10

837 45 5
                                    

Sudah dua minggu liburan bulan madu Boss juga Noeul, dan kini saatnya mereka kembali.

Dan sekarang disinilah Boss berada. Dirinya tengah menjadi santapan tatapan lapar dua singa yang bersiap ingin mengoyak tubuhnya.

" Jadi.." tanya Tharn pada menantunya, si perebut anaknya itu yang sudah lebih dari jadwal membawa kabur kesayangannya

Karena awalnya Boss hanya akan membawa Noeul berlibur selama satu minggu, tetapi dia menambahkan liburannya menjadi dua minggu.

Minggu pertama Boss habiskan untuk mengurung Noeul hanya di dalam kamar hotelnya.

Sedang minggu kedua barulah dirinya menikmati bulan madu juga kencannya bersama Noeul.

Bahkan Noeul sudah memborong oleh-oleh hingga ada lima koper khusus hasil perburuan istrinya itu.

" Jadi apa dad?" tanya Boss yang tak mengerti asal pertanyaan itu

" Ck.. Jadi kau sudah unboxing Eul?" tanya Tharn geram, menantunya yang katanya pintar itu ternyata bodoh

Boss tersenyum, dan Tharn juga Pawat tahu arti senyuman itu.

Memang perebut kesayangan mereka itu sungguh licik. Harusnya pria itu bisa menahan segala hasratnya setahun atau dua tahun hingga Tharn dan Pawat rela menyerahkan kesayangan mereka pada pria tampan itu.

Tetapi pria licik itu bahkan sudah menjerumuskan kesayangan mereka.

Noeul heran menatap ayah dan juga kakaknya yang terus saja memandang suaminya dengan tatapan tajam. Padahal perjodohan ini sudah dia lakukan sebaik mungkin, tetapi sepertinya suasana di rumahnya semakin aneh saja.

" Daddy Boss, mau makan?" teriak Noeul dan Tharn menggertakkan giginya tak suka

Anaknya bahkan memanggil 'perebut licik' itu sama dengan panggilan untuknya.

" Eul, kenapa kau memanggilnya begitu?" Tharn merasa terwakili karena Pawat angkat bicara

" Memang kenapa? Phi Boss kan suami Eul sekarang?" tanya balik Noeul heran

" Tapi kan, Daddy itu hanya untuk Daddy.." Tharn menyahut

" Oh.. Kalau begitu, suamiku.. Mau makan?" Noeul mengangguk detik kemudian bibir cantik itu mengganti panggilan untuk suaminya yang semakin membuat geram ayah juga kakaknya

Memang perebut yang licik!!

Type hanya bisa tersenyum melihat pemandangan dimana anak bungsunya begitu dimanjakan sang suami. Bahkan Boss mengambilkan makanan untuk Noeul, yang seharusnya itu menjadi tugas Noeul sebagai istri.

" Eul, Lain kali harusnya Boss yang kau layani.. Bukan sebaliknya." ucap Type menasehati anaknya

" Oh.. Baik pa." Boss tersenyum karena papa mertua begitu pro dengannya

" Dad, Eul akan pindah minggu depan yaa. " semua tersedak mendengar ucapan tiba-tiba dari Noeul bahkan Boss sendiri

" Eul.. Kenapa terlalu cepat?" tanya Pawat yang masih tak ingin adiknya keluar dari rumah

" Tak cepat phi, masih minggu depan."  jawab Noeul santai

" Baby.. Aku tak apa kalau kau masih ingin tinggal lebih lama disini." Boss meyakinkan istrinya untuk tinggal lebih lama di rumah orang tuanya sendiri

" No. Aku ingin segera tinggal di rumah kita sendiri phi.. Memang kenapa? Phi tak mau ya?" Noeul menatap suaminya dengan tatapan sendu

" Ah bukan begitu, Baiklah phi akan ikut maumu saja." Boss menyerah daripada melihat istrinya sedih

Type menggenggam erat tangan suaminya, sudah saatnya mereka merelakan kesayangan mereka untuk membina rumah tangganya sendiri.

Tharn merasa keputusan Noeul merupakan pukulan yang berat untuknya, tetapi benar.. Mungkin inilah akhirnya. Dirinya memang harus merelakan anak bungsunya mencoba membangun rumah tangganya sendiri. Karena tak bisa selamanya anaknya itu akan berada dalam pelukannya.







Tharn menatap kagum interior rumah milik Noeul. Semua nampak seperti keinginan sang anak. Bahkan hingga detail terkecil sekalipun.

" Sepertinya anak kita memiliki suami yang tepat." Type datang dan mengusap punggung suaminya yang masih betah menatap setiap sudut ruangan rumah Noeul

" Kau harus mulai mempercayakan Noeul pada Boss. Lihatlah bagaimana Boss menatap anak kesayanganmu?" Tharn mengikuti arah pandang istrinya

Memang tak ada yang akan menyangkal betapa Boss begitu memuja anaknya. Terlihat dari setiap perlakuan kecil Boss yang begitu penuh perhatian dan juga senyum yang selalu terhias di wajah tampan itu hanya untuk menatap seorang Noeul.

Tharn tak ingin mengakuinya, tetapi dirinya juga berharap bisa membuka hatinya menerima Boss sebagai bagian dari keluarganya.

" Daddy.." teriak Noeul karena Tharn tak kunjung mendekat padahal acara pemotongan pita akan dilaksanakan

Anaknya itu memang memiliki keinginan yang ajaib, dirinya ingin memotong pita sebagai awal tinggal di rumah barunya dan Boss mengiyakan menuruti keinginan sang istri.

Acara peresmian rumah baru Noeul berlangsung lancar. Kini hanya tinggal beberapa orang yang masih berada di rumah baru milik pengantin baru itu.

" Jadi, kapan phi akan menikah?" tanya Noeul pada kakaknya

" Tahun depan Eul." jawab Win yang masih ikut tinggal di rumah adiknya

" Berarti dua bulan lagi.." Win mengangguk tersenyum malu

" Phi Drake jaga phiku, jangan sampai dia kelelahan karena mengurus rencana pernikahan kalian." pria yang namanya terpanggil tersenyum

" Tentu, bukan begitu sayang?" Win mengangguk malu karena kini dirinya menjadi bahan godaan

" Peat, kapan kau pindah?" Peat memutar bola matanya malas

" Lusa." jawabnya singkat

" Bagus, kita bisa bermain bersama lagi." sahut Noeul senang

Peat lagi-lagi tak bisa berkutik saat rumah barunya ternyata masih satu lingkungan dengan rumah Noeul.

Dan parahnya letak rumahnya dan rumah Noeul sama seperti rumah orang tuanya dan orang tua Noeul.

Ingin marah tapi dirinya juga senang.

Semua memang rencana Boss dan juga Fort. Kedua pria tampan itu tak ingin istri mereka kesepian saat keduanya pergi bekerja.







" Baby.." Boss memanggil istrinya yang tak dia dapati di kamar dan juga ruang tamu ataupun dapur, tetapi tak ada sahutan yang dia terima setelah beberapa kali panggilan

Hingga saat Boss mulai merasa panik, sosok istrinya masuk ke dalam rumah melalui pintu. Itu berarti istrinya baru saja keluar.

" Kau darimana baby?" tanya Boss yang melihat istrinya datang dengan menenteng beberapa kantong plastik

" Oh.. Aku habis belanja dari pasar phi, kenapa?" Noeul berjalan ke dapur dengan diikuti Boss di belakangnya

" Kan ada bibi? Kenapa kau belanja sendiri?"

" Memang kenapa sih phi? Eul kan sekalian cuci mata."jawaban Eul membuat Boss melotot tak percaya

" Memang ada apa di pasar?"

" Oh, phi tak tahu yaa.. Di pasar sekarang penjualnya anak muda semua. Dan rata-rata lumayanlah." ucap santai Noeul sambil menata beberapa bahan makanan yang baru saja dia beli tadi tanpa mengetahui sosok di belakangnya tengah menatapnya tajam

" Bi-biar bibi saja yang menatanya.." seorang wanita paruh baya yang merupakan maid di tempat keluarga Boss sebelumnya berusaha mengambil alih tugasnya

" Aku akan menghukummu karena berani cuci mata dari suamimu ini." Boss mengangkat tubuh Noeul dan membawanya ke dalam kamar

" Aaaaa...." teriakan Noeul menggema dari lantai atas kamar










Tbc..

NAUGHTY BABETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang