"Random banget aslian. Pelatih kita orang korea, isi pemain kita hampir rata rata wong bule, tapi si jeje nerjemahinnya khusus buat kita yang orang indo. Itu pasti si Hubner kaga ngerti yakin gue" ucap Marselino.
"Itulah maka dari itu kita kedatangan translator baru. Cantik pula yekan" balas Arhan.
"Aight! What are you talkin about dude?" Tanya Pattynama
"Nono" balas Marselino. Lalu tertawa
"Why are you laughin for? Could you tell what he said? " Ucap Pattynama
"Yes yes" balas Arhan.
..
Sementara itu Jeje dan Saka sedang berbincang dengan Pelatih untuk keperluan soal jumpa pera untuk beberapa hari sebelum pertandingan.
"Im not comfy about this" ucap Ivar disela sela latihan.
"Why?" Rafael menolehkan pandangannya pada Ivar.
"Its fine if that girl was joined with us? I mean all of here is man." Jelas Ivar
"Its okay, she is just workin here." Rafael kemudian menatap kearah Saka
"Be careful, watch your ball ya" lanjut Rafael.
Tiba jam istirahat untuk makan siang semua pemain pun segera meninggalkan lapangan dan menuju kantin.
Dengan inisiatifnya Saka bergabung dengan meja Rafael dan Ivar untuk makan siang ini.
Seperti permintaan pak Erick Thohir sebelumnya.
"Hi, can I join with u guys?" Ucapnya."Ya, of course" Ivar mempersilahkan.
Rafael hanya tertunduk dan mengunyah makanannya.
"How about today? Fine? Its fine?" Tanya Saka.
"Well. As usually" balas Rafael kemudian tersenyum.
"Hmm.. Mr Erick Thohir ask me, I should to teaching you guys to speak Indonesian too. How?"
"Great. I'll try it." Balas Ivar
"Me too" Rafael menatap Saka dan lagi lagi menyunggingkan senyumannya.
..
Setelah latihan berakhir seperti apa yang sudah dibicarakan sebelumnya.
Kini Ivar Rafael dan Saka duduk dibawah pohon jeruk."Then how to say I want to eat?" Tanya Rafael.
"Saya mau makan" balas Saka.
"Saya mau makang" ulang Rafael.
"Not makang, but makan. The spell is M A M A N. Makan.
"Ah okay okay. Makan. The pronounce is right?" Tanya Rafael memastikan.
"Yaya, bet!" Balas Saka.
"I can't sing, how to say it in indonesian? " kini Ivar bertanya.
"Saya tidak bisa bernyanyi" balas Saka
"Saya tidak bisa bernyanyi" ulang Ivar.
"Why? Why you ask that? Someone ask you to singing?" Tanya Saka
"Yes, everytime. I hate it" balas Ivar.
"Saka, how old are you?" Tiba tiba Rafael bertanya
"Guess it"
"Im not sure you are older than me or Ivar" balas Rafael.
"To be honest, I was born in 05". Balas Saka.
"So young" balas Ivar
"A little girl haha" timpal Rafael.
"Ayo guys, but im your teacher now. " Saka sedikit kesal.
"Sorry sorry" Rafael menyikut Ivar untuk kembali serius belajar kali ini.
..
Keesokan harinya.
Karena tidak ada kepentingan Saka tidak sepenuhnya diwajibkan datang ke lapangan. Dan sekarang Ia hanya menikmati makan ice cream didepan indo***maret ditemaninya dengan turunnya hujan deras.
"Santuy dulu ga sih, uda ga bawa payung, ga bawa jas hujan pula" ucapnya.Sekarang sudah menunjukkan pukul 3 sore, namun hujan belum kunjung reda juga.
Dan tiba tiba ada yang manarik kursi tepat didepan Saka dan langsung duduk didepannya.
"Lonely girl" ledek nya
"Whatcu doin here? Whats the matter? " Saka terkejut
"Nah, I just finished with everything today, then I come here" balas Rafael.
"By your self?"
"Ya, can you see it, nobody else" balas Rafael.
"Okay." Saka kembali terdiam karena bingung harus membuka pembicaraan apa lagi, topiknya sudah buntu.
"The Indo***maret is near to your house?" Tanya Rafael.
"So so"
Rafael menganggukkan kepalanya paham.
"Can we go there?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafael Struick - Secret Love (FINISHED)
Fanfic☆Cerita ke 1 Jarang tersenyum, sedikit berbicara. seakan Ia hanya menggunakan tatapan matanya sebagai sarana untuk menyampaikan semuanya. namun terkadang melemparkan candaan kecil. iya, hanya sekedar candaan. who is him? We overdue? - Rafael Janga...