"Pa, Eza ga jadi dikeluarin dari sekolah? Kok aku liat tadi dia masih ada disekolah, mukanya biasa aja ga sedih ga panik."
Jordan bingung harus menjawab gimana. Tidak mungkin ia jujur kalau ia kalah telak dengan anak SMA. Sungguh itu sangat memalukan baginya.
Jordan menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. "Ga bisa, dia murid baru. Peraturan yang di buat oleh pihak sekolah kamu."
Angel dengan wajah kesal mendengar jawaban jordan.
Melihat anaknya yang kesal dengan dirinya. Ia langsung mendekati Angel dengan menatap kedua mata Angel dengan tulus namun Angel tidak menatap balik Jordan, Angel menghindari kontak mata dengan papanya.
"Papa ada kabar baik," ucap Jordan namun Angel tidak menjawab ia terus membuang pandangannya.
"Papa besok di undang kesekolah kamu," ucap Jordan ia yakin ucapannya kali ini akan membuat Angel senang dan benar Angel langsung menoleh, menatap balik Jordan dengan wajah berbinar-binar.
"Kok Papa ga bilang," ucap Anggel dengan ekspresi campur aduk ia bingung harus senang atau kaget.
"Kan surprise," jawab Jordan.
Angel menatap wajah Jordan dengan tersenyum lebar. Ia langsung mendekati kepalanya dan memeluk erat Papanya. "Besok aku pergi sama Papa ya? Biar anak-anak disana yang udah mulai berani sama aku tau kalau aku benar-benar anak Papa," pinta Angel.
Jordan mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oke anak kesayangan Papa," ucap Jordan mengelus puncak kepala Angel.
"Oh ya Pa, kata guru aku besok ada tamu spesial datang."
"Siapa?"
"Ga dikasih tau siapa tapi katanya spesial makanya kita yang ikut dalam acara yiu disuruh latihan terus. Atau jangan-jangan tamu spesialnya Papa? Bisa jadi kan Pa."
"Iya sih, tapi Papa gada di kasih tau Papa jadi tamu spesial."
"Mungkin mereka emang ga bilang, tapi siapa lagi coba yang bakal datang kesekolah itu selain Papa, di situkan jabatan yang paling tinggi Papa, yang paling sukses, kaya Papa. Siapa lagi emang? Gada kan?"
Jordan berfikir sejenak. "Bisa jadi sih. Yaudah kalau gitu besok Papa bawa mobil mewah Papa, terus Papa pakai baju dan Barang-barang brendit. Supaya ga malu-maluin masa tamu spesial pake baju yang ga waw."
"Nah tunjukkin kalau Papa itu nomor satu."
*****
Di pagi hari yang cerah, udara yang masih segar. Sekolah WCHC yang sudah bersih dan rapi. Murid-murid yang turut andil dalam acara sudah berganti baju. Guru-guru yang berdiri di depan gerbang sekolah bersiap menyambut tamu-tamu yang sudah di undang.
"Gue penasaran tamu-tamunya siapa-siapa aja," ucap Cia yang berdiri tidak jauh gerbang sekolah.
"Tahun kemarin tamunya siapa-siapa aja?" Tanya Aliceza yang ikut kepo dengan melihat ke gerbang.
"Tamunya kalau tahun kemarin anak-anak sekolah lain, sama yayasan, sama donatur-donatur. Tapi tahun kemarin ga se wah tahun ini. Makanya gue bingung tahun ini tamunya siapa kok guru-guru kayanya udah siap banget gitu pagi-pagi sudah rapi semua."
"Tahun ini anak sekolah lain di undang?" Tanya Aliceza.
"Iya di undang tapi yang gue dengar-dengat ga semua cuman perwakilan 10 orang lah dari sekolahnya kalau tahun kemarin kan setengah dari murid-murid sekolah lain datang."
Aliceza mengangguk-nganggukkan kepalanya. Dengan mata masih melihat ke arah gerbang.
Saat mereka sedang memperhatikan gerbang sekolah serta guru-guru. Ada mobil putih berhenti tidak jauh dari gerbang sekolah. Beberapa orang keluar dari dalam mobil putih tersebut. Yah orang tersebut adalah wartawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALICEZA
Mystery / ThrillerGenre : fantasi-mistery-thriller **** "Jangan pernah sesekali tunjukkan kelemahan kamu kepada siapapun, kita ga pernah tau yang mana teman dan lawan." **** "Musuh paling berbahaya ada orang terdekatmu dan kejahatan akan selalu mengikutimu." **** ALI...