20.Sebuah kesepakatan?

1.7K 313 15
                                    

___

Lucas menatap (m/n) dan mendengus kesal. Meski agak kurang waras, Lucas masih cukup sadar diri untuk tak melawan (m/n) disaat seperti ini. Ia bisa menyadari mana besar mengalir dalam diri pemuda itu. Meski tampak lugu, Lucas tau (m/n) sepertinya bisa menjambak rambutnya hingga botak jika ia melangkah maju sedikit saja.

Penyihir itu mengangkat tangannya ke udara tanda menyerah "baiklah baik, aku takkan memakan bocah hantu milikmu itu."

Leorensius memeluk (m/n) dengan erat dan menjulurkan lidahnya kearah Lucas yang melotot kesal kearahnya. "Bocah ini-"

"Apa?!"sungut (m/n) mendekap Leorensius yang dengan senang hati bergelayut manja di pelukannya. Lucas berdecih, masih cukup sadar diri untuk tak memicu amarah pemuda ini.

"Baiklah baiklah, aku menyerah. Kenapa kau menatapku seperti kau akan menjambak rambutku sampai botak? Aku salah apa?"

"Pakai bertanya kau? Kau ingin melenyapkan spirit kesayangan ku! Tidakkah kau lihat dia cuman bocah hantu malang menggemaskan yang meski agak tolol dan terlalu goblok, dia tetap menggemaskan?"Leorensius mematung, speechless tak tau harus senang atau miris mendengar ucapan (m/n) yang terlampau blak blakan

"Ha?! Itu salah dia sendiri menyulut emosiku. Lagian dia yang membangunkan ku!"(M/n) Melotot, tapi kali ini ia melotot sangar pada biang kerok yang membangunkan Lucas di waktu yang tak seharusnya. Leorensius hanya bisa meringis dan tertawa kaku, meringkuk di dalam pelukan (m/n) yang mendengus kesal.

"Kalau begitu tidur saja lagi. Apa susahnya?"

"Mana bisa gitu?"Lucas menggeleng pasrah dengan ucapan (m/n) yang seolah ingin membuatnya tidur lagi dengan bujukan tak jelas. Pria itu berkacak pinggang, menghela nafas panjang dengan malas sembari berkata "tapi aku memang berniat memakan mana dalam diri hantu itu. Aku membutuhkannya untuk memperbaiki mana tubuhku"

"Kau bisa mencari pohon dunia. Tak perlu memakan milikku"Lucas mematung, ia menoleh kearah (m/n) yang mengatakan perkara pohon dunia dengan begitu mudah. Padahal ia yakin semua orang di era dulu hingga saat ini menganggap itu sebagai dongeng belaka. Tapi lihatlah sekarang, seorang pemuda manis di depannya ini mengatakan perkara pohon sakral itu dengan begitu gamblang?

"Kau tau pohon dunia?"Lucas

"Pohon besar mirip pohon zaitun itu?"Lucas kembali terbelalak kaget sementara (m/n) sudah bersweatdrop ria. Salahkan mulutnya yang mudah sekali keceplosan informasi yang ia punya! 'setelah ku pikir pikir, menjambak rambut Claude lebih menyenangkan daripada menghadapi penyihir gila yang berusaha mengembalikan mananya yang hilang'batin (m/n) nelangsa. Ia bisa melihat wajah Lucas menggelap dan ekspresi serius itu muncul di sana.

"Kau tau banyak rupanya. Jangan bilang kau sebenarnya adalah wujud asli buah pohon dunia yang jatuh ke dunia ini? Apa aku harus memakanmu?mana mu juga besar sekali, bahkan itu seharusnya sama atau lebih dari buah pohon itu"tak cukup Claude mengemut rambutnya, KINI ENGKONG JUGA MAU MELAHAPNYA?;

'eh kampret, Felix tolong~'batin (m/n). Kini ia menyesal kabur dari dekapan Felix yang membawa ia kembali ke istana.

Leorensius yang sadar bahaya langsung merentangkan kedua tangannya untuk melindungi (m/n) di balik punggung mungilnya "jangan mendekati Claudius!"pekik bocah hantu itu dengan wajah kesal yang justru tampak menggemaskan.

Lucas berdecih sembari menatap sinis pada Leorensius yang gemetar meski masih kukuh merentangkan kedua tangannya untuk melindungi (m/n) di belakangnya. "Kau cukup berani hantu kecil. Aku juga takkan memakan kontraktor mu. Lebih baik dari itu, aku punya kesepakatan"

"Kesepakatan apapun itu, itu takkan menguntungkan Claudius! Claudius lebih tertarik menjambak Claude!"(M/n) Speechless, Lucas apalagi. Leorensius masih kukuh merentangkan kedua tangannya demi melindungi (m/n) yang bergeming dengan wajah pias 'spirit tolol, Abang tolol, semua tolol'batin pemuda itu tertekan.

"Tunggu tunggu! Bukankah kau bilang Claude adalah kaisar saat ini?"Lucas menunjuk (m/n) dengan tubuh gemetar hampir tertawa tapi takut di lempar ke jurang "dia menjambak kaisar saat ini? Era benar benar mengarah pada ketololan"

"Rajanya saja tolol..."gumam (m/n) dengan wajah tertekan.

Leorensius menggeram, anak itu gemetar menahan emosi dan sabit besar miliknya mulai kembali muncul di atas kepala Lucas yang reflek mundur dan melesat bersembunyi dibalik tubuh (m/n) yang melotot kaget. 'apa tiap spiritku punya senjata sendiri?!'

"Yak! Lihat hantu mu itu!"

"Kau yang mulai! Jangan katai Claude konyol atau tolol!"pekik Leorensius, anak itu mengejar Lucas yang berlari terbirit-birit berusaha menghindari sabit besar yang terus berayun siap memenggal dirinya.

"AAAKHHH!! AKU AKAN MEMBALASMU NANTI HANTU JELEK!"Lucas yang berlari berusaha menyelamatkan diri

"KAU MENYEBUTKU JELEK! TAPI GEN KU MIRIP CLAUDE! ITU ARTINYA KAU JUGA MENGHINA CLAUDE! BERANI SEKALI KAUUU!!"Leorensius yang makin kerasukan Eren kembali melesat mengejar Lucas yang berteriak histeris "AAAAAAKHHH JANCOK!!"

"Aku tak terkejut"(m/n) dengan wajah datar sembari menatap dua makhluk penuh ketololan itu bermain kejar-kejaran di tempat itu. Pemuda itu memilih untuk duduk di bawah pohon, mengamati Lucas yang berusaha bertahan hidup dari kejaran sabit maut milik Leorensius yang terus mengejarnya.

Cukup lama keduanya berlari seperti anak kecil seperti itu, (m/n) sendiri hanya bergeming. Jantungnya kembali terasa sakit. Membuat pemuda itu mulai meringkuk sembari meremat dadanya dengan keringat dingin bercucuran.

Leorensius berhenti mengejar kakek tua itu saat menyadari mana (m/n) kembali membludak, anak itu panik dan reflek berlari menghampiri (m/n)"Claudius mana mu melonjak lagi!"pekik anak itu

Lucas menoleh, mata pria itu terbelalak dan entah reflek darimana lagi ia mulai bergegas menghampiri (m/n) yang diselimuti sihir berwarna merah dan hitam. "Oh sialan, kenapa tak bilang kau bisa mengalami luapan mana seperti ini?! Kau bisa mati bodoh!"meski kasar, pria itu tampak tetap mengeluarkan sihirnya, berusaha menenangkan gejolak sihir dalam diri (m/n) yang berangsur-angsur mulai membaik.

Sesuatu yang bahkan sulit dilakukan semua penyihir Obelia hingga membuat banyak sekali salah paham benar benar menjadi hal mudah untuk dilakukan Lucas.

Leorensius sebenarnya masih geram, tapi keselamatan (m/n) lebih penting disini. Anak itu tampak berkaca-kaca, memegangi tangan (m/n) seperti seekor kelinci kecil yang wortelnya baru saja direnggut oleh sang tuan.

"Claudius...(M/n)..hiks"

(M/n) Meraih kepala Leorensius dan menepuknya beberapa kali, membuat anak itu menunduk dengan wajah memerah menahan air mata yang sebenarnya sudah mengalir sejak tadi.

Kini pemuda itu baik baik saja, ia menatap Lucas dan berkata "terimakasih kurasa?"

Lucas berdecih, pria itu duduk di samping (m/n) tanpa mengindahkan Leorensius yang mendesis seperti kucing yang disiram air.

"Kau aneh, padahal kau keturunan kaisar Obelia. Tapi bagaimana bisa sihirmu sebesar itu? Matamu juga aneh"ucap Lucas

"Tunggu apa?"Leorensius yang terbengong oleh fakta

".....anyink"(m/n) yang speechless

TBC

Lucas kok gitu:(

Malah spoiler di depan dek nanas kan:(

Jangan lupa vote nya Minna Ó⁠╭⁠╮⁠Ò

Sapphire blue - WMMAP x Male Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang