduk, ia mencoba untuk bersikap senormal mungkin.

"Sorry, sorry, hehe. Oh iya, Sora dimana?" ujar Akemi sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Gak tau."

Atmosfer di antara mereka semakin tidak mengenakan bagi Akemi. Ia akhirnya memutuskan untuk segera keluar dari suasana seperti itu.

"Galak banget sih~!"

"Tck, berisik."

Akemi berusaha untuk menggoda Kuukou dan berharap Kuukou berhenti ketus padanya. "Jangan galak-galak dong." Akemi sedikit memelas sambil memeluk tangan Kuukou.

Untuk ketiga kalinya Kuukou mengomel sambil menjauhkan Akemi daripadanya. Dan hal itu sudah cukup untuk membuat tekad Akemi untuk bertahan di sana runtuh.

"Yaudah iya sorry gausah marah kali! Nih, gue beliin makan untuk Sora." Akemi memberikan kantong plastik putih pada Kuukou sebelum berpamitan untuk pulang. "Gue balik dulu."

"Ou."

Bagi Akemi apa yang sudah Kuukou lakukan sudah cukup untuk membuatnya mengambil kesimpulan bahwa Kuukou tidak lagi ingin ada dirinya di sana. Sentuhan fisik baginya merupakan cara untuk menyalurkan afeksi kepada mereka yang berharga, tetapi ketika sentuhan fisiknya ditolak mentah-mentah ia merasa afeksi yang ia berikan tidak diinginkan oleh yang bersangkutan.

Sambil menuruni satu per satu anak tangga, Akemi berpikir apa perbuatannya sudah berlebihan? Apa Kuukou sudah tidak mau bersamanya? Apa Kuukou tidak suka bersentuhan fisik dengannya? Apa Kuukou sudah membencinya?

Threads (Harai Kuko x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang