03

44 22 0
                                    

Happy Reading!!!

Malika memakai sepatu sekolahnya. Arga sedari tadi menunggu sang putri semata wayangnya yang masih belum siap.

"Lika, masih lama?" Tanya Arga menghampiri Malika.

"Sudah, Papa," ujar Malika berdiri dari duduknya.

Malika dan Arga masuk kedalam mobil dan memulai perjalanan. Didalam mobil hanya hening, tak ada yang membuka suara baik Arga ataupun Malika. Mobil berhenti didepan gerbang sekolahnya. Malika menjabat tangan Arga untuk salam dan Arga mencium kening sang putri.

"Sekolah yang pinter, ya, anak Papa," ucap Arga pada Malika sebelum Malika turun dari mobil.

Malika tersenyum dan membuka pintu mobil. Masih banyak yang belum masuk kedalam area sekolah. Mungkin karena masih pagi.

Malika melangkahkan kakinya memasuki sekolah dan menuju kelasnya. Koridor sekolah cukup ramai dengan suara siswa dari dalam kelas-kelas. Sesekali Malika menengok kearah dalam kelas.

Seseorang memperhatikan Malika dari dalam salah satu kelas. Malika menatap seseorang tersebut dengan mata menyipit mencoba memperjelas penglihatannya.

Bruk..

"Eh! Sorry sorry," ucap Malika pada seseorang yang ada dihadapannya. Malika terlalu memperhatikan seseorang tersebut sampai tak fokus dengan langkahnya.

Malika memasuki kelasnya yang sudah cukup ramai siswa didalamnya. Namun, ia tak melihat Ola sama sekali. "Belum dateng?" Gumam Malika mengedarkan pandangannya mencari Ola.

Malika duduk pada bangkunya dan mengeluarkan ponselnya dari saku roknya. Malika mencari kontak Ola untuk ia hubungi.

Ola

Apa, Ka?

Malika
Lo gak masuk?

Ola
Enggak! Gue sakit

Malika
Jadi gue sendirian?

Ola

Hehe, gak papa, Ka!

Ola
Sekali-sekali.

Malika menaruh ponselnya kembali dan menatap sekelilingnya. "gak akrab sama yang lain lagi," lagi-lagi Malika bergumam. Memang tak ada yang akrab dengannya kecuali Ola. Menurut Malika, terlalu menghabiskan tenaga untuk mengenal orang-orang baru.

*****

Malika sedang berada pada bangku kantin. Rasanya sangat aneh makan sendirian ditengah ramainya kantin sekolah. Malika menikmati makanannya tanpa menghiraukan yang lainnya. Namun, lagi-lagi seseorang itu memperhatikan Malika. Entah siapa orang tersebut.

"Siapa, sih?" Dumel Malika memainkan ponselnya yang menunjukkan layar hitam.

Malika merasa risih akibat tatapan intens seseorang tersebut. Apa dia ada salah? Atau ada yang aneh pada dirinya?. Malika terus menunduk menatap ponselnya yang masih menunjukkan layar hitam.

"Ekhem!" Deheman seorang laki-laki yang mendekat padanya.

Malika mendongak melihat siapa yang menghampirinya. Benar! Dia yang daritadi memperhatikan dirinya. Malika menaikkan satu alisnya tanda bertanya ada apa.

Malika dan Luka [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang