30. Coercive

565 57 5
                                    

✧ Selamat membaca ✧

"Kaka beneran mau sama aku?" Sunghoon terdiam, mencerna pertanyaan Cleo.

"Maksud kamu apa nanya begitu, Cleo?"

"Kaka yakin mau sama aku? Mungkin bener kata grandma kalau Bianca atau Caroline jauh lebih baik dari aku" ucap Cleo.

"Maksudnya?"

"Kaka beneran gak bakal nyesel mau nikah sama aku? Kalau aku mau Kaka sama Caroline atau Bianca aja gimana?"

"Kok kamu jadi kayak grandma? Ngapain ikut-ikutan grandma sih?!" Ucap Sunghoon kesal, Cleo menunduk dalam diam.

"Udah dibilang gak mau! Kamu mau bikin Kaka marah ya?!" Bentak Sunghoon. Air mata gadis itu turun, Cleo segera mengelap pipinya yang basah.

Sunghoon membuang nafas kasar untuk mengendalikan emosinya, "Sini deketan" perintah Sunghoon sambil menarik Cleo.

Gadis itu duduk di atas pangkuan Sunghoon sembari bersandar ke dada lelaki itu, "Cleo sayang kaka kan?" Tanya Sunghoon lembut, Cleo mengangguk.

"Kita yang jalanin kan?" Lagi-lagi Cleo mengangguk.

"Gak usah dengerin omongan orang lain ya?" Cleo mengangguk.

"Jawab Kaka, Cleo"

"Iya kak"

Sunghoon mengangkat dagu Cleo, sedari tadi gadis itu terus menunduk. "Kaka cuma mau kamu, Kaka janji gak akan nyesel, Kaka sayang Cleo"

Sunghoon mencium lembut gadis di depannya lalu menatap Cleo, "Kita lanjut yang tadi yuk?"

"Ih! Gak mauuu!"

-•-•-

Undangan pernikahan sudah jadi, Sunghoon mengerahkan anak buahnya untuk membagikan undangan itu, kemarin seharian Cleo sudah mencatat siapa saja yang akan mendapat surat undangan.

Hari ini, Cleo akan mengantarkan sendiri untuk Haruto. Dan membagikan undangan digital untuk teman yang jauh.

"Buat Hartono, biar Kaka aja yang antar" ucap Sunghoon.

"Ga usah kak, aku aja gapapa"

"Kamu sengaja mau ketemu Hartono ya?" Tuduh Sunghoon, memang sih tebakannya tidak salah, tapi Cleo tidak bermaksud apa-apa.

"Kaka antar kamu kalau begitu"

"Loh, Kaka kan mau kerja"

"Gak jadi kerja" Sunghoon bangkit dari sofa menuju kamar untuk bersiap, sedangkan Cleo sudah siap dan sedang membereskan undangan.

Beberapa menit akhirnya Sunghoon selesai, mereka segera berangkat. "Kamu tau dimana rumahnya?"

"Tau kak, waktu itu aku kerkom di rumah dia sama temen-temen yang lain" jelas Cleo agar Sunghoon tidak salah paham, lelaki itu mengangguk dan segera menjalankan mobilnya.

"Kaka yang turun, kamu di mobil aja nanti" ucap Sunghoon, Cleo menatap heran lelaki di sampingnya.

Kemeja hitam dengan kancing atas yang dibuka, lengan kemeja dilipat, rambut sedikit berantakan, dan menyetir dengan satu tangan, Cleo bisa apa? Bisa gila.

"Aku ikut" ucap Cleo sambil memandang ke arah lain.

"Kaka bilang gak boleh"

"Kaka siapa emangnya? Kok ngatur-ngatur aku?" Ucap Cleo kesal.

"Saya calon suami kamu! Ngerti?" Ucap Sunghoon tak kalah kesal, dirinya bahkan memanggil 'saya' karena sangat kesal.

"Ngerti, tapi kan masih calon"

𝐋𝐢𝐦𝐞𝐫𝐞𝐧𝐜𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang