{31} Jatuhnya Clara

820 30 26
                                    

"Pilihannya cuman dua: lo bisa hidup dalam ketakutan atau lo mati dalam ketakutan."

~Alaska_Chandrawan~

****

Aliceza berjalan menuju UKS untuk menghampiri Clara yang tengah istirahat, namun saat ia masuk ke dalam ruangan UKS, ia tidak menemukan keberadaannya. Aliceza mengerutkan keningnya, memperhatikan sekeliling. Di dekat meja khusus obat-obatan, ia melihat seorang guru penjaga UKS. Dengan langkah cepat, Aliceza menghampiri guru tersebut.

"Permisi, Bu. Clara nya kemana ya, Bu? Tadi pagi dia ada di sini," tanya Aliceza.

Guru itu menoleh ke belakang. "Claranya keluar tadi."

"Kemana ya, Bu?"

"Ibu kurang tau kemana, dia keluar cepat-cepat jadi ibu ga bisa tanya ke mana."

"Kalau kondisi Clara gimana Bu?" tanya Aliceza khawatir.

"Kondisinya sudah lumayan dari sebelumnya."

Aliceza mengangguk mengerti. "Baik, kalau begitu saya permisi mau cari Clara. Terima kasih udah merawat Clara, Bu."

"Iya, sama-sama."

Aliceza keluar dari ruangan UKS dan berniat mencari Clara di kelasnya terlebih dahulu. Ia berjalan melintasi lapangan menuju kelas Clara. Saat akan membuka ponselnya untuk menelpon Clara, ia menerima pesan sementara secara otomatis dari sebuah bot, pesan yang hanya bertahan 30 detik setelah itu akan kehapus dengan sendirinya.

"Bersiaplah untuk menerima hadiah yang akan kamu ingat selamanya."

Aliceza menatap ponselnya dengan tatapan penuh tanda tanya sebelum pesan tersebut menghilang sendiri secara otomatis.

Setelah pesan itu terhapus dengan sendirinya, Aliceza menatap sekitarnya. Melihat orang-orang yang berada ditengah lapangan. Ia menatap orang-orang yang ada disekitarnya namun ia tidak menemukan ada yang mencurigakan.

Aliceza kembali melangkahkan kakinya berjalan menuju kelasnya melewati lapangan sekolah, ia berjalan sambil terus melihat ke ponselnya agar saat pesan otomatis itu muncul ia bisa langsung me scrinsote.

Sebelum Aliceza sempat menyimpan pesan yang baru saja diterimanya, pesan itu hilang begitu saja. Karena itu, sebagai langkah pengamanan, dia terus memperhatikan layar ponselnya sambil berjalan. Saat itulah, Clara menelpon Aliceza. Aliceza mengangkat telepon tersebut dengan cepat.

"Ez-za." Dengan suara gemetar dan Isak tangis yang terdengar di kuping Aliceza.

Aliceza langsung berhenti melangkahkan kakinya. Rasa khawatir saat mendengar suara Clara yang terdengar sedang menangis. "Ada apa, Clar? Lo kenapa nangis?" Tanya Aliceza dengan cemas.

"T-tolongi gue Z-za," ucap Clara dengan nada yang penuh dengan ketakutan serta isak tangis.

Aliceza merasakan kepanikan dari Clara, ia dengan cepat bertanya lagi, "Clara, kenapa?" Tidak ada jawaban dari Clara. Telepon masih tersambung namun Clara suara Clara tidak terdengar. Aliceza semakin dibuat cemas.

"Clara, Lo dimana sekarang? Clara jawab! Clara Lo ga kenapa-kenapa kan?" Aliceza terus bertanya di sambungan teleponnya namun tetap saja Clara tidak menjawab maupun berbicara.

Aliceza yang mendengar keheningan dari sisi lain telepon semakin cemas dan panik. Namun, sebelum Clara sempat menjawab, Aliceza mendengar suara teriakan Clara dari sambungan teleponnya.

"Clar? Lo kenapa, Clara? Clara jaw-" belum sempat Aliceza menyelesaikan kalimatnya ..

Thump

Tepat di depannya, tubuh wanita yang sangat dikenalnya, Clara, berada di hadapannya dengan posisi terjatuh dari lantai atas balkon sekolah tangan kanannya yang megenggam ponselnya, sambungan telepon yang masih menyala dengan nama Eza di layar ponselnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALICEZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang