Ke12

46 36 38
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°

°

°

•____________________•

Karena sudah terbiasa dengan keadaan, hingga kecewapun hanya sebatas 'Gwenchana'
•____________________•












<POV AUTHOR>

   Pagi - pagi sekali Belvina sudah bersiap ingin pergi ke rumah Varo atau lebih tepatnya rumah pemberiannya.

Belvina pergi kesana bukan karena apa, tetapi karena ingin membahas masalah mobilnya yang di curi Varo. Yah curi, karena Varo mengambil tanpa izin darinya.

Untuk masalah Shakeel, lelaki itu sudah membeli apartemen yang tak jauh dari komplek mansion Belvina.

Belvina mengetahui kabar dari Mata - matanya, jika pabrik yang ia berikan kepada Varo sudah mulai berkembang, apalagi Varo yang sudah mulai berbisnis. Itu semua membuat Belvina berkeinginan mengambil mobil miliknya bagaimanapun caranya.

Selang beberapa menit, akhirnya Belvina sampai di sebuah komplek perumahan elit.
Sengaja Belvina memarkirkan mobilnya agak jauh dari jangkauan rumah Varo, bukan tanpa sebab, itu karena ia mempunyai sebuah rencana.

Ia mengetahui bahwa di rumah Varo sedang ada kekasih lelaki itu, siapa lagi kalau bukan Rose. Belvina berjalan dengan anggun ke arah rumah bertingkat dua nan besar itu,

Betapa tidak bersyukurnya Varo telah menyia - nyiakan seorang Belvina? Bodoh si. Padahal Belvina itu Cantik, Mapan, Cerdas, pintar, pokoknya spek sempurna deh. Tapi, apa? Varo malah memilih sepucuk sampah tak berguna, cih.

Belvina memandang sesaat rumah yang dulu ia bangun untuk Varo dan keluarganya. Gadis itu tersenyum pahit, jika di pikir bodoh sekali dirinya yang dulu
"ABELL?" Teriakan melengking itu membuyarkan lamunan Belvina.

Belvina menatap datar wanita paruh baya yang sedang memeluknya, atau lebih tepatnya bersanjiwara.

"Kak Abel, akhirnya Kakak pulang juga, Ezan kangen Kak" Timpal Ezan adik dari Varo itu

Tak lama, Varo dan Rose pun menghampiri mereka di halaman depan rumah.

"Sayang, akhirnya kamu mampir ke sini juga" Varo mengembangkan senyum semanis mungkin untuk meluluhkan hati Belvina

Tidak tau saja jika hati Belvina sudah mati dan takkan terbuka dengan mudahnya.

Rose mendekati Belvina. masih saja ia ber-akting "Eh Mbak, masuk dulu" Ajak Rose

Cinta TerabaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang