14

539 58 1
                                    




kini jam telah menunjukkan pukul 19.00.
natha berjalan menuruni satu persatu anak tangga, menuju meja makan. sesampainya di meja makan, natha tak melihat adanya keberadaan sangkakan.

"kak shani mana ma" ucap natha yang menduduki kursi.

"lagi du kamar, mama tadi udah nyuruh dia turun buat makan. tapi dia nya bilang ga laper"

"padahal dari kemarin dia ga ada makan, ngurung diri terus di kamar. nanti habis makan, kamu bawain makan ke kamar kakak ya" lanjut anin. natha menggangguk kan kepalanya, lalu memakan makanan yang telah di hidangkan anin.

15 menit natha menikmati makanannya,natha telah selesai dengan makan malamnya. natha membawa piring yang berisi makanan untuk dibawa ke kamar shani.

setibanya natha di depan kamar shani, natha mengetuk pelan pintu kamar itu. merasa tak ada jawaban dari dalam, natha mencoba membuka pelan pintu kamar shani.

saat pintu perlahan terbuka, terlihat lah shani yang duduk di kasur membelakangi natha.

natha masuk ke dalam menghampiri shani.

"kak.. " shani menoleh ke arah natha, lalu membuang kembali pandangannya.

natha menghela nafas kasar. dia berjalan ke arah meja di samping tempat tidur shani, untuk menaruh piring yang tersaji makanan di atasnya.

natha berjalan ke arah shani, lalu duduk di samping nya. tak berbicara apa apa, natha hanya memandang wajah shani dari samping.

perlahan shani menoleh ke arah natha. kini mereka berdua saling bertatapan. berberapa menit tatap tatapan, akhirnya natha membuka suara.

"kenapa hmm? " ucap natha lembut.

mendengar ucapan natha, seketika mata shani mulai berkaca kaca. natha yang melihat shani seakan ingin menangis, langsung memeluk erat tubuh shani.

tubuh shani mulai bergetar, isakan demi isikan mulai terdengar di telinga natha.

natha yang mengetahui shani mulai menangis, kini mengusap pelan punggung kakaknya ini.

"hiks.. hiks" tangis shani yang mulai memeluk natha.

natha kembali mengusap pelan punggung dan kepala shani. kini isakan shani mulai mereda, shani sedikit lebih tenang setelah dipeluk oleh natha. merasa shani telah berhenti menangis, natha melepaskan pelukannya dari tubuh shani. natha menghapus air mata yang mengalir di pipi kakaknya itu.

shani menundukkan kepalanya.natha yang melihat itu, kemudian mengangkat pelan kedua pipi kakaknya lalu mengelusnya lembut. mata mereka saling menatap.

"cerita kak, masalah ga akan selesai kalau kakak pendem terus" ucapnya lembut.

shani sedikit menghela nafas untuk menetralkan suaranya. natha memberi waktu untuk shani bercerita.

"kakak lagi sedih.. " ucap nya kembali menunduk.

"kenapaa.. " tanya natha merapikan rambut shani.

shani mengangkat kepalanya melihat natha. matanya mulai berkaca kaca kembali. natha yang melihat kakaknya seperti ingin menangis kembali, kemudian tersenyum lalu menganggukkan mepalanya, guna meyakinkan sang kakak untuk bercerita.

"kakak mau grad dari jkt" natha melotot tak percaya.

"kakak kemarin udah bilang ke teh melodi, dan teh melodi juga udah konfirmasi" lanjut shani.

LELAKI DINGIN KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang