Setelah shalat isya mereka laksanakan, mereka berdua pun makan malam bersama dengan keluarga ndalem. Ketika shalat isya tadi mereka berdua tidak saling bertegur sapa, karena gus fathi yang diam sedari tadi, sedangkan aisyah yang malu karena perkataanya. Sehingga ketika makan malam sudah berlangsung pun mereka tetap tidak bertegur sapa.
Ketika selesai dengan makan malam. mereka berdua kembali kedalam kamar dan barulah di situ mereka memulai obrolannya.
"Mas"panggil aisyah yang sudah tidak tahan karena sedari tadi tidak ada obrolan sama sekali.
"Hmm"hanya deheman saja yang gus fathi ucapkan.
"Mass"panggil aisyah yang kedua kalinya.
"Kenapa dek?"Tanyanya
"Mas kenapa diam saja dari tadi, apa mas marah sama adek?"Tanya aisyah dan gus fathi menggelengkan kepala.
Aisyah yang tidak puas dengan jawaban dari gus fathi pun lantas mendekat. Akan tetapi, Ketika langkah itu hendak mendekat. Aisyah tiba tiba tersangkut gamisnya sendiri yang akhirnya jatuh.
Bruk
"Arghhh"teriaknya yang menutup mata.
Tetapi aisyah merasa aneh,w aisyah tidak merasakan sakit apapun itu. Aneh----itulah yang aisyah rasakan, sehingga ia pun lantas membuka mata dan ia betapa terkejutnya, ternyata-----
"Ehh..."ujarnya yang langsung terdiam.
"Makanya hati hati dek jalannya"nasihat gus fathi.
"Iya mas maaf"katanya yang langsung lepas dari pelukan gus fathi.
Gus fathi yang menangkap aisyah ketika aisyah hendak jatuh. Tetapi ketika aisyah hendak melepaskan pelukan itu, tiba tiba lampu kamar mereka berdua mati. Aisyah pun lantas berteriak ketakutan dan memeluk kembali gus fathi.
"Arghhh----lampunya kok mati mas, adek takut"lirih aisyah.
"Hustt tidak ada apa apa dek, bukan hanya kamar kita aja yang mati lampu. Pesantren pun sama"ujar gus fathi yang mengusap punggung aisyah.
Aisyah sendiri malah memeluk dada bidang gus fathi dengan erat. Hangat dan nyaman itulah yang aisyah rasakan ketika memeluk suaminya.
"Tapi adek takut mas"keluhnya yang kembali memeluknya dengan erat.
"Tidak ada apa apa, mending kita tidur aja"ucapnya dengan lembut.
"Mas tuntun adek ya, adek gak mau jalan sendirian. Takut nanti mas malah pergi lagi"ujar aisyah yang cemberut sedangkan gus fathi terkekeh pelan mendengarnya.
"Iya iya---tapi lepasin dulu pelukannya atuh, gimana mas mau jalannya"kata gus fathi.
"Hehe iya mas maaf"ujar aisyah yang tertawa pelan sambil menampilkan deretan giginya.
Mereka berdua berjalan pelan masuk ke kamar. Selama berjalan aisyah selalu mengenggam erat tangan gus fathi, yang seakan akan ia takut untuk di tinggalkan. Ketika sudah hampir sampai, tiba tiba aisyah kesandung sebuah benda ntah apa itu dan akhirnya.
Bruk
"Ahhhh"teriak aisyah lagi yang kembali menutup matanya.
"Dek"lirih gus fathi
Aisyah membuka mata dan betapa terkejutnya. Ternyata kini di depan mata, aisyah melihat sang suami yang sedang menatapnya dengan tatapan sayu. Ya mereka berdua jatuh berdua karena aisyah yang memegang erat tangannya tadi.
"Dek boleh ya"lirihnya.
Sedangkan aisyah hatinya sudah berdebar tidak karuan ketika mendengar permintaan gus fathi.
"Boleh apa mas?"Tanya aisyah gugup.
"Hak mas malam ini"ujarnya yang kembali menatap mata aisyah dengan sayu.
Aisyah yang sudah siap lahir batin pun menganggukan kepala dan gus fathi tersenyum ketika melihat aisyah menganggukan kepala.
"Kita shalat sunnah dulu dek"ujarnya yang mereka berdua mengambil air wudhu, dan shalat sunnah 2 rakaat terlebih dahulu sebelum mereka melakukannya.
Setelah selesai shalat, aisyah mencium tangan gus fathi dengan takzim dan di susul gus fathi yang mencium kening aisyah. Tatapan mereka berdua bertemu, gus fathi mendekat ke aisyah, yang membuat aisyah pasrah jika memang malam ini ia harus kehilangan mahkotanya sebagai perempuan. Toh hilang oleh suaminya sendiri pun.
Gus fathi semakin mendekat, dan tak lama kemudian bibir gus fathi dan bibir aisyah menempel satu sama lain. Lumatan kecil mulai gus fathi lakukan dan akhirnya aisyah pun mengimbangi permainan gus fathi.
Setelah permainan bibir selesai, gus fathi mengangkat tubuh aisyah dan di baringkanlah aisyah di kasur. Sebelum memulai ke permainan yang lebih jauh lagi, gus fathi kembali bertanya kepada aisyah.
"Kamu benar benar udah siap kan dek?"Tanya gus fathi yang memastikan.
"Lakukan mas, adek ikhlas melepaskannya malam ini"jawab aisyah.
Gus fathi tersenyum mendengar jawaban aisyah, dan ia pun membaca doa sebelum memulainya. Doa yang gus fathi bacakan adalah doa yang di sunnahkan sebelum melakukan hubungan suami istri.
""Bismillahi Allahumma jannibnaassyyaithaana Wa Jannibi Syaithoona Maarazaqtanaa."
Artinya: "Dengan nama Allah, Ya Allah, Jauhkanlah kami dari gangguan setan dan jauhkanlah setan dari rezeki (bayi) yang akan Engkau anugerahkan pada kami." (HR Bukhari).
Barulah setelah membaca doa tersebut gus fathi melakukan apa yang sering di sebut dengan surga dunia. Malam yang sangat indah, dan lampu kamar yang mati tidak membuat mereka kesulitan untuk melakukannya.
Malam ini aisyah melepas keperawanannya, dan semoga niat yang baik menghasilkan yang baik juga. Dan semoga benih benih itu kelak akan menghasilkan putra dan putri yang shalih, shalihah, untuk pasangan halal gus fathi dan aisyah. Adzan subuh berkumandang, aisyah menggeliatkan badannya.
Badan aisyah serasa sakit setelah semalam tadi, aisyah tengok kesana kemari mencari sang suami, tapi tidak ada. Ketika mendengar suara gemericik air, aisyah pun mengira bahwa suaminya sedang berada di dalam kamar mandi. Tak lama setelah itu, gus fathi keluar dengan rambut yang masih basah yang membuatnya berkali kali jauh lebih tampan.
"Sudah bangun dek"ujarnya dan aisyah menganggukan kepala.
"Masih sakit?"Tanya gus fathi.
"Se--dikit mas"ujar aisyah yang gugup karena malu.
"Yasudah adek mandi dulu gih, masih bisa jalan kan?"Tanyanya lagi dengan lembut.
"Bisa mas, yaudah adek mandi dulu"ujarnya dan gus fathi berdehem sebagai jawaban.
Aisyah masuk ke dalam kamar mandi dengan berjalan dengan sangat lambat. Dan ketika sudah masuk aisyah lantas mandi dan setelah itu berwudhu untuk shalat shubuh. Sekitar 15 menit, aisyah keluar dari kamar mandi yang keadaannya sudah jauh lebih baik. Segera mereka berdua shalat subuh berjamaah dan di lanjut aisyah pergi ke dapur untuk membantu membuat sarapan.
10 menit kemudian, aisyah masuk lagi ke dalam kamar dan melihat sang suami sudah rapi dengan pakaiannya.
"Mas sarapannya sudah jadi"kata aisyah.
"Iya dek sebentar, oh iya nanti siang sekitar jam 10, mas sama ayah---bunda mau pergi dulu ya"ujar gus fathi.
"Pergi ke mana mas?"Tanya aisyah
Gus fathi akhirnya menjelaskan perihal khitbah sang adik kepada sahabat aisyah yaitu masny. Dan aisyah yang mendengar Gus Fatih akan mengkhitbah masny di depan keluarga, sangat senang mendengarnya.
"Maasyallah, jadi mas sama yang lain mau pergi kesana."
"Iya kamu mau ikut?"Tanyanya
"Pengennya si ikut mas, tapi adek ada kelas siang. Nanti mas ceritain aja deh gimana perihal khitbah yah"ujar aisyah.
"Yasudah mas mau ke ruangan dulu. Baru nanti jam 9 mas berangkat"ujarnya dan aisyah menganggukan kepalanya.
Mereka berdua berjalan ke ruang makan dan sarapan pagi bersama dengan keluarga yang lain. Setelah selesai, aisyah pamit untuk pergi ke kelas sedangkan gus fathi ke ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah & Ujiannya[End]
Teen Fiction📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Ketika hati ingin hijrah, tetapi keluarga malah menentang. Bagaimana rasanya? Perjalanan hijrah yang Aisyah lewati, banyak melalui rintangan dan ujian. Akankah Aisyah mampu untuk melewati ujiannya? Lantas bagaimana kelanjut...