Saka terbangun dari tidurnya. Beberapa kali ia mengedipkan matanya menatap langit langit kamar tersebut.
Rasa rasanya ia tidak mengenali kamar ini sama sekali. Sesaat setelah semua nyawanya terkumpul, Saka segera membangkitkan posisinya menjadi duduk.
Ia melihat sekeliling kamar tersebut, terdapat photo Rafael yang sangat besar. Sudah dipastikan bahwa ini adalah kamar Rafael."Ngeong"
Saka seketika mencari sumber suara itu. Dan tiba tiba saja kucing oren naik keranjang yang sama dengan Saka
"Ngeong"
Wajah kucing itu tampak bulat dan juga mata full yang menggemaskan
"Wah..siapa namamu meng?" Saka memegang kalung kucing tersebut dan disana terdapat nama Didi
"Ppft.. nama kucingnya imut banget" Saka terkekeh sementara kucing itu hanya menatap Saka dengan mata bulatnya.
Tok..tok..
Pintu terbuka sedikit dan Rafael memasuki kamar tersebut."I thought you are really really slept well" ucap Rafael seraya berjalan menghampiri Saka yang masih terduduk diranjang.
"Sorry Rafa, im so sorry to hear that" balas Saka
"Nah, its okay. By the way, now im feelin better than before." Jelas Rafael
"Thats cuz me right? Haha..im the your vitamins"
"Ya, I think so?" Rafael menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum kecil.
"Are you not scared with me?" Lanjut Rafael"Why?" Tanya Saka
"We are the same room, only you and I" jelas Rafael
"I was not scared" balas Saka
Namun tiba tiba Saka bangkit dari posisinya dan berjalan menuju pintu diikuti oleh Didi
Melihat tingkah Saka yang tiba tiba berubah itu, Rafael hanya terkekeh dan ia semakin ingin menjahili Saka.
"Ow stop stop Didi, come on with me" Rafael menggendong Didi dan mengelus ngelus perutnya.
Sementara itu Saka masih kebingungan bagaimana cara membuka pintu kamar Rafael ini.
Ini diputar, digeser, atau didorong pikirnya.
"Can you help me to open this door?" ucap Saka.Namun Rafael hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya.
"You was said, you're not scared with me. So, why I should to open this room?. We can enjoy here right?" Ucap Rafael.
Namun tiba tiba saja pintu kamar itu terbuka menampilkan sosok Welber.
"Didi!!. Oh.. are you wake up now. Im waitin for ya" ucap WelberSaka dan Rafael saling tatap tatapan.
Welber mengambil Didi yang berada digendongan Rafael.
"Lets go, im so hungry" Welber menatap kearah Rafael dan juga Saka
Rafael mengangguk dan juga diikuti oleh Saka. Dan mereka berjalan mengikuti Welber menuju dapur.
..
Saka mengira mereka hanya akan makan bertiga, namun nyatanya berlima. Disana terdapat kedua orang tua Welber dan Rafael.
"Dimakan ya ndok, diabisin semuanya" ucap Mama Welber dan Rafael."Ha apanih? Kok ya medok ngomongnya.? Okay aku ngerti, pasti papanya yang bule" batin Saka.
"Iya tante, makasih banyak lho ngerepotin ini" ucap Saka.
"No, dont say like that. Im so welcome when I know Welber dan Rafael bring you as a friend here" balas Papa Welber dan Rafael.
"Okay om. You're so kind" balas Saka.
Mereka pun melanjutkan makan dengan berbagai macam menu yang tersedia.
"Sebenarnya om dan tante juga ingin mempunyai anak perempuan. Sepertinya akan seru" ucap Mama Welber dan RafaelSesaat setelah mengatakan itu, Welber dan Rafael menatap kearah Saka.
Dan seketika itu juga Saka menjadi tersedak."Be careful Saka, you can die early" ucap Rafael
Welber memberikannya segelas air putih
"Pelan pelan sayang minumnya" ucap mama Welber dan Rafael.Sementara itu Saka menatap tajam kearah Rafael karena ucapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael Struick - Secret Love (FINISHED)
Fanfiction☆Cerita ke 1 Jarang tersenyum, sedikit berbicara. seakan Ia hanya menggunakan tatapan matanya sebagai sarana untuk menyampaikan semuanya. namun terkadang melemparkan candaan kecil. iya, hanya sekedar candaan. who is him? We overdue? - Rafael Janga...