Setelah pertandingan berakhir antara Argentina dan Indonesia, dengan kekalahan Indonesia.
Tampak semua pemain timnas hanya bisa tersenyum ikhlas.
Uji coba saja, pikir mereka.Diruang ganti pemain, mereka saling menguatkan dan juga memotivasi. Kapan lagi bisa bertanding dengan tim besar seperti Argentina.
Namun tidak dengan Rafael, dia pergi begitu saja menuju kantin dan duduk menghadap langsung kelapangan bola.
Melihat Rafael yang tampaknya sedang tidak dalam kondisi yang baik baik saja, Saka pun berinisiatif untuk menghampirinya hanya sekedar memberikan ucapan penghibur.
"Hey, dont worry. Maybe the next time, we will meet them again or the other bigger team" ucap Saka.Rafael menundukkan pandangannya.
"Rafa, you want to eat somethin or drink?" Tanya Saka
"Can you shut up? I just want to be alone." Ucap Rafael dengan nada datarnya
"Come on Rafa, this is just a game" jelas Saka.
"Game? You think this is just a game for you? No!! I want ma team to win!!" Rafael tampak kesal dan membentak Saka.
"Stay away from me" ucap Rafael pada Saka
Seketika Saka selangkah mundur dan meninggalkan tempat itu.
Itu kali pertamanya melihat Rafael begitu marah dan juga membentaknya.
Tampak begitu menakutkan dan juga membuatnya gemetar hebat...
Keesokan harinya dikantor.
Setelah berdiskusi dengan Jeje dan juga beberapa staff, Saka keluar ruangan dengan wajah lesunya.
Bukan tanpa sebab, hanya saja ia masih kepikiran tentang ucapan Rafael padanya."Maaf maaf" tanpa sengaja Saka menabrak punggung Ivar
"Why you always said that words?" Tanya Ivar
"Sorry. Ma bad" balas Saka menundukkan kepalanya.
"Wait, somethin happend?" Tanya Ivar yang melihat Saka tampak berbeda dari biasanya
"Ya, of course. I mean, nothin" setelah mengatakan itu, Saka buru buru pergi meninggalkan Ivar yang masih menatap bingung padanya.
..
Sudah hampir seminggu Saka tidak menunjukkan batang hidungnya dikantor, karena ia memilih untuk mengirim file file saja dari rumah. Karena juga dikantor tidak ada keperluan yang mendesak baginya.
"Where is Saka?" Tanya Rafael to the point pada Jeje.
"At home maybe" balas Jeje
"Its almost one week, I dont see her" jelas Rafael.
"Why?" Kini giliran Jeje yang bertanya
"W..why? I dont know. Cuz she is not come to office" Rafael tampak kebingungan
"Its okay, she is okay." Balas Jeje kemudian menepuk pundak Rafael dan berjalan meninggalkan Rafael.
Rafael hendak memasuki mobilnya namun pandangan matanya tertuju pada mobil yang tidak asing baginya. Itu adalah mobil milik Welly.
Dan benar saja, pintu mobil itu terbuka dan Saka keluar dari sana kemudian memasuki kantor dengan tas jinjingan yang begitu banyak.
Dengan segera Rafael berlari menuju Saka dan mengambil semua tas jinjing yang Saka pegang.
Saka yang terkejut hanya bisa memegang dadanya
"Whatcu doin?" Tanyanya dengan nada takut."Whatcu doin? I dont see you almost one week. Then I think I broke ma phone, so I can't text you" jelas Rafael.
"Im okay." Balas Saka kemudian hendak kembali ingin mengambil tasnya namun Rafael menahannya begitu kuat.
"Sorry for the last time. Hmm.. im so mad" ucap Rafael.
"Its okay, can you give me back ma bag?" Tanya Saka.
"No" Rafael menggelengkan kepalanya.
"Are you still angry with me?" Tanya Rafael.
"If I tell you the truth, will you listen to me? " tanya Saka.
Rafael menganggukkan kepalanya
"Yes, I was afraid" balas Saka menundukkan kepalanya
Rafael mendekatkan dirinya dan mengelus kepala Saka
"Sorry" ucapnya.
"Maafkan aku ya" ucapnya lagi dengan bahasa indonesia.Seketika Saka mendongakkan kepalanya karena Rafael baru saja menggunakan bahasa indonesia untuk berkomunikasi dengannya.
Saka tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Boleh kakak vote dan follownya.
Silahkan~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael Struick - Secret Love (FINISHED)
Fanfiction☆Cerita ke 1 Jarang tersenyum, sedikit berbicara. seakan Ia hanya menggunakan tatapan matanya sebagai sarana untuk menyampaikan semuanya. namun terkadang melemparkan candaan kecil. iya, hanya sekedar candaan. who is him? We overdue? - Rafael Janga...