Happy Reading!!!
Hari ini adalah hari Minggu, Malika dan Ola akan mengerjakan tugas kelompok bersama. Malika sudah menyiapkan banyak makanan ringan serta minuman dimeja ruang tamu. ereka berjanji akan memulai kerja kelompok pada pukul 8 pagi, namun sampai pukul 9 pagi Ola belum juga datang. Malika mencoba menelepon Ola agar cepat datang, karena dirumah ia hanya sendirian. Mbok Marni sedang pergi ke pasar bersama Pak Mamat.
Pintu diketuk dari luar, Malika segera bangkit dari duduknya dan membuka pintu. Ola sudah berada didepan pintu dengan membawa alat-alat yang akan digunakan untuk kerja kelompok nanti. "Ayo masuk!" Ucap Malika mempersilahkan Ola untuk memasuki rumahnya. Ola dan Malika duduk pada sofa ruang tamu dan mulai mengeluarkan alat-alat mereka masing-masing.
"Tadi macet parah," ucap Ola mengusap keringatnya yang bercucuran.
"Emang iya?" Tanya Malika pada Ola.
"Iya, nj*r! Gue udah berangkat dari jam 8."
"Mungkin karena hari ini hari minggu, jadi pada liburan," jelas Malika yang hanya diangguki oleh Ola.
Mereka mengerjakan tugas mereka dengan berdiskusi. Sesekali mereka membahas berbagai macam hal. Mereka juga menikmati makanan-makanan ringan yang sudah disediakan oleh Malika sedari tadi. Malika juga bercerita kalau orang tuanya sedang berada di luar kota. Jadi, Malika meminta Ola untuk berlama-lama dirumahnya.
Mereka berdua menonton TV setelah tugas mereka selesai. Mereka juga bermain kartu yang dimiliki oleh Malika. Mereka bermain dengan begitu semangatnya. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Ola sudah merasa cukup berada dirumah Malika. Ia berpamitan untuk pulang pada Malika dan meninggalkan Malika sendirian.
"Gue pulang dulu ya, kalo ada apa-apa telepon gue aja," ucap Ola lalu pergi menghampiri mobil sang Papa.
Malika memasuki rumah dan menutup pintu lalu segera kembali duduk pada sofa ruang tamu. Suasana rumah seketika berubah menjadi senyap. Tak ada suara apapun kecuali suara TV yang masih menyala. Malika membereskan sisa makanan serta minumannya tadi dan menyapu rumahnya. Setelah semuanya selesai, Malika merebahkan tubuhnya diatas sofa dan terlelap.
*****
Malika duduk pada salah satu meja kafe. Ia kali ini sendirian, di dalam kafe yang sangat ramai pengunjung. Malika menikmati dimsum kesukaannya serta jus stroberi kesukaannya. Malika sesekali melihat sekelilingnya, memperhatikan setiap pengunjung yang sedang menikmati makanan mereka. Ada yang sendiri, bersama pasangan bahkan bersama keluarganya.
Malika melamun, mengingat kembali mimpinya dua hari lalu. Ia benar-benar tak habis pikir dengan mimpi tidak jelas itu. Setelah dipikir, selama dua hari pula Malika tak menghubungi Tio, begitu pula sebaliknya. Malika membuka room chat-nya dengan Tio terakhir kali. Malika tersenyum membaca kembali pesan-pesan yang mereka kirim. "Kita lucu, ya. Tapi lebih lucu aku sama Rangga," senyuman Malika luntur.
Mengingat sang mantan kekasih yang sangat ia cintai. Entah mengapa sangat sulit untuk Malika melupakan Rangga, entah se istimewa apa seorang Rangga. Malika masih tersenyum membaca pesan-pesannya dengan Tio. "Kamu bisa ngalahin Rangga gak, ya?" Ucap Malika bertanya pada diri sendiri. Malika hanya tersenyum dengan senyuman manisnya, sangat manis. Hingga tanpa ia sadari ada yang memperhatikannya dari meja lain.
"Lo masih cantik, Ka." Gumam seseorang tersebut dengan senyumannya.
Malika berdiri dari duduknya dan membayar semua makanannya tadi. Malika berniat untuk pulang. Ia memesan ojek online untuk transportasi pulangnya. Namun, hari semakin gelap, sepertinya akan ada hujan. "Yah, gerimis," ucap Malika lalu kembali masuk kedalam kafe. Malika mengutak-atik ponselnya mencoba menghubungi Pak Mamat agar menjemputnya. Namun, ponsel Pak Mamat tidak aktif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malika dan Luka [TERBIT]
Teen FictionHidup di dalam keluarga lengkap dan bergelimang harta tak selamanya indah menurut seorang Malika. Gadis cantik yang baru menginjak SMA ini bisa dibilang sangat kesepian. Hidup di rumah mewah hanya dengan seorang pembantu dan supir karena kedua orang...