Noeul terkikik geli melihat pemandangan di depan matanya saat ini.
Di ujung sana kakak sulungnya tengah berlutut dengan kedua tangan terangkat diatas dan di depannya berdiri sosok garang ayahnya yang sedang memarahi putranya.
Sedang Noeul dirinya sedang duduk di depan sofa ruang tamu dengan kedua tangan memegang kedua telinganya sendiri.
Padahal kedua kakak beradik itu sedang di hukum, tetapi mereka berdua sempat-sempatnya menertawakan posisi satu sama lain.
" Kalian, mau daddy hukum lebih dari ini hah?!" tanya Tharn yang tak habis pikir dengan dua anaknya yang tadi pagi dia pergoki tengah menonton sesuatu yang baru saja semalam Tharn hapus
" Tidak dad.." jawab Pawat dan Noeul bersamaan
Tak lama suara langkah kaki memasuki ruang tamu terdengar dan tamu yang baru saja datang itu sudah di suguhkan pemandangan dua orang sedang di hukum seperti anak kecil oleh ayahnya.
" Apa yang terjadi dad?" tanya Win yang baru saja datang dengan beberapa orang di belakangnya yang pasti mempunyai pertanyaan yang sama dengannya saat ini
" Kau juga kesini!" Tharn memanggil Win dan itu artinya Win juga menerima hukuman yang sama dengan kakak juga adiknya
Apa salahku??
Win segera mengambil posisi yang sama seperti Noeul, sedang tamu yang datang bersamanya tadi memilih duduk di sofa tanpa bertanya terlebih dulu.
" Kau mengirim video ke ponsel Eul, Win?" Win menegang, ini semua ide gila kakaknya
" Ya dad, ta-tapi itu semua ide phi Pat." ucap Win membela dirinya
" Bagus, jadi kalian berdua dalangnya." Tharn menatap garang kedua anaknya, mereka memang suka mengenalkan hal baru pada adiknya tetapi kadang hal baru itu justru sesuatu yang tak seharusnya si bungsu tahu untuk sekarang, karena bagi Tharn si bungsu merupakan anggota keluarga termuda dan masih kecil di matanya
" Fasilitas kalian, Daddy cabut selama satu minggu. Minta kekasih kalian untuk menampung kalian selama fasilitas kalian daddy cabut." Pawat dan Win mendengar keputusan akhir ayah mereka dengan lesu
" Lalu aku dad?" tanya Noeul menunjuk dirinya sendiri
" Kau, cukup bergantung pada Daddy. Karena kau memang tak memiliki kekasih." jawab Tharn tersenyum memandang anak bungsunya
Noeul mengangguk, berbeda dengan Boss yang mendengar hal itu. Sepertinya perjalanannya masih panjang untuk bisa diakui sebagai seorang menantu dan juga suami.
" Memang apa yang kali ini kalian berdua lakukan pada Eul?" Nanon tak tahan akhirnya untuk mengajukan pertanyaan yang sudah mengganjal di benaknya pada kekasih dan juga adiknya
" Aku hanya meminta Win mengirim video pada Eul." jawab Pawat yang memijat lengannya karena pegal setelah di hukum
" Dan aku hanya mengirim video dari Phi Pat." tambah Win yang menyamankan duduknya pada sang kekasih
" Memang kalian mengirimkan video apa pada calon istriku?" tanya Boss yang duduk di sebelah Noeul, keberuntungan baginya karena bisa bersebelahan dengan calon istrinya setelah ayah mertuanya pergi entah kemana
" Phi mau lihat? aku masih punya videonya, yang di laptop sudah di hapus daddy." ucap Noeul membuat Pawat juga Win menegang
" Video apa baby?" tanya Boss pada oknum di sebelahnya yang mulai membuka sebuah folder tersembunyi di dalam ponselnya
" Jangaaaaaaannnn!!!" teriak Pawat juga Win bersamaan dan mencoba meraih ponsel milik Noeul, menyebabkan ponsel kecil dan tipis itu justru terpelanting tinggi dan menjauh
hap
Type berhasil menangkap ponsel yang menjadi rebutan kedua anaknya, dan saat akan mengembalikan ponsel yang menjadi rebutan pada pemiliknya yang ternyata itu ponsel milik si bungsu.
Sebuah suara mendesah terputar keras dari salah satu video yang tak sengaja terputar play.
" Matilah kita!!" ucap Pawat dan Win bersamaan
" Pawat!! Winn!!" teriak Type menggema di seluruh penjuru rumah
Nanon, Drake juga Boss menatap iba dua orang yang kini kembali mendapat hukuman yang sama seperti tadi. Hanya saja kali ini disertai rentetan omelan panjang dan juga nasihat yang tak akan mungkin bisa selesai dengan cepat.
Noeul lagi-lagi harus berpikir keras, kenapa kakaknya kembali di hukum setelah mengirimkan video horor padanya.
" Pa.. memang apa sih salah Phi Pat dan Phi Win? Bukannya itu film zombie ya?" tanya Noeul membuat semua atensi beralih menatap sosok cantik yang termuda di antara mereka semua saat ini
" Eul sudah lihat sampai mana?" tanya Type yang penasaran anak bungsunya sudah melihat sejauh mana hingga mengatakan video itu merupakan film horor
" Oohh.. Sampai bagian mereka saling menggigit leher pa, berarti benar bukan itu film horor. Lalu kenapa Papa juga Daddy menghukum Phi Pat juga Phi Win?" ada perasaan antara lega dan juga miris yang dirasakan semua orang mendengar ucapan polos Noeul
" Ya sayang, tapi kau tak boleh lagi melihat film seperti ini, ok? Boss nanti yang akan mengajarkanmu pelan-pelan." Type tak ingin anaknya belajar dari video murahan seperti itu, biarlah dia belajar dengan sendirinya dari suaminya nanti
" Ya baby.. Kita bisa mempelajarinya pelan pelan." Boss tersenyum membenarkan ucapan mertuanya yang terkesan mendukungnya daripada ayah mertuanya itu
" No, pasti itu sakit!" Noeul memegang leher miliknya seolah melindunginya dan tak ingin Boss menggigit lehernya
Boss hanya bisa tersenyum mendengar penolakan calon istrinya. Untuk saat ini Boss akan bersabar, mengajarkan si cantik menjadi istri yang berbakti sepertinya membutuhkan kesabaran ekstra.
Sosok cantik tengah berdiri dengan wajah cemberut dan bibir menggerutu karena sudah seharian ini dirinya merasa seperti di peras tenaganya.
Dari pagi tadi, calon mertuanya Papa Pete juga Papanya sendiri, membuat Noeul harus berjam-jam menikmati pelayanan salon yang sebenarnya memanjakan seluruh tubuhnya. Tetapi itu juga hal menyebalkan bagi Noeul sekarang.
Setelah dari salon, dirinya diajak gladi resik sebelum besok upacara pernikahannya akan dilangsungkan terjadi.
Noeul bahkan tak diijinkan memegang ponselnya karena khawatir sosok cantik itu akan menghubungi Boss, calon suaminya.
Yang benar saja pemikiran mereka itu, padahal selama ini Noeul tak pernah menghubungi Boss lebih dulu. Noeul tetaplah Noeul, dirinya hanya akan menjawab singkat dan sekedarnya tanpa perlu basa-basi.
" Paaa... Eul lelah, ayo pulang." rengek Noeul dengan kaki di hentakkan ke lantai pelan
" Ya ampun kasiannya.. Kalau begitu ayo kita pulang." Pete melihat wajah lelah dan menggemaskan calon menantunya yang semakin cantik setelah melakukan perawatan selama enam jam di salon tadi
Senyum Noeul merekah mendengar calon mertuanya mengijinkan dirinya pulang.
Bukan Noeul namanya jika langsung istirahat setelah seharian katanya lelah di luar, Noeul mengendap-endap berjalan keluar rumahnya dan menuju suatu tempat yang sudah beberapa hari dia tidak datangi.
" Hei... Kenapa kau kesini malam-malam?" tanya Peat yang menerima tamu di waktu dirinya sedang menikmati komik favoritnya
" Aku lelah Peat.." Noeul menghempaskan tubuhnya dengan nyaman di atas kasur milik sahabatnya itu
" Peat.." panggil Noeul dan Peat menoleh melihat sahabatnya yang memejamkan mata tetapi memanggilnya
" Menurutmu apa aku akan bahagia sepertimu jika aku menikah dengan orang yang aku cintai besok?" Peat menutup ponselnya yang menampilkan komik favorit onlinenya
Menatap sahabatnya yang entah bagaimana harus dia jelaskan, antara kasihan dan juga keberuntungan.
Kasihan karena Noeul harus menikah karena perjodohan dan keberuntungan karena calon suami sahabatnya itu merupakan calon suami idaman semua orang.
" Apa kau bahagia?" tanya Peat
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
NAUGHTY BABE
FanfictionCuma kisah BossNoeul yang bersatu karena perjodohan😁 Ni story yg bkin mood booster bgt buat aqu dan untungnya dia masih stay di tempat laeennn🙈🙈(terhura sndiri aqu)