"Lo mau ngelawan ka Angel? Maaf bukannya gue ngerendahin Lo tapi bisa dibilang Lo cuman anak pelayan terus Lo mau melawan Ka Angel yang Lo sendiri tau kan bokpanya ? Kalau mau lawan Ka Angel setidaknya lawannya itu orang yang lebih dari bokapnya kaya misalnya keluarga Raja Holwen, itu baru lawan yang bisa bandingin keluarganya Ka Angel."
"Bukan berarti gue cuman anak seorang pelayan gue diem aja ya di tindas begini."
"Iya gue ngerti maksud Lo tapi juga harus liat ke adaannya sekarang," ucap Clara berusaha untuk meyakinkan Aliceza agar tidak ceroboh dalam mengambil keputusan.
Perbedaan keputusan membuat merek beradu gagasan satu sama lain. Aliceza yang tidak setuju dan Clara yang mau tidak mau harus setuju dengan perjanjian tersebut. Lebih baik ia tidak jadi duet bersama Aska dari pada harus di skors dua Minggu.
Gadis yang memakai bendo pink dikepalanya tak sengaja melihat kedua temannya yang berada ditaman seperti tengah emosi satu sama lain.
Cia yang awalnya ingin pergi ke koperasi sekolah untuk membeli penghapus namun beralih menghampiri Aliceza dan Clara berbicara namun dengan nada penuh amarah yang ditahan.
"Kenapa kalian disini? Ga jadi kekantor? Ada apa kok dari wajah-wajahnya keliatan emosi?" Tanya Cia yang penasaran dengan kedua temannya.
Mereka berdua menoleh ke samping-Cia.
"Ada apa?" Tanya Cia lagi.
Aliceza menarik nafas berat sambil memijat-mijat keningnya yang terasa pusing memikirkan tentang surat perjanjian itu.
Cia semakin di buat bingung karena kedua orang dihadapannya tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan dari nya mereka hanya diam dengan wajah lesu.
"Ada apa sih?" Tanyanya lagi untuk yang kesekian kalinya.
Aliceza menoleh sedikit ke Cia Dengan mata sayunya. "Ckk," decaknya. Dengan hembusan nafas berat Aliceza pergi meninggalkan Cia tanpa menjawab pertanyaan.
Cia melihat Aliceza yang pergi tanpa menjawab pertanyaan yang ia lontarkan. Dari raut wajah Aliceza yang kesal dan pusing Cia yakin ada sesuatu yang ia dan Clara pikirkan.
"Ada apa sih? Kalian kenapa? Cerita dong jangan kaya gini," ucap Cia kepada Clara.
Clara menarik lalu menghembuskan nafasnya. Ia menyodorkan amplop putih miliknya kepada Cia.
****
Setelah bel pulang berbunyi. Di kelas 11 IPA-1, beberapa murid yang sudah pulang dan beberapa yang masih berada di dalam kelas untuk latihan persiapan acara ulang tahun sekolah.Aliceza yang sudah menggendong tasnya di punggung. Ia menghampiri Glen yang tenga berbicara dengan Rangga di bangku Rangga.
"Glen," panggil Aliceza. Kemunculan Aliceza membuat percapakan Glen berhenti, kedua orang yang tengah duduk berssebelahan itu menoleh sedikit ke atas-Aliceza.
Aliceza niatnya hanya ingin meminta izin tidak bisa ikut latihan saat ini ke Glen saja namun kebetulan Glen tengah bersama Rangga, jadi ia bisa meminta izin kepada team debat nya langsung.
"Gue mau minta izin hari ini gue ga bisa ikut latihan," ucapnya.
"Kenapa?" Tanya Glen mengerutkan keningnya.
Sementara Rangga mulut Rangga tidak berbicara, ia hanya mengeluarkan yang ada dikepalanya dengan ekspresi bukan dengan kata-kata. Ya seperti yang diketahui Rangga adalah orang yang irit berbicara.
"Gue ada urusan yang harus diselesaikan hari ini."
"Sepenting apa urusan Lo sama latihan debat kita? Ini hari ke dua sebelum acara seharusnya Lo ngerti dong."
![](https://img.wattpad.com/cover/328428889-288-k948950.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALICEZA
Mystery / ThrillerGenre : fantasi-mistery-thriller **** "Jangan pernah sesekali tunjukkan kelemahan kamu kepada siapapun, kita ga pernah tau yang mana teman dan lawan." **** "Musuh paling berbahaya ada orang terdekatmu dan kejahatan akan selalu mengikutimu." **** ALI...