8

531 31 0
                                    

Pagi yang cerah menyambut sepasang pengantin yang masih asyik terpejam dengan memeluk satu sama lain di bawah selimut.

Noeul yang pertama kali membuka mata dan dirinya dikejutkan dengan wajah tampan yang tersaji tepat di depan matanya, apalagi tangan kekar pria tampan itu melingkar posesif di pinggang rampingnya.

Tubuhnya bahkan menempel erat seperti terkena lem dan susah untuk bergerak melepaskan diri dari pelukan pria tampan yang kini berstatus suaminya.

Noeul bergerak perlahan hingga akhirnya tubuhnya mampu terlepas dari cengkeraman suaminya, dirinya bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

Tubuhnya masih terasa tak nyaman meskipun sebenarnya dirinya sudah tak mengenakan pakaian pengantinnya seperti kemarin.

Noeul berfikir mungkin papanya yang datang dan mengganti bajunya.

" Aahhh nyamannya.." Noeul menyamankan dirinya berendam ke dalam bathub besar yang ada di dalam kamar mandi hotel

Memang presidential suite berbeda dari kamar hotel lainnya, dan Noeul harus bersyukur suaminya memilih kamar mewah ini untuknya istirahat.

Boss merasakan bagian sebelahnya terasa kosong dan juga dingin, matanya terbuka dan tak melihat sosok cantik yang dia peluk semalaman berada di dekatnya lagi.

Boss berdiri dan melihat apakah istrinya itu berada di dalam kamar mandi atau sudah keluar menemui keluarganya yang lain yang juga menginap di hotel ini.

Hingga dirinya bisa melihat bayangan yang tengah nyaman berendam dengan mata terpejam dan tubuh polos yang tertutup busa sabun.

Boss menyeringai dan menanggalkan pakaiannya, dirinya berjalan ikut masuk ke dalam bathub yang sama dengan istrinya.

" Eh.." Noeul terkejut mendapati dirinya terdorong ke depan dan saat melihat apa yang sudah mendorongnya, dirinya terkejut melihat suaminya masuk ke dalam bathub di belakang tubuhnya

" Phi.." cicit Noeul dan mengalihkan pandangannya karena tubuh bagian atas suaminya terekspos sempurna di depan matanya

Wajahnya memerah hanya karena tak sengaja melihat dada atletis suaminya yang tersaji menggoda untuk di sentuh.

Boss semakin menempelkan tubuhnya pada tubuh polos istrinya. Tubuh mereka yang memang sama-sama tak mengenakan sehelai kainpun saling menempel, Noeul menegang tak nyaman karena tubuhnya bergesekan dengan tubuh di belakangnya.

Hembusan nafas hangat yang terasa tepat di tengkuk leher belakangnya semakin membuat Noeul gugup, rasanya Noeul ingin bergegas pergi keluar dari kamar mandi saja. Tetapi dirinya juga malu jika harus keluar itu berarti dirinya harus berdiri lebih dulu, dan bagaimana dia bisa berdiri jika tubuhnya tak mengenakan apapun.

Boss tersenyum melihat telinga dan juga wajah istrinya terlihat merah dari posisinya di belakang tubuh istrinya.

" Baby.. Bagaimana kalau kita pergi honeymoon segera?" tanya Boss yang menumpukan dagunya di pundak Noeul

" Eum.. Kemana?" hanya itu yang bisa keluar dari mulut Noeul, dirinya tak bisa berkutik karena suaminya semakin menyamankan dirinya bertumpu pada tubuh Noeul

" Terserahmu, Kau bebas memilih." Boss menghirup wangi tubuh Noeul, meskipun sekarang mereka berdua berendam di dalam sabun yang sama, tetapi wangi tubuh Noeul berbeda

" Boleh aku menciummu?" pinta Boss mendongak melihat reaksi istrinya yang semakin memerah malu

Noeul bingung harus menjawab apa, tapi papanya pernah berpesan untuk patuh dan menjadi istri yang baik bagi suaminya. Jadi Noeul hanya bisa mengangguk.

Boss tersenyum mendapat persetujuan dari istrinya yang menggemaskan karena malu.

Tanpa menunggu waktu lebih lama, Boss segera memutar tubuh istrinya menghadap padanya. Mendekat dan mengecup singkat bibir tipis yang semalam dia rasakan.

Boss bisa merasakan bibir itu semakin manis saat menyatu dengan bibirnya. Boss mulai mengabsen setiap celah di rongga bibir istrinya.

Tangannya terulur dan mulai mengusap punggung mulus istrinya bergerak ke depan.

Boss menurunkan ciumannya beralih ke leher jenjang milik Noeul, mencecapnya meninggalkan ruam yang pasti berubah merah keunguan nantinya.

" Ahh phiihh..." suara merdu Noeul membuat Boss semakin bersemangat

Tetapi....

Suara ketukan brutal dan juga dering ponsel yang saling bersahutan menganggu Noeul menikmati sentuhan suaminya.

" Phih... sepertinya ada telepon, ahh.." Noeul mencengkeram erat pinggiran bathub saat suaminya menyusu padanya

Rasanya geli dan juga aneh.

" Phihhh... itu pasti daddy." ucapan Noeul membuat Boss tersadar

" Ok, ayo segera keluar sebelum ayahmu memecatku sebagai menantunya di hari pertama." Boss mempercepat mandinya juga istrinya

Rasanya Boss ingin membawa istrinya kabur berbulan madu segera dan menjauhkannya dari ayahnya sejenak.

" Baby, aku sudah memesan tiket kita berlibur ke paris. Besok kita berangkat. Jadi nanti pulang dan segera bersiap, ok.." Boss mengingatkan istrinya agar dirinya bisa segera menikmati bulan madu bersama Noeul sebelum membuka pintu dan ayah mertuanya merecoki pikiran Noeul untuk menolak ajakannya

" Ya phi." sahut Noeul yang memerah mengingat apa yang tadi terjadi di kamar mandi

Boss bisa melihat istrinya kembali memerah, rasanya dirinya sudah tak sabar untuk memiliki istrinya sepenuhnya. Tetapi dua manusia yang seperti bodyguard menunggu di depan pintu pasti tak akan membiarkannya menikmati waktunya, lihat saja sudah berapa banyak panggilan tak terjawab yang ada di ponselnya juga ponsel Noeul.

Sungguh menyebalkan mertua dan kakak iparnya. Padahal sudah sah saja, masih ada kendala untuk bercinta.









Boss menatap kesal pemandangan di depannya, istrinya yang sudah menjadi miliknya kemarin justru duduk jauh di depannya dan diapit ayah serta kakaknya.

Harusnya dirinya yang berada di samping istrinya, memang Boss harus segera membawa Noeul kabur.

" Eul.. Apa tubuhmu sakit?" tanya Pawat memastikan adiknya masih aman dan tersegel rapi

" Tidak phi, hanya sedikit lelah saja tadi, tapi sekarang sudah tak apa." Noeul menampilkan senyum manisnya

" Memang kau habis apa, kenapa lelah?" Tharn menatap wajah anak bungsunya lalu beralih menatap tajam menantunya

" Kan kemarin acaranya sampe malam dad, jadi pasti lelah. Tapi tadi pagi aku sudah berendam dengan Phi Boss, jadi sudah tak apa." jawab Noeul, Tharn dan Pawat kembali menatap tajam tersangka utama yang dengan seenaknya berendam bersama kesayangan mereka

Boss mengabaikan tatapan tajam yang kembali diarahkan padanya.

" Apa yang terjadi dengan lehermu?" Pawat melihat bercak merah dan dirinya tak bodoh jejak apa itu hingga bisa berbekas kemerahan

" Mana phi?" Noeul mengusap lehernya dimana Pawat menunjukkan tanda itu

" Apa yang kalian lakukan saat berendam?" Tharn bertanya pada si bungsu yang kini wajahnya memerah malu karena mengingat kembali kejadian di kamar mandi bersama suaminya

" Sudah.. sudah.. Phi kau makan saja. Eul nanti ada yang papa mau bicarakan setelah sarapan, ok.." Type memutus pembicaraan yang pasti akan mengarah jauh dan bisa-bisa memicu peperangan dunia

Tharn nampak tak senang karena istrinya menghentikan pertanyaannya yang bahkan belum dijawab oleh Noeul. Tetapi wajah garang Type sudah terlihat di sana, dan itu kode keras baginya untuk sekarang mengkahiri keingintahuannya.

Dirinya akan melepaskan menantunya itu untuk sekarang dan setelah sarapan Tharn akan membawa Noeul pulang kerumahnya.










TBC

NAUGHTY BABETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang