18.Mendekati acara

1.7K 277 8
                                    

____

Beberapa hari berlalu, istana saat ini tengah sangat di sibukkan dengan acara ulang tahun kaisar mereka. Claude sebenarnya ogah, tapi mau bagaimana lagi? Ia tetap harus menggelar acara ini meski pikirannya terus melayang ke arah (m/n) yang sejak beberapa hari terakhir ini sibuk berkeliaran entah kemana. Pemuda itu sebenarnya sudah mengatakan bahwa ia ingin pulang, tapi Claude jelas tak mengizinkan dengan seribu alasan untuk menahan pemuda itu tetap di istana

Claude selalu panik tiap kali pemuda itu hilang, bagaimana jika (m/n) terjungkal ke sungai? Bagaimana jika pemuda itu nyungsep ke dalam danau dan di ayun ayunkan monster akar teratai yang menggantungnya di udara? (M/n) Kan cakep! Jangankan Claude, monster pun pasti klepek klepek!:(

Pada akhirnya Claude juga tetap tak bisa menghentikan pemuda itu berkeliaran kemanapun yang ia inginkan. (M/n) Itu seperti seekor anak ayam. Ia mudah mati jika tak di rawat dengan baik, tapi mengurungnya terus juga takkan berakhir baik. Claude hanya bisa pasrah dan membiarkan (m/n) berkeliaran kemanapun asal tak keluar dari istana. Toh Claude tau bahwa pemuda itu lebih sering menghabiskan waktu di tempat Athanasia. Bayi itu benar benar merebut semua perhatian (m/n) dengan mudah.

Kadang Claude selalu bertanya, apa ia harus jadi bayi dulu agar (m/n) mau memberinya lebih banyak perhatian? Ugh, Claude juga heran kenapa ia menjadi sangat haus akan perhatian Baron itu. Padahal wajah mereka sama, apa yang istimewa dari permatanya itu? Claude pun tak mengerti.

(M/n) Itu tak punya adab, sengklek, pemarah, tak segan menendang wajahnya dan merupakan orang kasar yang jauh dari tata Krama bangsawan. Apa yang Claude inginkan dari piyik ini sih?_-

Siang itu langit tampak cukup cerah, kebiasaannya yang tak bisa hilang itu kembali membuat sosoknya bertingkah seenak jidat tanpa memikirkan tata krama. Pernah hidup sebagai gelandangan di masa kecil membuat ia memiliki reflek dan kebiasaan aneh. Di saat Felix yang ditugaskan untuk mengawalnya hari ini, (m/n) justru menghilang dan bersantai pada dahan dari salah satu pohon besar di sana.

Tak menghiraukan Felix yang terus berputar kesana kemari untuk menemukannya, pemuda pirang itu justru tampak santai sembari memangku Leorensius yang berada di atas pangkuannya. Anak itu bergeming, tubuhnya yang transparan tak bisa dilihat kecuali oleh (m/n) yang kini memegangi tubuhnya.

".....kau benar-benar pembuat onar ya, Claude akan sangat khawatir loh"ucap Leorensius. Ia menatap wajah sayu dari (m/n). Akhir akhir ini pemuda itu mendapat siklus ledakan mana yang lebih tinggi dari biasanya. Itu aneh, sejak awal aku pernah menyebut bahwa biasanya ia mengalami ledakan itu sekitar 1 atau 2 bulan sekali. Tapi saat bertemu Claude, mana nya seperti berkecamuk dan meluber kemana mana.

Bahkan di hari pertama bertemu Claude, ia sudah mengalami ledakan 2 kali. Leorensius meski baru mengikat diri dengan (m/n). Bohong jika hantu itu tak mengerti. Mana Claude yang telah ternodai sihir hitam membuat mana (m/n) semakin sensitif dan saling bertubrukan. Mungkin itu adalah pemicunya.

'atau ada orang lain yang memicunya. Sihir gelap di kepala Claude tak sebesar itu..'batin Leorensius khawatir. "Kau harusnya kembali. Hari ini Claude pasti lebih khawatir lagi"

"Biarkan saja dia khawatir. Itu tak seperti aku peduli. aku hanya peduli pada rakyat"ucap (m/n) ketus. Leorensius mengernyit, tangan mungilnya bergerak menyentuh pipi (m/n) yang terasa dingin. Mungkin itu alasan kenapa (m/n) mulai mengatakan hal aneh.

"...lagian aku..benci Tiran."lirih (m/n). Itu berhasil membuat Leorensius bergeming dan menunduk dengan ekspresi malas. 'kenapa dia lahir dengan hati heroik seperti ini sih? Dasar tipikal MC'

"Ah terserah. Tapi tolong jangan buat Claude menangis. Aku akan memukulmu dengan panci"ucap Leorensius manggut manggut dengan wajah tegas. Ia tampak masih kukuh pada pendirian awalnya untuk tetap gentayangan demi menghindarkan Claude dari kecerobohannya sendiri.

"Ah disana anda rupanya, apa yang anda lakukan di situ Baron Alger?"Suara Felix menginterupsi, itu membuat (m/n) menunduk dengan wajah sayu. Ia merasa kurang enak badan hari ini dan ia tak tau kenapa. 'ah tubuh lemah sialan ini'batinnya.

Ia memegangi tubuh pohon itu dan menatap Felix yang sepertinya mengerti. Pria itu merentangkan kedua tangannya bersiap menangkap (m/n) yang menjatuhkan diri dari atas.

WHUSH!

Angin semilir berhembus, menerpa rambut pirang panjang miliknya yang berkibar dengan indah. Suara gemerusuk dedaunan yang saling bergesekan terdengar, di ikuti oleh suara dari sepasang tangan yang berhasil menangkap tubuhnya.

GREP!

"Baron?"

(M/n) Membuka mata safirnya, bintang putih miliknya tampak pudar saat ia menatap wajah Felix yang tersenyum padanya. Kau bertanya kenapa Felix di bolehkan menjadi pengawal sementara baginya? Jawabannya simpel, Claude ingin menjauhkan Rose sebisa mungkin dari pemuda itu. katakan saja Claude kekanakan. Tapi Rose juga tak menolak dan justru memekik kegirangan menyadari kesempatan Felix mulai datang.

"Aku mengantuk.."lirih (m/n) mengerjap beberapa kali. Kepalanya terasa berat, Felix hanya membenarkan posisi Baron itu agar bisa menyender pada dadanya.

Kesatria itu hanya berpikir bahwa tubuh lemah (m/n) memerlukan istirahat, jadi ia tanpa rasa curiga apapun langsung membawa pemuda itu kembali ke istana raja meninggalkan Leorensius yang bergeming dengan binar yang sulit di jelaskan dibalik netra delima miliknya.

'perasaanku tak enak'batin Leorensius. Hantu yang melayang di udara itu menoleh ke belakang, merasa seperti seseorang tengah memperhatikan Felix dan (m/n) dari balik pepohonan. Hantu itu bergeming, ia melayang menuju tempat itu dan berkeliaran kesana kemari untuk memastikan tak ada seorang pun yang ada disana.

".....?"Leorensius bergeming, ia akhirnya turun dan menapak di atas rerumputan itu saat matanya tak sengaja menemukan sesuatu yang mencuri perhatiannya.

Itu adalah sebuah Bros kecil, dengan berlian ungu yang menghiasinya. Ia memungut Bros itu lalu menatapnya dalam keheningan.

'.....Perasaanku tak enak'batin Leorensius dengan keringat dingin bercucuran

TBC

Leorensius!

Nama aslinya tetap Anastacius De Alger Obelia. Dia ini versi AU di sini ya. Di mana saat Aethernitas mempengaruhi Anastacius, jiwa nya itu kepecah jadi dua. Yang satu meninggal dan jadi hantu di umur 12 tahun, sementara yang satu lagi tetap menjadi Anastacius tapi di kendalikan dan di setir oleh Aethernitas.

Dua belahan jiwa ini punya ego yang bertolak belakang walau asal mereka sama. Karena Leorensius jiwanya murni anak 12 tahun yang tewas tanpa jasad, otomatis sisi lugu dan murninya masih ada, sementara Anastacius yang di kendalikan Aethernitas, pikirannya sudah di cuci oleh si aki aki sialan itu ^^

Ya, jadi disini ada 2 Anas Obelia. Anasnya emen ga diitung ya, beliau cuman Divine spirit aja^^

Sapphire blue - WMMAP x Male Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang