Happy Reading!!Pagi ini seperti biasa Malika akan berangkat ke sekolahnya. Sudah hampir 2 bulan lamanya Malika bersekolah di sana. Malika memasang sepatu hitamnya lalu segera berdiri menuju Pak Mamat yang sudah menunggunya. Pak Mamat adalah supir Malika yang liburan dari dua bulan lalu karena sang Mama yang meninggal.
"Ayo, Pak!" Seru Malika pada Pak Mamat yang mengelap kaca mobilnya.
Malika dan Pak Mamat menikmati perjalanan dengan berbincang-bincang. Malika adalah tipe orang yang akan mengajak bicara siapa saja yang ada di dekatnya. Mau kenal atau tidak, yang penting suasana tidak canggung.
"Mbak Sisi berhasil masuk aman, Pak?" Tanya Malika pada Pak Mamat. Sisi adalah anak dari Pak Mamat yang dulu sempat menjadi guru lesnya.
"Masuk UNAIR, Non," jelas Pak Mamat yang membuat mata Malika berbinar.
"Wah!! Itu Universitas impian Lika!" Binar Malika dengan senyum lebar.
Pak Mamat hanya tersenyum tipis melihat tingkah anak majikannya itu. Anak menggemaskan itu harus tumbuh hanya dengan uang. Di tinggal orang tuanya bekerja siang dan malam, bahkan kadang tak pulang sampai lama. Hanya ada Mbok Mirna dan Pak Mamat yang menemani keseharian Malika. Sungguh terlihat jelas bagaimana kesepiannya hidup Malika.
Mereka berdua sudah sampai di depan gerbang sekolah. Malika turun dari mobil dan segera melangkahkan kaki masuk kedalam area sekolahnya. "Lika!" Teriak seseorang yang suaranya sangat Malika kenali. Ola berdiri tak jauh dari tempat Malika berdiri. Ola menghampiri Malika yang masih berdiri menunggu Ola.
Mereka berdua berjalan menyusuri koridor bersama. Banyak sekali yang menyapa mereka berdua. Tubuh Malika sudah berada di depan pintu kelasnya. Sudah ramai siswa didalam. Malika memasuki kelas begitupula Ola. Mereka duduk pada bangku mereka dan berdiam sejenak.
"Lo udah tugas kemarin?" Tanya Ola memulai percakapan.
Malika menggeleng seraya mengeluarkan buku pelajarannya. Malika membuka tugas yang kemarin diberikan oleh guru pengajar. Malika membuka buku tersebut dan mulai menuliskan jawabannya. Ola dan Malika mengerjakan tugas secara bersama. Mereka mengeluarkan ide masing-masing.
"Udah siap!" Seru Malika menutup bukunya yang membosankan.
Bel tanda masuk telah berbunyi, seluruh siswa masuk kedalam kelasnya masing-masing. Kelas Malika menjadi penuh setelah seluruh siswa kelas tersebut kembali dari luar. Malika duduk ketempat nya dan mengikuti pelajaran dengan baik.
*****
Bel istirahat sudah berbunyi sedari tadi. Malika dan Ola juga sudah selesai dengan mahanan mereka masing-masing. Kini Malika dan Ola berada di taman sekolah. Menikmati indahnya bunga-bunga yang mekar disana.
"Ternyata disekolah kita ada taman secantik ini," ucap Malika menatap bunga-bunga tersebut dengan senyuman manis.
"Iya juga, ya? Gue juga baru tau," jawab Ola yang juga baru menyadari adanya taman seindah ini.
Malika dan Ola bersenda gurau layaknya seorang sahabat yang sudah lama kenal. Terkadang Malika masih mengingat bagaimana masa SMP nya, dan yang pasti rasa takut itu masih menghantui.
"Hei! Jangan ngelamun, nj*ng!" Sentak Ola pada Malika yang melamun sedari tadi.
"Udah bel masuk, ayo!" Ajak Ola pada Malika yang masih duduk pada bangku taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malika dan Luka [TERBIT]
JugendliteraturHidup di dalam keluarga lengkap dan bergelimang harta tak selamanya indah menurut seorang Malika. Gadis cantik yang baru menginjak SMA ini bisa dibilang sangat kesepian. Hidup di rumah mewah hanya dengan seorang pembantu dan supir karena kedua orang...