12

27 14 0
                                    

Happy Reading!!!

Malika terbangun dari tidurnya. Memandang jam dinding yang menunjukkan pukul 5 dini hari. Masih sangat pagi. Malika melenguh, merenggangkan otot-otot tubuhnya. "Masih pagi banget," gumam Malika lalu mengambil ponselnya. Malika membuka pesan-pesan yang belum terbaca olehnya. Terakhir, seperti biasa, ia akan membuka pesan dari Tio.

Tio:
Besok berangkat bareng, ya

Tio:
Gue mau ngasih surprise

Tio:
Lo pasti udah tidur ya?

Tio:
Ya udah, tidur yang nyenyak, sayangnya aku

Malika:
Iya

Malika:
Surprise apaan sih?

Malika:
Lo belum bangun ya?

Malika meletakkan ponselnya dan kembali merebahkan tubuhnya. Sungguh nikmat bisa berguling diatas kasur empuk setiap hari. Malika tersenyum menatap poster idol yang berasal dari korea kebanggaannya. Oh Sehun adalah penyemangat Malika disaat Malika menyentuh titik paling rendahnya. Dimana Malika benar-benar merasakan lelah. Malika akan menatap poster dengan wajah Sehun didalamnya. "Ganteng banget pacar gue," ucap Malika dengan senyum merekah.

"Lika," ucap seseorang membuka pintu kamar Malika.

"Kenapa, Pa?" Ucap Malika menatap sang Papa berdiri diambang pintu.

"Lihat sudah jam berapa," ucap Arga menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 5.45.

Malika menyengir menatap jam dinding yang sudah menunjukkan waktu mandi. "Mandi, sayang," ucap Arga lalu menutup kembali pintu kamar. Malika beranjak dari kasur dan segera masuk kedalam kamar mandi untuk melaksanakan ritual paginya. Setelah beberapa menit Malika berada didalam kamar mandi, akhirnya Malika keluar juga. "Seger banget," ucap Malika memegangi kedua pipinya yang terasa dingin

Malika sudah selesai memakai seragam sekolahnya dan siap memakai sepatu diteras rumah. Malika menuruni anak tangga dengan menenteng sepatunya. "Ayo, makan dulu," ucap Santy menyuruh Malika untuk sarapan terlebih dahulu. Malika berjalan menghampiri kedua orang tuanya yang sudah siap sarapan pagi. Malika duduk disalah satu kursi dan mengambil sepiring nasi untuknya. Malika melahap makanan tersebut hingga tak tersisa sedikitpun di piringnya.

Malika memakai sepatunya diteras rumah dengan sedikit santai. Masih sangat pagi jika Tio sudah datang menjemputnya.

"Berangkat sama Papa atau sama pacar kamu itu?" Ucap Arga yang sedang memanaskan mobilnya.

"Sama pacar aku lah!" Ucap Malika cengiran kudanya.

Arga menggelengkan kepalanya. Merasa gemas dengan tingkah sang putri. "Semoga kamu bahagia selalu, putri kecil Papa," batin Arga dengan senyuman menatap Malika. "Halo, Om," ucap seseorang membuyarkan lamunan Arga. Arga yang tersentak dengan spontan menoleh pada sumber suara yang tak lain dan tak bukan adalah Tio. Tio mencium punggung tangan Arga dan menatap Malika yang sudah berdiri disamping Arga. "Lika berangkat dulu ya, Papa," ucap Malika mencium punggung tangan Arga dan segera berangkat menuju sekolahnya.

*****

Malika dan Tio menyusuri koridor sekolahnya dengan tangan yang bergandengan. Begitu banyak yang bergeming, membicarakan kedekatan mereka berdua.

Malika dan Luka [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang