Thanks buat votenya guys.
Boleh banget dengan kesadaran penuh untuk follow akunku 🤣
Aku ada projek baru soalnya disanaEnjoy~~
Setelah perjalanan panjang dan waktu yang ditunggu tunggu. Setelah melewati hari yang melelahkan dengan latihan, latihan dan latihan. Kini mereka sudah berada di partai semifinal melawan Korea. Dan dengan hasil yang mencengangkan mereka berhasil mengalahkan korea dengan adu pinalti.
"Ayo guys, dikit lagi final terus kita juaraaaa" ucap captain Ridho menyemangai rekan rekannya diruang ganti.
"Yeaahh!!!" Dengan kompak seluruh pemain serta staff berteriak bersuka cita merayakan kemenangan malam ini.
..
Sementara itu dilain tempat
Saka mondar mandi dari ruang satu keruang lainnya mencari kartu tanda pengenalnya yang hilang."What are you doing here?" Tanya seorang staff pengelola stadium qatar.
"Eumm.. actually im looking for..
"Sorry, Where is your ID?" Tanyanya lagi.
"I think I drop my ID at somewhere. So now, I try to find it" balas Saka.
"But you can't here without your ID" jelas pria tersebut.
"I know. So thats why I lookin for it" ucap Saka.
"Get out of here" ucap pria itu yang kini tampak marah.
"I told you, I will find it" Saka mencoba melihat ke sekeliling, berharap bertemu salah seorang rekannya.
"No no.. right now" setelah mengatakan itu, pria tersebut menarik paksa tangan Saka.
Tampak Saka meringis kesakitan.
Pasalnya pria itu tinggi besar sedangkan ia bertubuh mungil.Rafael mendorong tubuh pria itu agar menjauh dari Saka.
"Are you okay?" Tanyanya pada Saka.Saka mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Whats your problem huh? Cant you see that? She is girl." Tanya Rafael pada pria itu.
"She said, she lost her ID. So, dont bother my job now." Jelas pria tersebut.
"Let me tell you. She is my staff. Indonesian's team. Her name is Saka" ucap Rafael menjelaskan identitas Saka.
"I Need her ID" jelas pria tersebut.
"Saka~" Justin memanggil Saka dari lorong. Ia tidak sendiri, ia bersama Ivar dan juga Nathan.
"Let me guess it. You drop your ID right. Taraa~" ucap Justin sambil menunjukkan ID Saka ditangannya.
Saka menghela napasnya lega
Rafael menatap pria itu seakan menantang baliknya.
"Okay. I'll leave it now. Sorry" ucap pria tersebut dan meninggalkan tempat itu.
"Whats goin on? Somethin happen?" Tanya Nathan
"Whats happen with that guy?" Kini Ivar gantian bertanya.
"Nope. I dont wanna talk about it" balas Rafael yang masih tampak kesal.
"What?! Whats that?!" Ucap Justin seraya menunjuk kearah pergelangan tangan Saka yang masih tampak merah karena ulah pria staff stadium itu.
Ivar memegang pergelangan tangan Saka
"Whats happen? How can?" Tanyanya.Melihat Ivar yang memegang pergelangan tangan Saka, buru buru Rafael menepis tangan Ivar.
"Somethin happen before you come here. But now its fine" jelas Rafael."I know im so smart. But let me guess first. That guy ask your ID, but you cant showin your ID, so he did it. Right?" Ucap Nathan.
Saka mengangguk sebagai jawabannya.
Justin bertepuk tangan. Memaknai ucapan Nathan.
"So thats why. Coach always pick you" ucapnya."By the way. Congratulation guys." Ucap Saka
..
Keesokan harinya
Sambil menunggu yang lain selesai berlatih.
Saka duduk diayunan menikmati fasilitas yang disediakan oleh hotel.Dengan pemandangan yang indah dan juga suasana yang sejuk. Membuatnya semakin terbuai dengan tempat ini.
"We finished" ucap Rafael yang kini sudah duduk disebelah Saka.
"Take a rest Rafa" balas Saka.
"No. I want to talk to you here." Ucap Rafael
"What?" Saka menatap kearah Rafael yang juga menatap kearahnya.
"I think im not really good. I get fever" ucap Rafael kemudian menarik tangan kanan Saka dan menempelkannya didahinya.
"Right?" Tanyanya lagi.
Melihat perlakuan Rafael.
Dengan segera Saka menarik kembali tangannya."You can ask the staff to give you the medicine" ucap Saka.
"I just ask you" balas Rafael
Saka menghela napasnya dan kemudian berdiri dari posisinya.
"Lets go to the clinic. They'll will give you patacetamol" ucapnya.Rafael menggelengkan kepalanya.
"You are my medicine."balasnya."Again. Dont make me confused with you." Saka hendak pergi namun Rafael berhasil menahan pergelangan tangan kanannya.
"I more confused than you. I dont know what should I do" jelasnya
"You are so funny Rafa. How can you said like that huh?"
Sementara itu dilain tempat terdapat Ivar yang sedang melihat kearah Rafael dan Saka. Terlihat Ivar meremas handuk kecil yang ia bawa.
Ia cemburu dengan Rafael yang bisa mengobrol berdua dengan Saka.Dilain tempat juga terdapat Justin dan Nathan yang melihat ke arah Ivar yang sedang melihat ke arah Rafael dan Saka.
"Im so curious. Til when?" Ucap Nathan kemudian makan permen kapas warna biru.
"At first I saw Saka. I thought she is will choose Rafael. But, I think no for now" ucap Justin.
"Me too. I thought at first she is like Rafa. But, I change it. Ivar better than Rafa right?" Ucap Nathan kemudian menatap kearah Justin.
"Fuck!!" Pekik Justin karena kaget melihat bibir dan gigi Nathan menjadi biru.
"What?" Whats happen?" Tanya Nathan juga ikutan terkejut.
"Look" Justin menyodorkan ponselnya sebagai cermin agar Nathan lekas sadar akibat permen kapas yang ia makan.
"What the f.." ucapan Nathan terhenti seketika karena melihat Coach STY sudah berada dibelakang Justin.
"Anying haseyo coach" ucap Nathan yang kini menyapa coach.
Buru buru Justin membalikkan badannya
"Anying haseyo coach" ucap Justin mengikuti Nathan sebelumnya."Ckckck.." ucap STY kemudian berjalan meninggalkan mereka berdua disana.
"I wish, he doesnt hear my bad words" ucap Nathan.
"Its okay, he cant speak english well. By the why how can you know speak korean?" Tanya Justin
"Marselino teach me" ucap Nathan
Justin mengelus dadanya karena berkat Marselino yang mengajari Nathan, mereka tidak dimarahin oleh coach STY.
"Thanks Marselino" gumamnya.I'll be back ygy.
Btw aku ada up cerita baru nih.
Boleh banget abis dari sini kesana.
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael Struick - Secret Love (FINISHED)
Fiksi Penggemar☆Cerita ke 1 Jarang tersenyum, sedikit berbicara. seakan Ia hanya menggunakan tatapan matanya sebagai sarana untuk menyampaikan semuanya. namun terkadang melemparkan candaan kecil. iya, hanya sekedar candaan. who is him? We overdue? - Rafael Janga...