7.ketertarikan?

2.9K 431 32
                                    

"yang mulia? Kenapa kau memakan rambutku? Itu bukan gulali atau permen kapas"ucap (m/n) dengan tubuh gemetar dan wajah syok, sepertinya ia akan mengalami serangan jantung asli karena Claude yang hanya meliriknya sebentar lalu menjawab "aku tau itu, tapi rambutmu manis seperti madu"astaga, pria ini kenapa terlalu jujur sih?!

Bahkan Rose dan Liyuan sudah menjatuhkan rahang mereka tak percaya. Apa kaisar Mereka sudah kerasukan? Kenapa tingkahnya jadi agak aneh begini?

(M/n) yang makin merasa merinding dengan hati hati menarik keluar rambutnya dari mulut Claude yang menatapnya datar. "bagaimanapun juga, rambut saya bukan permen kapas. Ngomong ngomong kenapa anda ada di kebun kopi saya?"ucapnya berusaha mengalihkan pembicaraan.

Claude mendengus pelan, ia tau ia bertingkah aneh saat ini. Tapi ia sendiri tak bisa menekan rasa ingin tau dan perasaan ingin berada di dekat pemuda di hadapannya itu.

".....yah, aku berpikir mungkin mengunjungi salah satu Baron ku?"jelas itu kebohongan!!

"Yang mulia, bukankah kita baru kembali dari perbatasan untuk-

Ucapan Felix terhenti, pria itu reflek bersembunyi di balik pohon Zaitun setelah mendapati delikan tajam dari sang raja yang seolah akan melemparnya ke mulut buaya.

'Ajudan sialan'Batin Claude

Pria itu kembali menatap (m/n) yang tersenyum kaku, memperhatikan pemuda yang bagaikan cermin bagi dirinya itu lalu berkata "....benar, aku memang dari perjalanan sebelumnya. Tapi ku rasa, aku mengganti tujuanku sekarang. Aku ingin mengenal mu Baron Alger"

"Bukankah anda sudah mengetahui nama saya-

"Kau tak pernah muncul dalam sosial, jadi apakah aku salah untuk ingin melihatmu sekarang?"

'rumit, semakin rumit! Sialan kenapa begini?!'batin (m/n) yang misuh misuh dalam batinnya. Meski di luar, ia terlihat kaku dan tersenyum canggung di depan Claude yang sekarang. "Tidak mungkin aku berani mengatakan bahwa kau salah, yang mulia"jawab (m/n) meski batinnya terus mengeluarkan kata kata mutiara penuh makna.

Raja Obelia itu bangkit, ia menatap (m/n) yang masih duduk dan berpikir memang pemuda itu perlu istirahat. "Datanglah ke istana ku"

"Eh?"tak hanya (m/n), tapi Felix, Rose dan Liyuan juga menatap Claude dengan wajah kaget mereka.

Sementara sang empu hanya menunjukkan wajah datar sebelum akhirnya berkata, "bukankah aku harus lebih mengenal Baron baru yang katanya jenius itu hum?"

'setahuku kau itu karakter irit bicara, kenapa sekarang kau cerewet sih?'batin (m/n) tersenyum kaku

"Yang mulia, anda sudah melihat sendiri kondisi putra saya, saya bukan bermaksud menolak, tapi sebagai ibu yang mengasuhnya, saya khawatir"

"Apa kau meragukan diriku?"Claude dengan tatapan dingin yang mengarah pada Liyuan. Wanita itu menelan ludah dengan kasar, menggeleng pelan dan berkata "bukan seperti itu, aku hanya khawatir-

"Tidak apa apa ibu, aku akan datang ke istana"ucap (m/n) menyentuh pundak Liyuan yang menatapnya dengan penuh kekhawatiran"tapi bagaimana jika ledakan mana mu terulang di waktu tak tepat?"tangan wanita itu menyentuh pipi sang putra dengan ekspresi penuh kekhawatiran "kau bahkan tak kuat berjalan lebih jauh dari wilayah ini! Perjalanan jauh menggunakan kereta kuda juga menambah lelah mu"

'ibu aku tak selemah itu kok!'batin (m/n) nelangsa. Padahal tubuhnya baik baik saja, hanya bentrok dengan besarnya sihir yang ia punya.

"Kalau itu yang kau khawatirkan, maka tenang saja. Aku akan bertanggung jawab pada keselamatan putra mu itu."ucapan Claude berhasil membuat Liyuan berpikir sejenak. Yah, meski tak memihak istana, wanita itu tau, setidaknya Claude sedikit lebih baik daripada kaisar yang sebelumnya.

Wanita itu dengan tak rela akhirnya mengangguk. Membantu (m/n) bangkit dan menyisir rambut sang putra dengan jemari tangannya.

Para kesatria yang sebelumnya di minta Felix mencari tabib akhirnya datang dengan beberapa tabib yang bisa mereka temukan. Claude melirik dan mengangkat tangannya saat mereka selesai memberi hormat padanya "tidak apa apa, Baron sudah baik baik saja. Itu hanya ledakan mana, kalian takkan bisa menyembuhkan itu"ucap Felix

Claude menghela nafas pelan, menatap (m/n) sembari mengulurkan tangan padanya. "Ada apa yang mulia?"tanya (m/n) kebingungan

Pria itu mendengus pelan "bukankah kau bilang mau pergi ke istana? Kita pergi sekarang."

"Ha?"beo (m/n), tapi pemuda itu tak bisa menolak saat Claude menarik tangannya, tanpa pamit langsung berjalan pergi meninggalkan Liyuan dan para pelayan yang terbelalak kaget melihat Baron mereka di culik oleh sang kaisar.

Para tabib yang sebelumnya di panggil hanya bisa cengo, sepertinya gosip terbaru akan segera meledak sekarang.

"Tunggu! Uaaaa!! Bagaimanapun juga aku kesatria milik (m/n)!"pekik Rose berlari mengekori keduanya, Felix yang tau adiknya memang gadis yang pembangkang, langsung bergegas mengikuti. Matanya sedari tadi terus memperhatikan tangan rajanya dan sang Baron yang saling bergandengan. 'seperti saudara kembar' batin Felix

Tapi bukan itu yang di pikirkan oleh Felix sekarang, melainkan 'Bukankah Baron sedang sakit? Seharusnya ia Istirahat, Baron yang malang..'

'putraku yang malang. Yah, kau bisa merampok ruang harta sih jika kau kesana'Batin Liyuan

Rombongan itu kembali ke istana, tentu dengan kereta kuda. Kini (m/n) duduk di hadapan Claude yang terus menatapnya dari atas hingga bawah. "kudengar nama mu adalah Claudius, tapi kenapa Roseana memanggilmu (m/n)?"

(M/n) terkekeh pelan, "itu namaku saat aku masih kecil sebelum berganti sebagai Claudius Von Alger"

Claude tak merubah ekspresi datarnya, rasanya aneh melihat wajahnya pada diri orang lain dengan banyak ekspresi yang terus berubah-ubah.

".....seorang rakyat jelata, itu yang ku dengar. Roseana juga sering berkata bahwa kau awalnya hanya gelandangan"

'boleh ku sumpal mulutnya tidak?! ASAL KAU TAU YA! NASIBKU ITU SEPERTI XIE LIAN! PANGERAN YANG JADI GELANDANGAN SEPERTI INI!'batin (m/n) tersenyum manis oleh ucapan polos Claude tentangnya. Kenapa dewa memberinya saudara kembar tak peka seperti ini?!

"Itu tak salah, saya memang gelandangan dulunya. Lalu ibu saya mengambil saya sebagai anak asuh, saya tak pernah tau siapa orang tua saya"

"Sayang sekali, sepertinya kau melewati banyak hal selama ini"

'ya! Dan meski kau juga punya banyak masalah, tapi tetap saja! Kau enak hidup di istana! Setidaknya kau makan 3 kali sehari! Sementara aku? Bermain pok ame ame dengan monyet di hutan' batin (m/n) meski ia terus tersenyum ramah hingga pipinya terasa kaku sekarang.

Claude mencondongkan tubuhnya pada (m/n), membuat sang Baron terbelalak kaget dan reflek mundur hingga punggungnya menempel pada dinding kereta kuda.

".... bagaimana bisa seorang rakyat jelata memiliki sihir sebesar dirimu?"

Tangan pria itu bergerak menyentuh pipi (m/n), mencengkeramnya sedikit kasar, memperhatikan mata safir yang seolah mengkilap di depan matanya itu lalu berkata "dan matamu...aku yakin itu mata yang sama dengan safir Obelia"jantung (m/n) seolah berhenti berdetak, wajahnya pucat dalam sekejap, apalagi saat jari Claude mendekat pada pupil matanya. Apa saudara kembarnya ini sadar?!

"Tapi bintang ini membuatku sangat ragu. Kau siapa sebenarnya?"

TBC

Namanya juga kembar, insting Claude masih tajam. Dia bisa sadar kalau mata (m/n) itu seharusnya sama dengan miliknya. Hanya saja bintang di mata pemuda itu benar benar membuat sang kaisar ragu.

Jangan lupa vote nya Minna Ó⁠╭⁠╮⁠Ò

Sapphire blue - WMMAP x Male Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang