Setelah kembali dari rumah Angel, Aliceza memasuki ruangan tamu kost an nya saat matahari hampir terbenam. Di dalam ruangan tamu Cia dan Clara duduk di sofa dan menatapnya dengan rasa penasaran.
"Habis dari mana?" Tanya Cia penasaran.
Aliceza menjawab dengan singkat. "Ada urusan bentar." Aliceza langsung berjalan masuk kedalam kamarnya.
Setelah melihat wajah lelah Aliceza, Cia dan Clara saling bertatapan dengan ekspresi bingung. Aliceza kemudian melangkah masuk ke dalam kamarnya tanpa berbicara lebih lanjut, meninggalkan Cia dan Clara dengan rasa penasaran. Tiba-tiba, Clara teringat akan sebuah paket kecil berwarna hitam yang datang beberapa saat yang lalu.
"Eza, tadi ada paket datang untuk lo. Gue letakkan di atas meja belajar lo," teriak Clara, berharap Aliceza akan mendengarnya dari dalam kamarnya.
"Dari siapa?" balas Aliceza dengan suara teredam dari dalam kamar.
"Gak tahu, tapi nama Lo ada di atasnya!" jawab Clara kembali.
Aliceza mengangguk sambil memperhatikan box hitam yang berada di atas meja belajarnya. Dengan rasa ingin tahu yang besar, dia membuka box tersebut dengan hati-hati.
Saat box kecil berwarna hitam itu terbuka. Aliceza sedikit memasang wajah terkejut. Didalam box tersebut berisi kertas potongan berukuran kecil. Aliceza mengambil kertas dengan potongan yang terbesar di antara yang lain dan membaca isi dalam kertas dengan seksama.
"Berhenti mencari cari tahu siapa pembunuh didesa bulbury atau nyawa orang sekitarmu yang akan jadi korban."
Tulisan tersebut di tulis dengan tinta merah serta bercak-bercak seperti noda darah yang mengering.
Aliceza menatap kertas itu dengan campuran antara kebingungan dan ketakutan. Pertanyaan-pertanyaan mulai muncul di benaknya. Siapa yang mengirimnya? bagaimana ia bisa tahu kalau ia tengah menyelidiki kasus ini? Apakah ini sebuah ancaman nyata atau hanya sebuah lelucon? Hatinya berdebar-debar saat dia menyadari bahwa ada seseorang yang ingin ia menghentikan penyelidikannya.
****
Suasana malam di atas roof top terasa begitu menyenangkan. Cahaya bulan memancar lembut menyinari mereka yang duduk bersama di sekitar api unggun dengan tenda yang berada di belakang mereka, sementara bau wangi dari daging yang dipanggang memenuhi udara.
Dengan pakaian yang sama yaitu piyama tidur yang berlengan panjang dengan warna yang berbeda-beda, Aliceza dengan warna Biru langit, Cia warna pink, Clara berwarna cream, Lia berwarna Merah serta Vira berwarna Hijau muda.
Aliceza dan teman-temannya tertawa ceria sambil saling bercerita. Mereka menikmati makanan yang lezat dan suasana yang hangat di tengah udara malam yang sejuk. Ide bagus yang diberikan Clara dengan membuat api unggun serta tenda di roof top tempat kost mereka.
Clara berinisiatif untuk membuat api ungu bersama teman-temannya karena sudah lama ia rasa tidak menghabiskan waktu bersama dengan tidur di tenda, menikmati angin malam dengan api ungu serta barbeque an. Walaupun mereka hanya bisa melakukannya di roof top kost² an mereka sangat senang bisa berkumpul dan tidur bersama.
Tiba-tiba, Cia berdiri di tengah-tengah mereka dengan senyuman cerah di wajahnya membawa kue ulang tahun.
"Selamat ulang tahun, Clara," ucap Cia dengan tulus.
Mereka semua bersorak dan memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada Clara sambil bertepuk tangan.
Clara yang tengah asik mengobrol terkejut saat Cia yang tiba-tiba muncul disebelahnya dengan kue ulang tahun lalu di ikuti sorakan teman-temannya. Dengan mata berkaca-kaca Clara tersenyum senang. "Terima kasih semua," ucap Clara menatap teman-temannya yang tersenyum tulus kepada dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALICEZA
Mystery / ThrillerGenre : fantasi-mistery-thriller **** "Jangan pernah sesekali tunjukkan kelemahan kamu kepada siapapun, kita ga pernah tau yang mana teman dan lawan." **** "Musuh paling berbahaya ada orang terdekatmu dan kejahatan akan selalu mengikutimu." **** ALI...