7

494 31 2
                                    

" Apa kau bahagia?" tanya Peat

Noeul membuka matanya mendapat pertanyaan dari Peat dan menatap langit-langit kamar milik Peat.

" Aku tak tahu, yang aku tahu aku harus melakukannya agar Phi Win bisa menikah dengan pria yang dia cintai." jawab Noeul tanpa memandang ke arah Peat yang menatapnya sendu

Peat tahu sahabatnya itu berkorban demi seseorang yang dia sayang dan penting dalam hidupnya. Tetapi Peat juga menginginkan kebahagiaan untuk teman masa kecilnya itu.

Mereka sudah tumbuh bersama dari sekecil biji kecambah hingga kini sebesar dan secantik seperti sekarang, tak mungkin Peat tak menyayangi Noeul.

" Apa kau ingin kabur? Mungkin aku bisa menemanimu dan mengirim pesan pada Fort." Peat berucap tanpa berfikir lebih dulu

Noeul menoleh menatap Peat, temannya itu pasti memikirkan perasaannya yang sulit dijelaskan saat ini.

" Kau gila sepertinya.. Fort sudah menantikan untuk menjadi suamimu dari lama, jadi bagaimana mungkin kau membatalkan pernikahannya dan kabur denganku? heum.."

" Kau mau Phi Win tetap menikah dengan si Boss itu?" Peat seolah tersadar, benar juga ucapan Noeul. Dirinya memang bodoh

" Sudahlah, aku hanya ingin istirahat sejenak. Ini hari terakhirku menjadi seorang yang single. Setelahnya besok giliranmu, hehehe.." Peat menghembuskan nafasnya panjang, hal itu juga dia lupakan sesaat karena pertanyaan Noeul tadi

" Kalau begitu, bagaimana jika kita party?" ucap Peat memberi ide gila dan mengedipkan sebelah matanya

" Ok," sahut Noeul antusias

Kedua sahabat itu mengeluarkan semua harta karun mereka ketika mereka ingin berpesta kecil seperti ini.

Menikmati masa-masa mereka dulu ketika masih memakai seragam sekolah dan kembali mengenang berbagai kenakalan mereka yang membuat keluarga mereka pusing dengan kelakuan ajaib dua sosok cantik itu.




Type tak hentinya mengomeli si bungsu setelah menjelang pagi tadi dirinya dibuat serangan jantung mendadak karena Noeul tak berada di dalam kamarnya. Type dan seluruh keluarganya bahkan mengira Noeul kabur, menghindari perjodohan itu terjadi.

Mereka bahkan sudah menangis dan merancang skenario untuk melindungi Noeul dari amukan keluarga si Korn tua itu. Tetapi di tengah kegentingan itu, sosok cantik yang mereka kira kabur di hari pernikahannya justru pulang dengan wajah bantal dan terus menguap.

" Maaf pa.. Eul semalam main dulu ke tempat Peat."

Hanya kalimat itu yang keluar dari bibir manis si cantik.

Akhirnya semua orang mulai kembali pada kenyataan dan mulai heboh karena waktu mereka yang terbuang percuma karena sibuk menangis juga merancang skenario gila.

" Anak Daddy cantik sekali.. Daddy tidak rela Eul kecil daddy menikah secepat ini.." Tharn memeluk anak bungsunya yang sudah terbalut baju pernikahan bernuansa putih itu

" Iya.. Adik Phi kenapa menikah secepat ini," Pawat ikut memeluk adik bungsunya

Ayah dan anak itu memang suka sekali drama. Type dan Win hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Noeul dalam pelukan dua pria tampan yang tengah berakting menangis.

Tharn menuntun anak bungsunya berjalan dengan pelan dan juga anggun di altar pernikahannya menuju ke tempat calon suaminya menunggu dengan wajah yang terhias senyum tampan.

Saat sudah sampai di depan Boss, Tharn masih menggenggam erat tangan anaknya seakan tak rela melepas tangan kecil yang dulu dia pegang ketika dia baru lahir, menuntunnya ketika baru pertama kali belajar berjalan, dan menemaninya selalu dari kecil hingga besar.

" Aku berikan kesayanganku dan juga harta terbesar dalam keluarga juga hidupku. Berjanjilah untuk selalu menjaga juga menyayanginya, jangan membuatnya menangis. Dan jika suatu saat kau sudah tak menginginkannya lagi berdiri di sampingmu, kau bisa mengatakannya padaku dan aku yang akan menjemputnya sendiri." Tharn menyerahkan tangan Noeul pada Boss, berat rasanya melepas tangan mungil itu dari genggamannya. Tetapi hal seperti ini cepat atau lambat pasti akan dilalui semua orang tua dalam hidup mereka

Setetes air mata mulai menggenang ingin keluar dari mata pria paruh baya yang berusaha tegar menatap anak bungsunya yang tampil sangat mempesona dan juga cantik seperti istrinya.

" Daddy bisa percayakan Noeul padaku. Aku tak akan melepaskan tangan yang Daddy berikan padaku." jawaban Boss membuat hati Tharn merasakan kelegaan sepenuhnya

Entah pilihannya benar atau tidak dengan melepaskan Noeul dan menyetujui perjodohan gila itu, yang jelas Tharn harus meyakini Boss adalah pilihan yang tepat untuk harta karun keluarganya.

Noeul hanya bisa tersenyum manis, menyembunyikan rasa haru juga air matanya yang ingin terjatuh ke pipinya. Di ujung sana, Pa Type sudah menggeleng memberi kode untuk tak menangis karena takut riasannya luntur. Kan pasti tak lucu kalau riasan pengantin meleber kemana-mana.

Acara dilanjutkan dengan resepsi yang di gelar super meriah dan mewah. Noeul bahkan ikut terkagum juga takjub dengan dekorasi pernikahannya yang bisa dikatakan membuang banyak uang.

" Wooow... Pernikahanmu sungguh menakjubkan." kagum Peat dengan dekorasi mewah pesta pernikahan Noeul

" Aku juga." sahut Noeul

" Tapi rasanya aku terlalu menyayangkan uangnya." tambah Noeul

" Iisshh.. Kau itu sekarang istri milyader, jadi jangan pelit." cibir Peat pada Noeul

" Biarkan.." Noeul menjulurkan lidahnya menanggapi cibiran Peat

" Baby.." Noeul merasakan sebuah tangan melingkar pada pinggang rampingnya

" Heum.." sahut Noeul sebagai jawaban

" Ayo kita ke kamar." Boss merasa tubuh istrinya pasti sudah lelah seharian harus berdiri menyapa tamu yang hadir hingga kini menjelang tengah malam

Noeul mengangguk sebagai jawaban. Ditengah pasangan pengantin yang berjalan menuju ke kamar presidential suite mereka di hotel mewah ini.

Tharn dan Pawat menghadang pasangan pengantin yang baru saja sah tadi pagi.

" Eul tidur dengan kami malam ini." ucap Pawat menarik tubuh adiknya

" Benar sayang, kau tidur dengan phi mu saja malam ini." Tharn menambahkan dan Noeul hanya mengangguk karena dirinya benar-benar sudah lelah dan ingin segera tertidur

" Sudah, Kalian ini mengganggu pengantin baru saja." Type membawa tubuh anaknya dan memberikannya pada suaminya

" Sana Boss, bawa Eul tidur. Kasian dia sudah lelah." Boss mengangguk dan membawa Noeul dalam gendongannya, papa mertuanya memang penyelamat

Noeul sudah menyamankan dirinya dalam gendongan suaminya dan memejamkan matanya yang terasa berat.

Noeul bahkan tak terusik saat Boss melepas pakaian luar istrinya dan membasuh tubuh istrinya dengan air hangat lalu memakaikannya piyama agar Noeul merasa nyaman tidurnya.

Boss menatap dengan seksama wajah cantik yang kini sudah menjadi miliknya. Boss mengecup singkat bibir tipis yang begitu ingin dia coba dari sebulan yang lalu.

" Manis seperti pemiliknya." gumam Boss

Dirinya harus bisa meredam sejenak nafsunya untuk segera membuat sosok cantik itu menjadi miliknya seutuhnya, tubuh juga hatinya.

Boss meraih tubuh ramping Noeul untuk mendekat padanya dan memeluknya memberikan kehangatan di tubuh istrinya. Dan menyelimuti tubuh mereka bersama menuju ke alam mimpi menyusul Noeul yang lebih dulu kesana.

" Sweet dream babe.."





TBC

NAUGHTY BABETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang