" Ini semua salah papa.. Kalau saja papa menemanimu sayang.. hiks, hiks, hiks..." Pete jatuh duduk di depan ruang operasi dimana lampu menyala menandakan sebuah misi penyelamatan tengah berlangsung
Pete masih mengingat dengan jelas bagaimana menantunya yang dia bawa dengan kedua tangannya bersimbah darah dan juga tergolek lemas tak berdaya.
Pete terlambat menyusul Noeul yang tak kunjung kembali, harusnya Pete menemani Noeul ke toilet dan semua ini pasti tak akan terjadi.
Boss berlari tergesa meninggalkan meeting pentingnya yang sudah hampir selesai saat mendapat panggilan dari Aon, sang supir yang mengatakan istrinya mengalami musibah dan sudah berada di rumah sakit.
" Pa.. Mana Eul Pa? Bagaimana Eul?" Boss memeluk papanya yang nampak menangis dengan baju berlumuran darah
" Maafkan pa, Boss.. Pa tak bisa menjaga Eul.. huhuhuuu..." Pete menangis dalam dekapan sang putra menyalahkan dirinya berulang kali karena kecerobohannya hingga membuat sang menantu berada di dalam ruang operasi
Operasi berlangsung begitu lama, orang tua Noeul dan juga Daddy Boss berdatangan setelah mendapat kabar tentang Noeul.
Semuanya duduk dengan penuh kecemasan dan juga ketakutan. Hingga lampu ruang operasi yang menyala itu akhirnya meredup, pertanda operasi sudah selesai dilakukan.
Boss menerjang beberapa dokter yang keluar dari ruang operasi.
" Bagaimana dok istri saya?" tanya Boss sedikit tak sabar
" Maafkan kami, Tapi kami hanya bisa menyelamatkan istri tuan.. Ketika pasien sampai di sini, pasien sudah kehilangan bayinya karena benturan keras yang menimpa tubuh pasien. Jadi kami terpaksa mengeluarkan jasad bayi." Boss bersimpuh lemas, kakinya kehilangan tenaganya untuk tetap berdiri
Type dan Pete bahkan sudah menangis dalam pelukan suami mereka masing-masing.
" Pasien masih dalam kondisi lemah karena kehilangan banyak darah. Kalian bisa melihatnya setelah pasien sadar." Sang dokter ikut merasakan kehilangan keluarga yang ditinggalkan calon buah hati mereka
" Hiks.. hiks.. hiks.." Boss menangis, ini pertama kalinya. Dirinya menangis karena tak bisa menjaga istri juga buah hatinya
Noeul sudah di pindahkan ke kamar vvip, demi kenyamanan Noeul dan juga keluarga. Semenjak Noeul dipindahkan, Boss setia mendampingi Noeul yang masih menutup matanya dengan berada di samping sosok cantik itu.
" Baby.. Bangun sayang..." Boss menyentuh tangan dingin istrinya, dirinya kembali terisak
Apa yang harus dia katakan nanti ketika istrinya terjaga dan menanyakan bagaimana buah hati mereka.
Bahu pria tampan itu bergetar menangis sambil memegang tangan istrinya.
Keempat orang tua memandang pilu pemandangan suami yang tengah menangisi istrinya dengan tubuh terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
" Eenngghhh.." suara lenguhan lirih membuat Boss terkejut dan melihat istrinya yang mulai mencoba membuka matanya
" Baby.."
" Phih..." lirih Noeul
" Ya baby.. ini phi, kau haus?" Noeul berkedip dan Boss dengan sigap memberikan air pada sang istri menggunakan sedotan
" Phi.. bagaimana debay?" tanya Noeul yang terakhir dia ingat perutnya sakit dan darah mengalir diantara kedua kakinya
Boss terdiam, bingung harus menjawab seperti apa.
Mata Noeul berkaca-kaca melihat suaminya yang hanya diam dan menunduk. Tanpa harus dijelaskan, Noeul mengerti. Dirinya sudah kehilangan buah hatinya yang bahkan baru saja dia lihat tadi pagi dan masih bercanda dengannya karena tak ingin memperlihatkan jenis kelaminnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAUGHTY BABE
FanfictionCuma kisah BossNoeul yang bersatu karena perjodohan😁 Ni story yg bkin mood booster bgt buat aqu dan untungnya dia masih stay di tempat laeennn🙈🙈(terhura sndiri aqu)