13.Lee Jihye

2.1K 384 20
                                    

(m/n) tersenyum kaku, ia mengangkat kedua tangannya dengan wajah canggung. Di sebut sebagai permata kaisar, ia baru kali ini mendengarnya. "Yah, panggil aku Claudius saja bukan masalah besar, tak perlu memanggilku sebagai permata kaisar."ucapnya tersenyum canggung.

Para pelayan itu saling tatap satu sama lain, sebenarnya mereka agak terkejut melihat Baron yang menjadi alasan paniknya kaisar ini ada disini. Seorang pelayan memberanikan diri, namanya Seth, "tapi bukankah Baron seharusnya sedang koma?"

"Seth! Jaga ucapanmu, sebuah berkah bagi kita karena permata kesayangan kaisar kembali membuka mata!"sahut Lily dengan marah, Seth pun menunduk dan segera meminta maaf "maafkan aku tuan Claudius"

"Tak perlu meminta maaf, dan yah. Aku baru bangun beberapa saat lalu"ucapan (m/n) malah membuat wajah mereka pucat penuh khawatir. Bagaimana ya? Bagaimana cara aku menjelaskan ini? (M/n) itu di rumorkan koma, permata kaisar yang begitu di hargai oleh sang kaisar. Rumor Baron yang di kutuk juga menambah kekhawatiran mereka. Di mata mereka, (m/n) itu cuma piyik menggemaskan yang harus di lindungi!

"Oh astaga maafkan ketidakpekaan kami! Bagaimana kami bisa mengabaikan kesehatan permata kesayangan kaisar! Tuan masuklah, anda harus istirahat bukan?!"

"Tidak aku-

"Tidak apa-apa tuan! Istana Ruby memang istana yang kurang bagus, tapi kami akan melakukan yang terbaik untuk kenyamanan anda!"ucap Lily memotong ucapan (m/n) yang tersenyum kaku dengan wajah pucat.

Gadis itu dengan cepat memerintahkan pelayan lain menyiapkan ruang tamu. Tangannya yang menggendong bayi perempuan yang tak lain adalah Athanasia masih setia menggendong bayi yang hampir pingsan karena syok itu.

'tidak ada karakter bernama Baron Claudius, tidak ada permata kaisar selain Jennete, siapa orang ini?'batin si kecil dengan roh yang hampir copot dari raganya.

(M/n) sendiri juga sama, rohnya hampir lepas karena ia paling tak bisa menolak para pelayan yang bekerja keras demi kenyamanannya. Istilahnya, pengen nolak, tapi takut nyakitin hati perempuan. Gentle banget sih abangku~

Pemuda itu bahkan tak bisa menghentikan para pelayan yang pergi menyiapkan ruang tamu. Ia hanya bisa menghela nafas lelah, matanya melirik pada si kecil Athanasia yang berada di pelukan Lily "uh...bayi ini?"

"Ah maaf sebelumnya tuan Claudius, ini adalah putri pertama yang mulia Claude De Alger Obelia, tuan putri Athanasia De Alger Obelia. Dan sebelumnya, maaf atas kelancangan saya, saya Lilyan York, kepala pelayan di istana Ruby"ucap Lily melakukan curtsy sambil menggendong Athanasia yang terus memperhatikan (m/n).

'dia mirip kaisar tirani itu, tapi matanya berbeda. Apa aku harus mencuri perhatiannya? Siapa tau ia bisa menjadi dukunganku nanti' batin Athanasia, dengan pesona anak gemoy menggemaskan yang ia punya, ia pun berusaha meraih ke arah (m/n) sambil tersenyum dan terkikik geli menggemaskan. "Nya..nyaa nyaa.."

"Ah? Tuan putri? Anda mengira Baron sebagai ayah anda ya? Tidak tuan putri, dia adalah Baron Claudius"ucap Lily sembari menepuk nepuk punggung Athanasia yang meronta dan berusaha mencuri perhatian (m/n) yang menatapnya datar 'kau pikir aku luluh?'batin pemuda dengan darah yang mengalir dari hidungnya.

"Unh...naaaah!!! P-paaa!!(OH TIDAK PENYELAMAT KU! KUMOHON LULUHLAH!)'pekik bayi itu meronta dan mulai menangis yang membuat Lily gelagapan. "T-tuan putri..."

"Tidak apa-apa, kemarikan dia padaku"ucap (m/n) sembari mengulurkan kedua tangannya untuk mengusap pipi sembab Athanasia yang menggenggam telapak tangannya dengan dua tangan mungil miliknya. 'ya! Gendong aku tuan! Permata kaisar atau apalah itu! Kau kedengarannya menjanjikan! Ayo luluh lah! Bayi menggemaskan ini minta di gendong!'batin Athanasia

Lily sebenarnya ragu, tapi melihat Athanasia sangat ingin di gendong oleh (m/n), ia pun akhirnya pasrah. Perlahan wanita itu menaruh sang putri pada tangan sang Baron, memperhatikan si kecil Athanasia yang mulai tenang dan terkikik geli sambil memainkan rambut panjang (m/n) yang tersenyum tipis padanya.

'bagus, luluh! Ayo luluh om!'batin Athanasia

(M/n) mengusap rambut Athanasia yang masih tipis, mendekatkan wajahnya pada telinga bayi itu dan berbisik sesuatu yang berhasil membuat bayi itu mematung dengan wajah pucat.

"Lee Jihye, Bagaimana jika kita bekerja sama keponakan ku tercinta?"kekeh pemuda itu

Ia merasa puas melihat Athanasia yang mematung dengan wajah pucat. Pelayan yang menyiapkan ruang tamu kembali, dan pada akhirnya, mereka pun masuk ke dalam istana Ruby dengan Athanasia kecil yang terus menjambak rambut (m/n) dengan kencang.

'SIAPAPUN KAU! AKU BUTUH PENJELASAN WOEE KAMPRET!! SAHA ETAAA?!'batin Athanasia menjerit kencang sementara (m/n) hanya tersenyum biasa. Ia berpikir, 'ah, baru segini ia sudah meniru ku. Bagus, kau harus jadi keponakan yang memihakku, besok kita Jambak Claude bersama sama ya'batin Orang yang berani menjambak Claude dengan kedua tangannya.

Pada akhirnya, pemuda itu pun duduk di ruang tamu sambil memangku Athanasia kecil yang terus menarik narik ujung pakaiannya 'ayolah sialan! Kau pasti tau sesuatu kan?!'batin Athanasia kesal

(M/n) sepertinya menikmati wajah kesal bayi itu, tangannya bergerak menyentuh dahi Athanasia dan menggunakan sihir penghubung telepati padanya

'kau bisa mendengarku?'ucap (m/n) di pikiran Athanasia yang mematung dan mendongak kaget. 'ah?! Bagaimana bisa?! Tidak! Lebih penting dari itu, bagaimana kau tau nama asliku? Siapa kau?!'

(M/n) tersenyum, tangannya mengusap kepala Athanasia dengan lembut. Telepati itu terjadi hanya di antara mereka sementara Lily sibuk menyajikan biskuit dan secangkir teh untuk (m/n).

"Oh, tak perlu di tambah gula nona. Sebenarnya aku suka kopi, tapi aku akan tetap meminum teh nya"ucap (m/n) menghentikan Lily yang akan menambahkan gula batu.

"Ah begitu? Baiklah jika itu yang anda inginkan"jawab Lily

(M/n) tersenyum, pemuda itu menunduk menatap Athanasia dan kembali bertelepati 'yah, aku sama denganmu. Yang beda, aku terlahir sebagai saudara kembar Claude'

Mata bulat Athanasia melotot kaget 'huh? Tak pernah ada karakter dengan namamu kan? Tak ada yang menyebut saudara kembar kaisar sebelumnya. Matamu juga berbeda, lagian jika kau saudara kembar raja, kenapa kau hanya jadi seorang Baron?'

(M/n) menyentuh helaian rambut Tipis di kepala anak itu, 'aku juga tak tau. Claude juga tak tau'

'huh?'

'saat aku lahir, mereka membuangku, Claude tak tau kami kembar. Dan aku berjuang sendiri mendirikan wangsa ku'Athanasia tertegun. Ia mengerti sekarang. Ia tau ia tak seharusnya memikirkan nasib orang disaat takdirnya ada di ujung tiang gantung eksekusi. Tapi entah kenapa ia merasa iba pada pamannya sekarang.

'jadi kau pamanku?'

(M/n) mengangguk 'ya, begitulah.'

'tapi bagaimana kau bisa tau aku juga reinkarnasi?!'(m/n) mematung, ah benar. Alasan klise apa yang harus ia berikan? Tak mungkin jika ia bilang kalau Lee Jihye cuman karakter fiksi yang masuk ke karakter fiksi lainnya? Itu tak lucu ok!

'karena pohon kehidupan menuntunku untuk melindungimu' yup, orang yang menggunakan alasan melindungi untuk menyogok si kecil Athanasia yang gila perlindungan

Athanasia mengernyit, tapi bayi itu manggut-manggut mengerti. Lily yang merasa bingung dengan interaksi antara pemuda dan bayi itu kemudian berdehem "ekhem, apa anda membutuhkan sesuatu tuan?"

(M/n) menoleh dan tersenyum tipis sembari menggeleng. Tiba-tiba ide usil muncul pada otak positifnya. Ia menyeringai dan Athanasia mulai merasakan bencana mendekatinya.

"Oh ya, hari ini aku di undang makan siang bersama yang mulia, ia pasti akan senang jika tuan putri juga datang. Bolehkah aku membawanya?"
.
.
.
'OM OM BANGSAT!!'batin Athanasia histeris

TBC
Jangan lupa vote nya Minna Ó⁠╭⁠╮⁠Ò

Sapphire blue - WMMAP x Male Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang