18. Cedera (Non-Canon)

2 0 0
                                    

Tidak ada yang pernah menyangka bahwa remaja itu akan mengalami cedera separah ini. Tidak ada yang menginginkan remaja itu berakhir terbaring di atas ranjang rumah sakit selama tiga hari lamanya tanpa sadar sama sekali. Selang-selang medis tersambung dengan tubuhnya lemah.

Semua ini terjadi karena penyerangan tidak terduga dari sekelompok orang pemegang Hypnosis Mic Illegal. Mereka menyerang orang-orang secara acak dengan brutal, dan perempuan adalah target mereka. Hal ini menjadi bentuk pemberontakan terhadap pemerintahan Chuuoku pada masa ini. Orang-orang yang tidak memiliki hubungan dengan Chuuoku menjadi korban, dan tidak sedikit korban yang harus mendapatkan perawatan intensif dari dokter. Akemi adalah salah satunya.

"Oh, kau datang hari ini?" suara tidak asing itu menyapa pendengaran Kuukou yang tengah berdiri di depan pintu lift rumah sakit.

Kuukou berbalik dan mendapati seorang artis Osaka—yang tengah membawa sebuah buket bunga—baru saja menyapanya. "Wah, wah, beruntung sekali sessou dapat bertemu dengan artis terkenal di sini."

Artis itu—Sasara—tertawa dengan sapaan Kuukou. Keduanya berakhir menaiki lift yang sama, karena tanpa bicara pun mereka tahu tujuan mereka adalah sama. Mengunjungi Akemi.

"Aku baru sempat mengunjunginya sekarang. Kalau jadwalku sedang tidak padat pasti aku akan menemaninya setiap malam." Sasara menghela napas singkat. "Maaf, jadi merepotkanmu," sambungnya.

Akemi dirawat di rumah sakit yang berada di Osaka atas permintaan Sasara. Dikarenakan Sasara merupakan salah satu anggota keluarga Akemi, maka permintaan tersebut dikabulkan. Kuukou sendiri tidak merasa keberatan harus datang jauh-jauh dari Nagoya ke Osaka demi menjenguk Akemi. Tidak ada alasan untuk merasa repot menjenguk orang yang sangat berarti baginya.

"Kau tidak perlu menyalahkan dirimu," ujar Sasara.

Keduanya berjalan beriringan keluar lift saat mereka sudah sampai di lantai tiga rumah sakit.

"Jangan seenaknya menyimpulkan, Badut sialan. Satu-satunya yang bisa disalahkan adalah orang-orang bodoh yang melakukan penyerangan brutal itu."

Pintu geser dibuka. Dua pasang mata menatap remaja yang masih terbaring di atas ranjang. Mereka dapat melihat tubuh itu bergerak naik dan turun seirama dengan napasnya. Entah sampai kapan remaja ini akan terus terbaring seperti ini. Menurut pengakuan dokter tidak lama lagi Akemi akan terbangun, karena cedera yang dialami sudah ditangani dengan cepat dan tepat sehingga mencegah terjadinya cedera yang lebih parah.

Sasara melangkah masuk dan meletakkan bunga yang ia bawa di nakas. "Kudengar kau sempat menghajar beberapa dari mereka."

Pintu ditutup Kuukou dengan perlahan. "Kau tahu dari mana?"

Tawa lepas ketika ucapannya ternyata benar adanya. "Hanya kabar angin yang kudengar."

"Balasan dariku sama sekali tidak setimpal dengan apa yang sudah mereka perbuat," ujar Kuukou dengan nada kesal.

Sasara dapat merasakan keinginan kuat dari orang di sampingnya untuk membalaskan dendam. Bohong jika Sasara tidak marah melihat adiknya menjadi korban dari serangan beberapa hari lalu, terlebih saat itu ia bukan orang pertama yang mendapatkan kabar ini. Bukan hanya Kuukou, tetapi Sasara juga ingin menghajar orang-orang tidak beradab itu secara langsung.

Suara pintu yang terbuka terdengar dan membuat dua laki-laki itu menoleh ke sumber suara. Dokter yang menangani Akemi datang. "Nurude-san, bisa kita bicara sebentar?"

Ini pasti tentang adiknya. Sasara menangguk dan menitipkan pesan pada Kuukou, "Tolong jaga dia sebentar."

Pintu kembali tertutup dan meninggalkan Kuukou berdua dengan Akemi di dalam ruangan. "Tanpa kau suruh pun sessou juga akan melakukannya," gumamnya.

Suasana di dalam ruangan terasa sangat dingin dan sepi. Tidak biasanya ia dapat setenang ini bersama dengan Akemi yang selalu berbicara dengan cerianya. Dalam diam Kuukou terus menatapi remaja di depannya. Tertidur dengan wajah yang menggambarkan rasa lelah dan sakit. Semakin lama ia semakin tenggelam di dalam pikirannya sendiri tentang remaja itu ... tentang bagaimana harinya sebelum peristiwa itu terjadi.

Tanpa sadar tangannya mencoba meraih tangan sang pasien yang kemudian tersentak kaget begitu melihat tangan yang hendak ia genggam justru bergerak. Kuukou membeku sejenak sebelum ia kembali melihat tangan itu bergerak dan mata Akemi mulai terbuka.

"O-oi? Kau sudah bangun?"

"Uhm ... Kuukou?"

.

"Dari kejadian kemarin, adik Anda mendapatkan cedera yang sangat fatal pada sarafnya. Seperti yang Anda tahu, bahwa Hypnosis Mic Illegal dapat memberikan dampak yang lebih berbahaya daripada—"

"Tolong. Langsung ke intinya saja."

.

"Ini dimana?" remaja itu menggerakkan tangannya dan kaget merasakan ada sesuatu yang tersambung dengan tangannya.

"Kau di rumah sakit. Beristirahatlah dulu, sessou akan panggilkan dokter."

"Sebentar."

.

Sang Dokter yang tengah bicara empat mata dengan Sasara menghela napas. "Terdapat kerusakan pada sistem saraf pasien, sehingga ..."

.

"Kuu, tolong nyalakan lampu ... aku takut gelap."

.

"... pasien harus kehilangan indera penglihatannya."

-End-

Threads (Harai Kuko x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang