5.Berusaha kabur?

2.7K 464 40
                                    

____

3 hari berlalu sejak datangnya surat tersebut. (M/n) terus kabur dengan banyak alasan dari Liyuan dan Rose yang mendadak setuju agar ia datang ke acara itu. Alasannya?kalau bagi Rose, kesatria berambut merah itu baru saja sadar jika (m/n) datang, maka pemuda itu bisa memiliki kesempatan bertemu Felix! Dan akhirnya dongeng romantis yang Rose impikan akan muncul secara kenyataan!

Mana mungkin gadis cantik ini melewatkan kesempatan sekali seumur hidup itu?!

Lalu Liyuan? Ia tergiur dengan iming-iming mendapatkan menantu dan sekotak tanaman herbal dari Rose yang memohon agar wanita itu membiarkan (m/n) datang.

Siapa tau hoki dapet Kim Dokja, puji Syukur Liyuan ntar, tapi di gebuk Yoo Jonghyuk dulu😩

Tapi (m/n) yang sejak awal memang hanya ingin menjadi Robin Hood tanpa menjadi Cinderella yang lari dikejar kambing mana mau tiba-tiba datang! Iya benar, matanya itu berbeda dari safir Obelia kebanyakan! TAPI TETAP SAJA RAI NYA ITU LOO SATU PABRIK SAMA ABAH!!

Hari ini pun tak jauh berbeda, ia kabur dari kastil giok miliknya. Kediaman Alger yang memiliki lambang mawar merah. Biasanya ia akan kabur ke wilayah penduduk biasa, tapi karena Rose dan Liyuan sangat mengerti kebiasaannya, pemuda itu memilih untuk bersembunyi di tempat lain.

Jadi ia pergi sedikit lebih jauh, persetan dengan tubuhnya, selama jantungnya tak kumat mendadak, ia aman!

Kakinya melangkah dan terus membawanya menjauh, anak anak yang melihatnya tersenyum dan melambaikan tangan pada bangsawan favorit mereka.

(m/n) jelas balas tersenyum dan mengusap rambut anak-anak itu sebelum kembali berjalan pergi meninggalkan para bocah yang menatapnya dengan berbinar.

Waktu berlalu cukup cepat, akhirnya Pangeran berujung Baron kaya raya itu sampai di sekitar kebun kopi miliknya, ada sebuah pohon zaitun di belakang tempat itu. Jadi tanpa menunggu apapun lagi, ia mulai memanjat dengan berpegangan pada bagian pohon yang bisa di panjat. Seperti seekor monyet yang pro, ia bisa dengan mudah naik lalu duduk di bagian ranting yang cukup kuat.

"Hah...akhirnya aku bebas dari gadis gila itu dan ibu"ucapnya tersenyum lega sembari mengusap pundaknya. Pemuda itu tampak senang, ia mengayunkan kakinya dengan riang karena yakin jika Rose takkan bisa menemukannya di tempat ini. Kenapa? Karena banyak yang percaya jika pohon ini angker.

Tangannya merogoh kuaci di sakunya, mengupas kuaci itu dan membuang kulitnya langsung ke bawah. Sepertinya ia tak sadar rombongan istana yang kebetulan melewati jalan di samping kebunnya itu.

Claude juga ada di sana, pria itu mengendus sihir yang begitu besar ada di sekitar sana. Biasanya kaisar itu akan merasa waspada, tapi entah kenapa sihir besar yang ia rasakan ini terlalu murni untuk di cekik olehnya.

Matanya mengedar, berusaha mencari asal muasal sihir misterius ini hingga akhirnya ia menemukan pohon zaitun yang begitu besar tumbuh tak jauh dari sana.

"Yang mulia, apa ada sesuatu?"Felix berjalan menghampiri rajanya, menanyakan apa yang tengah di pikirkan oleh pria yang terus menatap pada pohon zaitun yang tak jauh dari hadapannya.

"....pohon itu, ada seseorang yang ada di atasnya" Felix langsung memasang posisi siaga, beberapa kesatria juga langsung menarik pedang milik mereka siap melindungi Claude yang bergeming.

Felix dengan sigap mengeluarkan pedangnya, berdiri di depan tubuh Claude dan menatap tajam ke arah pohon besar itu. "Yang mulia tolong mundur, bisa jadi itu adalah musuh"ucapnya dengan waspada

Tapi Claude hanya bergeming, menatap kesatrianya itu melangkah perlahan menuju pohon itu tanpa menyadari (m/n) yang sibuk mengupas buah pisang yang entah ia dapat darimana. Mungkin ia tengah mendalami peran sebagai monyet sungguhan _-

Langkah demi langkah, pria itu makin dekat, ia mengitari pohon itu dan mulai perlahan mendongak pada sisi yang salah. Itu membuatnya tak bisa melihat (m/n) yang tertutupi daun pohon yang lebat.

'tak ada siapapun, tapi yang mulia tak mungkin salah'batin Felix berusaha menajamkan kemampuan aura miliknya.

Tapi sayang sekali (m/n) tak memiliki aura, pemuda itu cuma punya Mana. Dan itu yang membuat Felix makin tak bisa menemukannya.

Sementara itu, dari kejauhan, Rose yang sudah melihat posisi (m/n) kemudian melihat Felix dengan tatapan aneh. "Kenapa kakak mengendap endap begitu? Ini kebun milik (m/n), apa dia mau jadi maling?"gumam gadis itu menghampiri Felix dan menepuk pundaknya, mengejutkan sang kakak yang reflek menoleh dan hampir menebas kepala sang adik yang reflek menangkis pedang miliknya menggunakan pedang yang ia tarik dari pinggang.

"Rose?!"

"Kau ini kenapa sih?! Ingin membunuhku ya?! Lagian apa yang kau lakukan di kebun kopi milik Baron Alger?"bentak Rose mendorong Felix menjauh. Claude yang melihat itu mengernyit, ia kenal Rose. Tentu saja, pria itu mulai berjalan mendekat, menghampiri Robane bersaudara itu dengan ekspresi datar miliknya.

Rose menoleh, meski tak menyukai pria ini, gadis itu tetap membungkuk dan memberi salam "semoga berkah memberkati matahari kekaisaran"Claude mengangguk sekilas

Felix menyenggol bahu gadis itu "apa yang kau lakukan disini?"tanya Felix

Rose memutar bola matanya dengan jengah, "itu pertanyaanku, apa yang kau lakukan di kebun milik Baron Alger?"

"Baron Alger? Baron baru yang tak pernah muncul dalam sosial itu?" Claude berkata dengan tanda tanya di nada suaranya.

Rose dengan santai mengangguk, "benar, ini kebun milik Baron Alger, dan saat ini aku sedang mencarinya"

Felix mengernyit, "bukankah Baron memiliki tubuh yang lemah?"

Rose mengangguk"ya, lemah. Tapi itu karena ledakan sihir dalam tubuhnya. Bukan berarti dia sekarat. Dia masih bisa bergelantungan di atas pohon seperti sekarang"

"Sekarang?"beo Felix dan Claude. Mereka perlahan mendongak dan membelalakkan mata mereka saat melihat seseorang duduk di atas dahan dengan santai sembari memakan buah pisang di tangannya.

rambut pirang panjang dengan sepasang mata safir misterius yang memiliki bintang putih di bagian tengah pupilnya. Tapi bukan itu yang mengejutkan! Melainkan wajah orang itu yang sangat mirip dengan sang kaisar Obelia.

Rose melambaikan tangannya sembari berteriak "(M/N) TURUNLAH! PERCUMA KAU KABUR DARIKU! AKU SUDAH MENEMUKANMU!"teriak gadis itu mencuri perhatian (m/n), pria itu menggigit pisang miliknya sembari menoleh ke bawah, mematung dengan wajah pucat saat matanya bertemu dengan mata Claude yang tampak cengo di tempat.

"Apa yang kau tunggu? Turun!"pekik gadis itu

Wajah (m/n) semakin pucat, pemuda itu langsung tak tau cara turun dalam sekejap. Tubuhnya gemetar dengan keringat dingin bercucuran 'ah anyink, percuma gua kabur kalau endingnya malah ketemu dalam kondisi seabsurd ini'batinnya sembari memegangi jantungnya yang tiba-tiba terasa sakit.

"(M/n) ada apa?"Rose yang khawatir

"Baron Alger?! Kau baik-baik saja?"tanya Felix ikut menyadari wajah pucat (m/n) yang mulai memeluk dahan pohon dengan erat

"Aku...aku tak bisa turun."

"APAAA?!"
.
.
.
.
.

"KAK SELAMATKAN JULIET MU!"Rose yang histeris sembari menjambak Felix yang memekik kesakitan "AAARRGGGHH HEI LEPAS LEPAS!"raung pria itu panik.

"....lompat, ku tangkap"Claude yang dengan santai merentangkan kedua tangannya pada (m/n) yang makin sekarat.

'boleh ku injak pala nya gak sih?'

TBC
Jangan lupa vote nya Minna Ó⁠╭⁠╮⁠Ò

Sapphire blue - WMMAP x Male Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang