19

355 19 3
                                    

" Phi ayo ke rumah Daddy.." teriak Noeul mengganggu Boss yang sedang melakukan meeting via zoom

" Baby.. sebentar na," ucap Boss pelan tapi masih terdengar oleh Noeul dan juga semua orang di balik layar sana

Noeul mendesah dan menyandarkan tubuhnya ke sofa, dirinya bosan terkurung di rumah saja. Hari ini weekend dan Boss justru masih membawa pekerjaannya ke rumah, bukannya bermain dengan dirinya.

" Ayo.. Kita ke Daddy Tharn atau Daddy Ve?" tanya Boss setelah menyelesaikan rapatnya secara cepat sebelum nyonya rumah mengamuk karena bosan

" Daddy Ve." jawab Noeul kembali bersemangat

Noeul menggerutu saat di dalam mobil menuju ke rumah orang tua suaminya. Pasalnya mobil yang dikendarai oleh supir itu seperti siput.

" Phi Aon, bisa cepat sedikit tidak sih?" tanya Noeul yang merasa perjalanannya ke rumah mertua seperti perjalanan mengambil kitab suci ke barat saja, efek terlalu banyak menonton

" Baby.. ini sudah kecepatan paling bagus." jawab sang suami yang tak ingin kandungan istrinya terguncang karena mobil yang dikendarai terlalu cepat melaju

" Tapi juga bukan begini phi, kalau seperti ini lebih baik Eul jalan kaki." keluh Noeul kesal, suaminya terlalu overprotektif atau terlalu parno sebenarnya

" Sabar baby.. jangan marah-marah, jangan teriak dan jangan kesal." ingatkan Boss mengusap pelan perut Noeul

" Phi Aon, tambah kecepatan atau mau Eul yang nyetir sendiri?!" Aon menatap bosnya bingung, dirinya ingin menuruti istri bosnya tapi dirinya juga takut dengan bosnya, bagi Aon dia sama saja berada di tengah-tengah jurang dan ranjau, tak ada yang bisa dia pilih

" Tambah kecepatannya menjadi lima puluh," Boss akhirnya mengalah

" Hei phi, itu masih sama saja. Yaa ampuuunnnn bisa gila aku!!" teriak Noeul kesal dan Boss menutup perut Noeul seolah menghindarkan calon bayi mereka agar tak mendengar teriakan bunanya

Akhirnya setelah perjalanan yang lama dan penuh dengan teriakan sang istri bos, Aon bisa bernafas lega. Membawa istri bosnya itu keluar sungguh melelahkan juga menegangkan, memang lebih baik istri bosnya itu di rumah saja begitulah pikir sang supir.

" Dad.." teriak Noeul memanggil sang ayah mertua

" Ya sayang," Vegas datang dengan Pete yang tersenyum menyambut sang menantu juga putranya

" Daddy, Eul mau ikan." Vegas tersenyum, ternyata setelah kehamilan keduapun sang menantu masih sama soal hal mengidamnya

" Ok, Daddy bersiap memancing dulu." ucap Vegas yang berbalik hendak mengambil peralatan juga kostumnya

" Eul tak mau ikan pancingan Dad," Vegas kembali menoleh pada menantunya

" Lalu?"

" Eul mau ikan itu!" tunjuk Noeul pada kolam ikan koi yang ada di dekat ruang santai keluarga

" Baby.. Itu bukan ikan sembarangan," Boss berusaha mencegah istrinya, pasalnya semua ikan yang ada disana seharga satu buah motor

" Ja-jadi tak boleh dad??" tanya Noeul yang sudah ingin menangis

" Boss, Fah.. Ikut Daddy tangkap ikan!" teriak Vegas memanggil putranya untuk membantu menangkap ikan di kolam

Ketiga orang pria beda generasi itu masuk ke dalam kolam ikan seluas lima meter dan menunggu intruksi si cantik untuk menangkap ikan yang mana. Karena sudah lebih dari sepuluh ikan mereka lepaskan kembali akibat tak sesuai kemauan si cantik

" Bukan yang itu phi, yang warnanya merah kuning hitam ada putihnya sedikit." tunjuk Noeul pada ikan paling gemuk diantara yang lain

" Aoo.. salah lagi," keluh Saifah, pinggangnya berasa akan lepas karena terlalu lelah membungkuk

NAUGHTY BABETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang