14

350 22 0
                                    

Noeul terbangun di kamar yang tak lagi asing baginya. Dirinya sudah beberapa kali terbangun di kamar tamu ini jika berkunjung ke rumah mertuanya. Bukan tak di perbolehkan tidur di kamar milik Boss, hanya saja setelah Noeul hamil. Boss tak lagi mengijinkannya menginjakkan kaki kelantai dua kamar suaminya berada.

Boss yang tengah berbincang dengan kedua orang tuanya tersenyum saat istrinya datang sambil mengusap matanya.

" Kau sudah bangun sayang, sini.." Pete meminta menantunya duduk di sebelahnya

" Iya Pa, pa.. Eul lapar," rengek Noeul pada Pete, anak itu sudah menganggap Pete seperti papanya sendiri. Jadi bersikap manja sudah menjadi hal yang wajar bagi Noeul

" Aoo.. Kasian, Eul ingin makan apa?" Pete mengusap punggung tangan sang menantu dengan lembut

Tak ada yang tak menyukai sosok Noeul, semua orang di keluarga Boss sangat menyayangi sosok cantik dengan sikap manjanya yang kadang kelewat ajaib itu.

" Euumm... Eul ingin makan ikan pa." Noeul nampak berfikir sejenak kemudian menjatuhkan pilihannya pada menu ikan

" Ok, akan papa buatkan." Pete beranjak tetapi tangannya ditahan kembali oleh Noeul

" Eul ingin ikan yang dipancing daddy Ve," Vegas terkejut, begitu pula dengan Pete dan Boss

" Baby.." panggil Boss pada istrinya yang kini sudah memasang wajah ingin menangis

" Debaynya yang minta Dad," final sudah, Vegas segera bangkit dan berganti kostum

Semenjak usia kandungan Noeul memasuki bulan ketiga, Noeul memang lebih sering meminta masakan ikan. Dan ketika menginap di rumah orang tua ataupun mertuanya, sosok cantik itu pasti akan meminta ikan hasil pancingan ayah atau ayah mertuanya.

Jadilah Vegas maupun Tharn kini sudah memiliki sejumlah perlengkapan memancing lengkap dengan kostumnya. Topi dan sepatu boots.

Butuh waktu satu jam bagi Noeul menunggu kepulangan sang ayah mertua membawa hasil ikan tangkapan memancingnya. Boss membawakan buah segar bagi istrinya agar tak terlalu lapar ketika menunggu makanan yang dia inginkan.

" Ini sayang," Pete tersenyum melihat sang suami pulang membawa sekantong plastik ikan

Untungnya Vegas juga Tharn tak menjadi orang bodoh yang harus pergi memancing jauh ke sungai ataupun laut. Keduanya sudah memiliki tempat langganan pemancingan ikan untuk mengatasi fase ngidam Noeul itu.

Noeul menikmati masakan papa mertuanya dengan senang, Boss dan juga kedua orang tuanya juga ikut senang karena Noeul bisa memakan makanan tanpa harus memuntahkannya kembali.




" Kau yakin baby?" Boss merasa khawatir karena tak bisa mengantar istrinya yang nanti akan pergi ke pemeriksaan rutinnya akibat adanya meeting penting

" Iya phi. Kan Eul sama papa nanti." jawab Noeul menenangkan sang suami

" Hah.. tapi phi tak tenang kalau tak menemanimu sendiri." Boss memeluk tubuh istrinya saat menunggu jemputan Bright, orang kepercayaannya

" Hei, kau akan bekerja bukan berperang. Kenapa pamitan saja harus seperti itu?!" celetuk suara Bright yang datang dan melihat pemandangan dua makhluk yang suka sekali tebar kemesraan

" Cih, dasar iri!" cibir Noeul

" Siapa yang iri, kau tak lihat? Aku itu tampan, jadi banyak yang mengantri menjadi kekasihku." sombong Bright dengan wajah tengilnya

" Idih, lebih tampan suami aku." sahut Noeul dan mengusap dagu sang suami

" Amit-amit jabang baby.. Debay, jangan dengar uncle sok tampan itu ya. Lebih tampan daddy kemana-mana," Noeul mengusap-usap perutnya berkata pada sang buah hati sambil menyindir Bright

Boss hanya tersenyum melihat perdebatan istrinya juga orang kepercayaannya yang lebih seperti sahabatnya itu. Entah bagaimana mulanya, tetapi jika keduanya bertemu. Pasti akan ada saja yang membuat mereka sibuk berdebat dan saling mengejek satu sama lain.

" Sudah, ayo kita berangkat!" ajak Boss pada Bright, menengahi keduanya

" Baby, phi pergi bekerja dulu. Hati-hati nanti saat pergi dengan pa. Sayangnya daddy, daddy berangkat kerja dulu.." Boss kembali berpamitan pada Noeul dan juga anak di dalam perut Noeul yang sedikit menyembul

" Bye Daddy..." Noeul melambaikan tangan hingga mobil yang ditumpangi suaminya menghilang dari pandangannya dan dirinya masuk kembali kerumah lalu segera bersiap.

Hari ini hari yang sudah sangat Noeul tunggu, karena hari ini kemungkinan besar Noeul bisa mengetahui jenis kelamin anaknya.

Papa mertuanya datang dengan phi Aon, supir keluarga Boss.

Mertua dan menantu itu bersama menuju rumah sakit mengantri menunggu giliran untuk masuk ke ruang periksa dokter kandungan Noeul.

" Jadi bagaimana dok?" tanya Noeul antusias yang masih terbaring di ranjang dengan perut yang diolesi gel dan sang dokter yang tengah fokus menatap layar

" Eumm.. sepertinya calon bayi kalian malu. Lihat, dia menghadap ke belakang." Noeul dan Pete ikut melihat petunjuk dokter pada layar yang kini sudah bisa menampilkan warna coklat tubuh sang bayi

" Aoo.. debay, kenapa hadap sana sih? buna kan ingin lihat!" oceh Noeul membuat Pete juga sang dokter tersenyum

Mereka sudah tak asing dengan tingkah ajaib Noeul.

Pete mengajak menantunya itu makan siang dulu sambil menunggu Boss yang juga akan ikut makan bersama mereka.

" Pa, Eul ijin ke toilet sebentar ya?"

" Papa temani heum?" tawar Pete dan Noeul menggeleng

" Hanya sebentar saja pa.." Noeul bangkit dari duduknya dan berjalan menuju toilet yang ada di sebuah restoran

Saat Noeul sudah masuk ke dalam toilet, sosok cantik itu mendengar suara desahan lirih di bilik sebelahnya.

" Ck, mereka seperti tak tahu tempat saja!" decak Noeul sebal karena mendengar suara-suara aneh

Dan ketika dirinya sedang mencuci tangannya setelah selesai dengan urusannya, bilik di sebelah Noeul terbuka hingga menampilkan dua sosok yang mengejutkan Noeul di salah satunya.

Mata mereka bertemu, dan sosok itu terkejut melihat Noeul yang tengah menangkap basah dirinya.

" Brengsek!!" Noeul melayangkan tamparan keras pada sang kakak ipar hingga tubuhnya terhuyung sedikit ke belakang

" Hei kau, sayang kau tak apa?" suara di sebelah kakak iparnya itu membuat Noeul meradang

Dirinya menarik rambut milik si pelakor yang tak siap menerima terkaman Noeul.

" Aaakkhhh... Kau sudah gila? Hei, sakit!" teriaknya menerima tarikan dan juga tamparan dari Noeul

" Eul, lepaskan!" Drake menghempaskan paksa tubuh sang adik ipar yang dia lupa bahwa sang ipar tengah mengandung

" Aaaaarrrggghhhhh...." teriak Noeul merasakan sakit di punggungnya yang membentur dinding dan juga perutnya

Drake panik melihat wajah pucat sang adik ipar, lalu dirinya menarik seseorang yang berada di sampingnya keluar, meninggalkan adik iparnya yang berteriak kesakitan.

Hingga saat seseorang masuk dan terkejut melihat tubuh yang tergeletak dengan darah mengalir diantara kedua kakinya.

" Tolong!! Tolong!! Ada seseorang yang pingsan!" suara itu membuat kehebohan di dalam restoran, begitu juga dengan Pete yang berlari karena Noeul yang tak kunjung kembali

" Eeeuuullll!!!" suara teriakan Pete melihat sosok yang menjadi pusat perhatian adalah sang menantu dengan tubuh bersimbah darah










TBC

NAUGHTY BABETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang