20

332 17 0
                                    

Boss juga Fort berlari menyusuri koridor rumah sakit setelah menerima panggilan dari penjaga di rumah Boss yang mengatakan bahwa Peat akan melahirkan.

Dan yang lebih membuat Boss tak tenang itu karena Noeul yang membawa Peat ke rumah sakit.

Untungnya saat sampai dan melihat Noeul baik-baik saja membuat Boss merasakan kelegaan yang luar biasa.

" Maafkan saya bos.." ucap Aon yang tak ingin terkena amukan sang majikan

" Tak apa, yang terpenting Eul baik-baik saja." jawab Boss menenangkan sang supir yang sudah ketakutan akan terkena amarah tuannya itu

" Baby.." Noeul menoleh dengan bayi mungil yang berada dalam gendongannya

" Phi lihat ini, anak Peat lucu sekali." Noeul berusaha untuk tidak berteriak takut membangunkan Peat dan juga bayi mungil dalam gendongannya

Boss berjalan mendekat dan menatap Noeul yang terlihat sangat gemas dengan anak Peat di tangannya.



" Eul, kau tak boleh melakukan hal itu lagi. Papa bisa terkena serangan jantung mendadak karenamu." omel Type yang diangguki oleh Pete

Keduanya tengah kompak memarahi Noeul yang membuat mereka terkena serangan jantung mendadak setelah laporan dari Aon tadi.

" Tapi pa, Peat kan sedang urgent. Masak iya Eul jalannya tigapuluh??" bela Noeul pada dirinya sendiri

" Tapi tetap saja itu tak boleh, kasian Aon yang jadi korban kamu." Noeul menatap supir suaminya yang tersenyum canggung

" Maafkan Eul phi Aon.." Noeul meminta maaf pada sang supir karena membuatnya dalam masalah

" Tak apa nong.." ucap Aon dengan senyum canggung

" Setelah ini kau tidak boleh keluar kalau bukan dengan pa atau pa Pete sayang saat suamimu sibuk, mengerti?"

" Ya pa."

Boss tersenyum, setidaknya mertuanya bisa menangani istrinya yang mulai susah dikendalikan akibat hormon hamilnya.

" Pa, ayo pulang! Eul ingin makan ikan!" Type tak percaya anaknya itu masih sempatnya meminta makan ikan mahal lagi milik besannya, sungguh calon cucunya itu benar-benar anak mahal

" Ya sayang, ayo!" ajak Pete yang senang Noeul akan ke rumahnya

" Haaa... Anak itu," Type hanya bisa geleng-geleng kepala melihat si bungsu yang sudah tersenyum ceria bersama mertuanya untuk pulang ke rumah sang mertua, sepertinya si bungsu sudah melupakan kalau dirinya baru saja dimarahi






" Jadi, phi sedang dekat dengan si terang itu?" selidik Noeul, saat ini sang kakak Win berada di rumahnya karena permintaan papanya untuk menemani adiknya yang tengah bosan

" Hmm.." gumam Win, meskipun dirinya memang benar tengah dekat dengan orang kepercayaan adik iparnya itu tetapi Win masih memberi batasan, dirinya tak ingin jatuh lagi

" Bagus, sepertinya dia sudah tergila-gila pada phi." Win memerah mendengar ucapan Noeul

" Apa maksudmu Eul?"

" Hei, phi pikir aku tak tahu hah? Dari caranya melihat phi saja sudah terlihat."

" Memang seperti apa?"

" Seperti dia rela mengambil bulan dan bintang di atas langit hanya untuk phi seorang, hahahaha..." goda Noeul dan hal itu sukses membuat Win semakin merah seperti kepiting rebus

" Kalau phi suka tak apa," ucap Noeul serius

" Tapi.. Phi takut," cicit Win, ketakutan di masa lalu seolah masih menghantuinya. Apalagi saat itu bukan hanya dirinya yang tersakiti melainkan adik kesayangannya juga ikut merasakan sakitnya

" Tak apa phi, itu masa lalu. Eul sudah baik-baik saja." Noeul menggenggam tangan kakaknya mengatakan bahwa semua sudah terlewati dan saatnya Win melanjutkan hidupnya

" Entahlah, biarkan semua mengalir sesuai takdir saja Eul.." Noeul mengangguk yang terpenting kebahagiaan kakaknya kini

Bright yang mengetahui Win berada di rumah Boss ikut turun ke rumah bosnya itu. Dia bisa melihat sosok cantik yang sudah di sia-siakan mantan suaminya itu tersenyum manis saat bercanda dengan adiknya.

" Baby.." panggil Boss pada sosok cantik yang tengah berada di atas pelampung di kolam renang rumahnya

" Ya phi,"

" Baby, kau membeli sesuatu dengan kartu kredit hemm?" tanya Boss saat tadi melihat tagihan kartu kredit yang cukup besar atas nama istrinya

" Ya phi,"

" Apa itu?"

" Motor sport." Win, Boss dan Bright terkejut bersamaan mendengar barang yang baru saja dibeli Noeul

" Kenapa?" tanya Noeul melihat semua orang melotot bersamaan padanya

" Baby, kau itu sedang hamil. Kenapa suka sekali membuatku takut dan panik!" teriak Boss yang tak dia sadari membuat makhluk cantik di atas pelampung sudah memerah menahan tangisnya

" Oh tidak, maafkan aku.. Aku hanya tak ingin kau kenapa-kenapa," Boss meralat nada bicaranya, tapi terlambat

" Aku akan pulang ke rumah daddy!" Noeul memutuskan keluar dari kolam dan menarik kakaknya untuk pulang ke rumah sang ayah, tanpa perlu memakai baju terlebih dahulu

" Haaahhh..." desah Boss panjang

" Sabar bro!" tepukan di pundaknya dia dapatkan dari Bright yang turut prihatin dengan nasib sahabatnya itu






Type terkejut dengan kepulangan Win yang membawa serta Noeul dalam keadaan basah. Bisa-bisanya si bungsu keluar dari rumah hanya menggunakan pakaian basah dan Win juga membiarkan saja adiknya pulang dalam keadaan seperti itu.

" Ada apa?" Type akhirnya bertanya pada Win saat Noeul mengganti bajunya

" Dia marah pada Boss." jawab Win

" Kenapa lagi?"

" Eul beli motor sport dan Boss tak sengaja berteriak padanya pa.. Lalu Eul marah." jelaskan Win duduk perkaranya

" Haaa... anak itu," Type memijat keningnya, sepertinya hal ini masih akan terus berlanjut hingga beberapa bulan ke depan hingga Noeul melahirkan, dan berdoa saja semoga semua orang di beri kesabaran setingkat dewa

Boss saat ini hanya bisa duduk sedikit jauh dari istrinya setelah menyusul sang istri yang tengah merajuk karena dirinya tak sengaja berteriak pada sosok cantik itu.

" Eul.." panggil sang ayah pada si bungsu kesayangan

" Kenapa Eul beli motor sport? Eul kan tau sedang hamil saat ini," Tharn mengusap lembut rambut Noeul

" Daddy, Eul tadi pagi lihat di televisi ada pria tampan naik motor sport."

" Lalu,"

" Eul ingin lihat suami Eul pakai itu, pasti kan keren. Jadi Eul beli, belum sempat Eul bilang alasannya tapi Phi Boss sudah marah dulu sama Eul." jelaskan Noeul

" Aaaaaahhh..." ucap semua orang, akhirnya mereka mengerti kenapa si cantik membeli motor

" Maafkan phi ya, lain kali phi janji akan bertanya dulu dan tidak berteriak lagi.." Boss mendekat dan berlutut di hadapan istrinya

" Tak mau! Eul marah, phi pulang sana!" usir Noeul memalingkan wajahnya

" Yakin nih phi pulang sendiri? Nanti yang meluk baby siapa, heum?" goda Boss, semenjak hamil Noeul selalu tertidur dalam pelukan suaminya dan tak akan bisa tidur sebelum berada di pelukan sang suami

Noeul nampak berfikir keras, benar juga ucapan suaminya. Tapi dirinya juga gengsi karena menjaga image nya.

Boss tersenyum karena sepertinya si cantik mulai terpengaruh ucapannya, pria tampan itu mulai beranjak pergi.

Tapi baru selangkah, tangannya dicekal oleh istrinya.

" Jangan pergi, nanti Eul tak bisa tidur.." cicit Noeul








TBC

NAUGHTY BABETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang